3.

1.5K 115 16
                                    

Bosan.

jenuh.

itulah kata yang tepat menggambarkan suasana hati Sarah.

Bagaimana tidak?

Setelah seminggu pertemuan antara Rani, Dion, Alif, dan dirinya Sarah hanya berdiam diri dirumahnya.

Entah karena memang malas keluar rumah atau karena galau memikirkan hubungan antara Dion dan Rani.

Selama seminggu ini pula Risya selalu datang ke rumah Sarah.

"Kapan Axele pulang?" Lagi dan lagi pertanyaan yang sama diberikan Risya untuk Sarah.

Sarah melirik tajam setajam silet kearah sahabatnya "eitss santai dong Sar ngeliat gue."

Risya ketakutan, temannya ini kalau sudah dalam mode seperti ini siap-siap saja mengamuk seperti banteng.
Padahal Risya sedang tidak pakai baju merah ya 😁

"Huffffttt" helaan nafas kasar Sarah, dia kembali menelungsupkan kepalanya ke bantal. Kebetulan mereka sedang berada dikamar Sarah.

"Ceritakan padaku! Kau ini sebenarnya kenapa?" Hening, Sarah tetap bungkam.

Risya geleng-geleng kepala melihat tingkah sahabatnya yang sedang galau, senggol dikit bacok eeaaakkk.

Kruukk kruuuuk

Suara perut Risya, sepertinya dia lapar akhirnya dia memutuskan turun kebawah, daripada menunggu ataupun bertanya pada Sarah yang lagi galau.

Setelah kepergian Risya, Sarah mengangkat wajahnya dari bantal dan melihat kearah pintu kamarnya.

Tenang.

Sarah menyandarkan kepalanya di kepala ranjang dan memejamkan matanya, tapi kata-kata tentang Alif masih terngiang dipikirannya.

"Bunda"
"Kakak"

"Stooooppppp" jerit Sarah, sudah cukup dia tidak mau mengingat itu lagi masa bodoh.

Diapun bangkit dan menuju kebawah lebih tepatnya keruang makan dengan tersenyum, membuat seseorang yang ingin menyendokkan puding kemulutnya jatuh.

"Dasar labil, sebentar sedih sebentar ceria" batin Risya.

"Sudah galaunya nona?" Sarah hanya mengendikan bahu tanda acuh. Lalu dia membuka kulkas dan mengambil cake, ice cream, dan juga puding.

Membuat mata cantik Risya melotot kaget "kau ingin makan semua ini?" Sarah mengangguk "kau tidak sedang kesurupan kan, atau apa kau mabuk kuda lumping?" Perubahan Sarah membuat Risya merinding sendiri.

Sarah asyik memakan semua itu dimulai dari makan ice cream, lalu cake, kemudian puding tanpa perduli tatapan Risya yang terus melihatnya dengan pandangan bingung.

"Beginikah yang namanya cinta? Sehingga membuat orang galau, kemudian ceria dan tiba-tiba seperti orang kesurupan!" Batin Risya.

"Cinta benar-benar mengerikan" ucap Risya santai. Gerakan tangan Sarah yang menyendok pudingnya terhenti.

"Kenapa?" Tanya Risya saat melihat Sarah menatapnya dengan pandangan yang sulit diartikan.

Setelahnya Sarah menyuapkan potongan puding terakhir ke mulutnya, dan naik keatas kembali ke kamarnya.

"Eh mood-nya berubah lagi" Risya berbicara sendiri, lama-lama Risya yang jadi gila.

"Hadeeehhh, mana babang Axele belum pulang lagi"

"Adek kan jadi merana abangggg"

Fix, Risya sudah terkontaminasi juga oleh kegalauan Sarah.

Sarah's Love Story (Sudah Di Bukukan & Tersedia Versi E-booknya)Where stories live. Discover now