Twenty-fourth

5.2K 547 28
                                    

Aku tersenyum ketika melihatnya tergelak karena ulah konyolku. Sudah lama aku tidak melihatnya tersenyum dan menatapku penuh kegembiraan.

"Kamu suka sama aku sejak kapan?"

Niall langsung terdiam dan memejamkan matanya. "Aduh, maaf ya, aku lagi tidur, jangan diganggu."

Aku langsung mendekatinya dan mengecup bibirnya cukup lama. "Gimana? Kalau sekarang udah mau diganggu kan?"

Niall tersenyum jahil dan mengangguk. "Boleh boleh." Ia menatapku dalam-dalam. "Aku nggak pernah suka sama kamu."

"Lho? Kok kamu ngomongnya kaya begitu sih?"

Niall terkekeh kecil. "Iyalah, kan aku nggak pernah suka sama kamu, tapi aku cinta sama kamu."

"Sampai sekarang?"

"Iyalah sampai sekarang."

Aku tersenyum dengan pipi merah muda yang mengembang. "Ah, suka bikin malu." Aku menghampirinya dan duduk di sampingnya ketika dokter datang untuk melakukan pemeriksaan rutin.

Dokter itu tersenyum hangat kepadaku. "Selamat siang, Nona."

"Siang, dok. Bagaimana keadaan pacar saya?"

Dokter itu segera memeriksa denyut nadi Niall dan seluruh hal lain yang memang penting untuk diperiksa. "Ada kabar baik untukmu. Besok Niall sudah boleh pulang ke rumah."

Aku langsung menatap Niall dengan gembira begitupun sebaliknya. "Terima kasih, dok."

The Sweetest Thing // horanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang