Bab 11

2.8K 467 32
                                    

"Krist, ayo ke kantin!" Singto menarik tangan Krist yang baru saja keluar dari kelas.

"Euh, aku akan bertemu Dear dan Fang." Krist melepaskan tangan Singto. Pemuda tampan itu mengernyit dalam. "Oi, Pink!" Krist melambai pada Pink yang masih membereskan bukunya.

Pink menoleh. Memandang Krist penuh tanda tanya.

"Kau temani Singto ke kantin ya! Aku akan pergi, lalu Pat sedang bersama Totta!" Krist tersenyum lebar. "Sudah ya Singto! Aku duluan! Jaa ne!" Krist menepuk kepala Singto, lantas berlari menuju ruang penyiaran.

"Sejak kapan dia bisa bahasa jepang?" Gumam Singto tidak paham. Pink keluar dari dalam kelas. Keduanya saling pandang sejenak, sebelum akhirnya melangkah bersama menuju kantin. Kesunyian menyelimuti mereka berdua. Pink meremas jemarinya yang terasa bergetar. Rasanya semua semakin nyata sekarang.

.
.
"Kau terlihat sedang sedih!" Dear menusuk pipi Krist dengan jari telunjuknya. Ia sudah meletakkan komiknya diatas meja. Fokusnya kini sepenuhnya hanya pada Krist yang terlihat murung sejak tadi. Krist hanya melirik Dear sejenak, menghela napasnya kecil. Menangkupkan wajahnya dilipatan tangannya.

Dear menaikkan salah satu alisnya heran. Tidak biasanya Krist tampak lesu.

"Kau lapar? Sebentar lagi Fang akan datang." Dear menarik kesimpulan. Mungkin Krist banyak diam karena sedang lapar dan tidak ingin membuang energinya untuk hal percuma.

Awalnya Dear kaget karena Krist tiba-tiba datang ke ruang penyiaran di jam istirahat. Tidak biasanya. Krist hanya akan datang saat ada jadwal siaran, itupun setelah pulang sekolah. Kemudian wajah muram Krist, temannya itu sejak tadi juga menghela napasnya. Seakan ada pikiran berat yang menderanya.

Srett

Krist menegakkan kepalanya, memutar kursinya menjadi menghadap Dear.

"Apa?" Tanya Dear.

"Kau sudah bicara dengan Fang?" Tanya Krist antusias. Ia lupa beberapa detik lalu baru saja tampak muram.

"Hm."

"Lalu? Lalu?" Krist mendesak.

"Tidak ada apapun. Kami masih menjadi teman." Krist langsung memukul kepala Dear gemas. Ia tidak menyangka bahwa Dear bisa sebodoh itu.

"Dasar bodoh! Bodoh!"

"Yakk! Apa yang kau maksud hah?!" Dear balas memukul kepala Krist tidak terima. Jangan-jangan Krist sudah gila sekarang, makanya dari yang awalnya tampak sedih mendadak jadi jahat.

"Hoii! Ada apa ini!" Fang masuk kedalam ruang penyiaran. Ia kaget melihat Krist dan Dear sedang berkelahi. Fang meletakkan kotak makannya diatas meja, melerai Krist dan Dear yang masih tidak mau damai. Bahkan mereka sudah mau mencapai tahap berikutnya. Saling cakar.

"Dear bodoh!"

"Kau lebih bodoh!"

"Shut up!" Fang menampar mereka satu persatu supaya sadar. Ia merapikan ikatan rambutnya yang kusut. "Ada apa sebenarnya?" Tanya Fang pada akhirnya. Krist dan Dear saling memalingkan muka. Tidak mau menjawab pertanyaan Fang sama sekali.

Namun setelahnya mereka bertiga tertawa. Entah menertawakan apa.

"Hei, Krist. Kau menangis!" Fang menunjuk wajah Krist dengan panik. Melihat lelehan airmata jatuh membasahi pipi Krist.

"Tidak kok! Haha!" Krist masih berusaha tertawa. Ia mengusap airmatanya kasar. Fang dan Dear diam, memandangi Krist dengan lekat. Apa yang membuat Krist si konyol itu bisa menangis tiba-tiba begini.

Dear meraih kotak makan Fang. Menyodorkannya pada Krist. Tapi Krist tidak menerimanya.  Dear membuka kotak makan itu, menyumpit sebuah udang goreng. Memasukkannya dengan paksa kedalam mulut Krist.

Bitter Sweet [SingtoxKrist]Kde žijí příběhy. Začni objevovat