Bab 15

3.2K 455 26
                                    

"Dasar Krist bodoh! Kenapa bisa kau lupa membeli spagettinya hah?!" Pat memukul kepala Krist gemas dengan spatula. Krist hanya mengaduh meminta maaf karena melewatkan satu jenis makanan wajib mereka bertiga. Pat langsung bergegas ke minimarket yang terletak dua blok dari rumahnya. Menyuruh Krist membuat popcorn terlebih dahulu. Dibanding Pat mengamuk lagi, Krit akhirnya menuruti perintah gadis itu.

"Sedang apa?" Krist menegang ketika merasakan hembusan napas hangat Singto menyentuh tengkuknya. Suara meletup jagung membuat Krist akhirnya sadar. Ia bisa merasakan tubuh hangat Singto ada dibelakangnya. Krist memejamkan matanya sejenak. Jangan gugup Krist!

"Kau tidak lihat ya? Aku sedang memasak! Memang aku sedang lompat jauh apa?!" Krist menjawab ketus. Ia hendak mengambil mangkuk setelah mematikan kompor. Tapi Krist langsung berhadapan dengan dada bidang Singto yang dibalut kemeja putih. Krist bisa mencium aroma parfum Singto yang jantan namun juga lembut. Napas Krist lagi-lagi tertahan.

"Minggir kau!" Ucapnya berusaha mendorong Singto menjauh. Sayangnya Singto malah tidak bergerak seinchipun. Wajah Krist memerah sekarang. Sial dia jadi mirip gadis dalam anime yang kerap ditonton Fang diruang penyiaran!

"Krist dengarkan aku." Singto sepertinya sedang serius. Krist dengan ragu akhirnya mendongak, memandangi wajah Singto yang... astaga tampan! Kenapa dia baru menyadarinya sekarang.

"Apa?"

Singto semakin merapatkan diri. Kdist menahan dada Singto dengan kedua tangannya.

"Wow, bro. I can't breathe!" Krist memberitahu. Singto tidak perduli sepertinya.

"Kau ingin tahu siapa orang yang kusukai?"

"Uh? Tidak sih. Tidak penting juga!" Wah lidahnya berkhianat! Padahal dalam hati Krist sudah penasaran setengah mati.

"Aku menyukaimu." Rasanya jantung Krist akan meledak sekarang juga. Ia tak salah dengar kan?! Ini bukan mimpi kan? Singto memiliki perasaan sama seperti dengannya? Krist rasanya ingin menampar dirinya sendiri. Tapi ini jelas nyata. Ia bisa merasakan jantungnya menggila. "Ayo kita pacaran."

Krist menggigit bibir bawahnya menahan senyum.

"Huh? Memang aku menyukaimu?" Krist berusaha menggoda pemuda dihadapannya ini. Singto menaikkan salah satu alisnya. Apa dia baru saja ditolak? "Haha bercanda!"

"Kau-"

"Ayo kita berpacaran!" Sela Krist cepat. Ia tertawa sendiri dengan apa yang baru saja diucapkannya. Singto tertawa lega, ia memeluk Krist erat. Jadi begini ya rasanya perasaan kita terbalas? Singto memang merasakannya dulu dengan Pink. Tapi kali ini rasanya berbeda. Ia sangat bahagia, bahkan Singto sendiri tidak dapat mendeskripsikan seperti apa perasaannya.

"Ekhem, jadi ada yang baru saja menjadi kekasih? Auu, kasihan sekali diriku ini masih sendiri." Pat masuk kedalam dapur. Ia mendegar percakapan keduanya sejak tadi. Pat bahkan nyaris berteriak kegirangan ketika Krist mau menjadi pacar Singto.

Dua sahabatnya itu melepas pelukannya sedikit tak rela. Pat meringis, ia menjadi sedikit jahat karena merusak suasana.

"Patku sayang, kau harus fokus ujian. Jangan pacaran saja, oke?" Krist menasihatinya layaknya seorang ibu. Pat tertawa kecil. Ia mendekat.

"Selamat untuk kalian berdua! Pokoknya aku minta traktiran selama seminggu! Dan oh, kumohon jangan mengacuhkanku setelah ini oke. Karena aku masih sahabat kalian tahu!" Pat berucap dengan semangat. Ia membayangkan selama seminggu akan makan gratis. Ah, pasti menyenangkan.

.
.
Singto pulang ke rumah, ia sudah siap menghadapi apa yang tidak mau didengarnya. Singto melihat mobil ayahnya terparkir di bagasi. Pasti ayahnya ada dirumah.

Bitter Sweet [SingtoxKrist]Where stories live. Discover now