Chapter 5 - Asrama yang Salah

708 95 0
                                    

Barbie and The Legend of Erythrina

C H A P T E R  5

***

Jutaaan debu emas tumpah ke udara dan membentuk ratusan anak panah yang bergerak, menari, dan beradu di langit-langit ruang makan. Ratusan anak panah itu memutar dan berpencar ke empat arah mata angin. Kembali berputar dan membentuk berbagai macam bentuk dan jenis senjata. Ratusan anak panah emas dari empat arah mata angin itu meliuk-liuk dengan gerakan indah di udara sebelum akhirnya melaju lurus dan cepat bagai sebuah panah yang dilesatkan oleh sebuah busur, ke satu titik yang berada tepat di tengah-tengah ruang makan. Ratusan anak panah dari empat arah mata angin itu saling bertabrakan di tengah ruang makan dan meledak menjadi kembang api serta ratusan ribu debu warna-warni yang turun memenuhi seluruh ruangan hingga sudut-sudut terkecil.

Anak-anak panah itu membentuk sebuah atraksi yang menimbulkan decak kagum bukan hanya dari para murid baru, tetapi juga dari seluruh murid yang ada di ruang makan malam itu. Ribuan debu warna-warni itu langsung menghilang begitu bersentuhan dengan benda-benda padat.

Sementara ribuan debu emas yang masih tersisa di atas sana, berubah warna menjadi perak yang mengeluarkan cahaya terang. Ribuan debu perak yang bersinar itu pun mulai bersatu dan bergabung hingga membentuk dua buah pedang yang saling bersilangan. Menghasilkan cahaya yang sangat terang hingga mampu menerangi seluruh penjuru ruang makan itu.

Belum selesai sampai di sana, pintu kayu besar yang merupakan akses masuk ke ruang makan tiba-tiba digedor-gedor dengan kencang. Seakan-akan ada sesuatu di luar sana yang sedang memaksa untuk masuk ke dalam ruang makan, namun terhalang oleh pintu kayu besar itu. Bunyi gedoran yang kuat dan tidak kunjung berhenti itu pun langsung menarik perhatian semua gadis yang ada di di dalam ruang makan. Mereka serentak mengalihkan perhatian dari kedua pedang dari debu perak ke arah pintu yang masih tertutup.

Hingga satu dobrakan yang sangat kuat akhirnya berhasil membuka pintu itu dan seekor serigala putih langsung terbang memelesat masuk ke dalam ruang makan. Serigala itu melepaskan lolongannya. Sang serigala putih itu merupakan sebuah atraksi sihir lain sebagai bentuk dari perayaan penyambutan murid baru malam itu. Ukuran serigala putih itu dua kali lebih besar dari ukuran yang sebenarnya. Serigala itu berlarian di udara, di atas ruang makan. Lolongan dari serigala putih itu sangat keras dan panjang. Tidak pelak, beberapa dari murid-murid baru langsung bergetar takut ketika mendengar lolongan sang serigala putih.

Tidak lama setelah itu, pekikan juga seruan terperanjat, kagum, tidak percaya, dan terpesona langsung memenuhi seluruh ruang makan. Tepuk tangan yang sangat keras dan nyaring juga ikut memeriahkan perayaan penyambutan murid baru pada malam itu.

Serigala putih itu bergabung dengan para debu perak yang sejak tadi telah membentuk pedang yang menyilang dan duduk di udara. Pedang dan serigala putih itu membentuk sebuah lambang di atas podium sang kepala asrama. Lambang yang sama dengan yang ada di bendera yang dikibarkan di menara tinggi. Lambang asrama. Lambang Delonix Regia.

"Delonix Regia?" gumam Myristi pelan di tengah riuhnya suasana ruang makan saat itu.

Sejak awal perayaan penyambutan murid baru itu dibuka, Myristi sudah tidak menikmatinya. Kata-kata pertama sang kepala asrama yang menyatakan bahwa dirinya berada di Asrama Delonix, membuat Myristi sangat terkejut hingga tidak mampu memproses apa pun.

"Aku berada di Asrama Delonix?" gumam Myristi lagi. Tetapi, kali ini gumamannya sedikit terdengar oleh Odette yang duduk di sebelahnya.

Barbie and The Legend of Erythrina [TAMAT]Where stories live. Discover now