Chapter 22 - Keraguan

478 70 0
                                    

Barbie and The Legend of Erythrina

C H A P T E R  22

***

Ruang Pemulihan Anaphalis pagi itu terlihat lengang sama seperti pagi-pagi sebelumnya. Namun, yang membedakan pagi itu dari pagi lainnya adalah keberadaan seorang gadis berambut pirang yang mengisi salah satu ranjang yang ada di ruangan itu.

Dan di antara deretan ranjang-ranjang yang berjejer rapi, terdapat satu ranjang yang terisi. Di mana gadis yang mengisi ranjang itu kini mulai menunjukkan pergerakan. Kelopak matanya yang tertutup mulai bergerak pelan
Keningnya berkerut kecil ketika merasakan silau yang menusuk tepat di mata, bahkan sebelum ia membuka kelopak.

Tidak butuh waktu lama bagi sang gadis untuk membuka kelopak matanya, menampakkan sebuah netra kuning dengan gradiasi hijau yang langsung menyorot sekitarnya dengan tajam.

Myristi kembali memejam sekilas ketika merasakan silaunya sinar matahari pagi yang masuk dari jendela besar tepat di atas ranjangnya. Gadis berambut pirang itu membuka mata dan memutar pandangan. Ia dapat melihat langit-langit serta dinding yang berwarna putih bersih. Myristi merasa bahwa dirinya pernah berada di dalam ruangan ini. Tetapi, rasanya berbeda.

"Hai," sapa seseorang dari arah kiri Myristi, membuat gadis itu mengarahkan netra kuning kehijauannya ke arah yang sama dan menemukan Rosella tiba-tiba saja telah berada di sebelah ranjangnya sambil mengembangkan senyum.

"Bagaimana perasaanmu?" tanya Rosella lagi.

Myristi mengabaikan pertanyaan itu dan mengusahakan dirinya untuk duduk. Rosella membantunya dan menyandarkan Myristi pada kepala ranjang. Setelah membenarkan posisi dudukmya, gadis berambut pirang itu menatap Rosella sambil menghela napas.

"Buruk," jawab Myristi.

Rosella mengangkat bahu. "Kau baru saja berhadapan langsung dengan musuh besar Erythrina. Kurasa memang tidak akan ada yang memiliki perasaan yang baik setelahnya. Wanita itu memang mengeluarkan aura yang menakutkan," ujar gadis itu untuk membesarkan hati Myristi.

"Tidak. Aku hanya merasa buruk karena sesuatu yang berbeda," balas Myristi.

Mendengar balasan Myristi itu, perlahan senyum yang ada pada Rosella menjadi memudar. Ia merasakan ada yang cukup serius dalam buruknya perasaan Myristi pagi ini. Gadis itu mengamati Myristi dan bertanya dengan pelan.

"Lalu, apa itu?" tanya Rosella.

Myristi menatap Rosella dengan pandangan goyah. Keningnya berkerut tanda bahwa ada keraguan yang sedang bercengkrama dalam pikiran gadis berambut pirang itu. Myristi kembali memutar apa yang baru saja dialaminya malam tadi. Apa yang terjadi di area depan gedung pemerintahan Erythrina.

Myristi kembali mengingat ketika akhirnya ia dapat melihat Michelia Alba secara langsung. Ia juga dapat melihat bagaimana besarnya kekuatan yang dimiliki oleh wanita itu, hingga mampu membunuh ketujuh dewan dan membuat dua profesor dari Anaphalis menjadi lumpuh. Gadis berambut pirang itu sangat yakin bahwa untuk melakukan semua itu, tentu membutuhkan kekuatan yang sangat besar.

Jika orang-orang besar yang berpengaruh di Erythrina saja tidak mampu untuk menghentikan Michelia Alba dari kejahatannya, lalu bagaimana denganku yang bukan apa-apa?

Kerutan-kerutan tipis yang muncul pada dahi gadis muda itu kini mulai menebal. Myristi menghela napas sebelum kembali memutar ingatan tentang kejadian tadi malam. Betapa dengan mudahnya Michelia Alba melumpuhkan Myristi hanya dengan satu lepasan sihir ketika ia mencoba menahan wanita itu. Myristi bahkan belum sempat melukai atau menyentuh Michelia Alba sesenti pun ketika dirinya tiba-tiba saja sudah jatuh dalam keadaan tidak sadar.

Barbie and The Legend of Erythrina [TAMAT]Where stories live. Discover now