PART 33

8K 735 43
                                    

.
.
.
.
.

Dengan dresh se-lutut bermotif bunga-bunga, dan flatshoes. Eunha merasa penampilannya sudah cukup baik dengan kondisi perutnya yang membelendung besar.

Rencananya dia ingin pergi kesalah satu tempat makanan di Hongdae, Karena sejak dua hari yang lalu dia sudah membayangkan betapa enaknya makanan itu dimulutnya.

Berhubung Jungkook ada urusan bisnis ke Jepang, Jadinya Eunha memilih pergi sendiri.

Rasanya sedikit aneh, karena pertama kalinya Jungkook meninggalkannya dalam jangka waktu yang lama sendirian, walaupun masih terhitung tiga hari pria itu pergi, tapi rasanya sudah sangat lama untuk Eunha.

Eunha menghembuskan nafas kecil, kemudian mengetik sebuah pesan untuk Jungkook.

Ini memang sudah seperti kewajiban bagi Eunha, karena Jungkook, suami protektifnya itu akan marah besar jika Eunha tidak melaporkan kegiataannya, atau akan pergi kemana saja setiap harinya.

Dan Eunha juga tidak keberatan sama sekali.

Berhubung pria itu sedang sibuk-sibuknya, Eunha tahu jika pesannya barusan mungkin baru dibaca saat malam, atau kapan pria itu ada waktu luang untuk membuka Hp.

Tendangan diperutnya, membuat kegiatan Eunha terhenti sesaat, dia tersenyum kecil dan mengelus pelan perutnya " Iya nak, Eomma tau kau pasti juga merindukan Appa kan?" Ujar Eunha.

Eunha terkekeh geli sendiri atas apa yang baru ia ucapkan, fakta nya dirinya ikut bertanya yang rindu itu ibunya atau memang bawaan anaknya di dalam sana.

" Cha! Ayo kita berburu makanan lezat hari ini" Seru Eunha sambil menggepalkan kedua tangannya di udara.

.
.
.

" Kau ini, apa-apaan huh? Untuk apa kau memukulnya tadi? " Seru Yuju menatap kesal pria yang duduk dihadapannya saat ini.

" Ck, harusnya kau membela ku bukannya memarahi ku seperti ini"

" A-awhhh... aishhh.. pelankan sedikit" Ringis Jimin karena Yuju terlalu menekan luka lebam di pipinya.

" Rasakan! Siapa suruh kalian harus beradu otot tadinya? Yatuhan, memalukan sekali tingkah mu itu" Sembur Yuju, walaupun begitu dia masih sangat hati-hati membersihkan bekas luka dan mengompres lebam di wajah pria itu.

" Dia menghina mu, bagaimana aku bisa diam?"

" Biarkan saja, aku sudah biasa akan itu" Jimin berdecak tangannya menahan tangan Yuju dan menurunkan tangan itu dari wajahnya.

Kini ia menatap serius wajah Yuju "Kau mungkin terbiasa, tapi aku tidak. Dia menghina mu sama saja dia menghina ku. Dan aku tidak akan membiarkan siapapun lagi berbicara seenaknya tentang dirimu, karena kau dan aku itu satu. " Yuju meneguk salivanya susah payah, Suara Jimin terdengar dalam dan tegas ditelingannya. Sorot mata pria itu seakan menusuknya hingga lapisan terdalam.

Dan untuk pertama kalinya, Yuju merasa hatinya tercubit, dan Jantungnya berdetak tidak karuan.

Jimin memutus pandangan itu, dia mengambil kain kompres di tangan Yuju lalu mengompres luka lebamnya sendiri.

" Biar aku yang membantu mu" Cicit Yuju pelan setelah rasa canggung mendadak menghampiri mereka.

" Tidak, biar aku saja" Tolak Jimin.

[NOT]FAKE LOVE✔Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora