Chapter 8

53 21 38
                                    

"Aku tak mengerti dengan sifatmu. Kau labil, bagaimana kalau kau juga labil dalam mencintaiku? "

~❤❤~

"Ay, nanti berangkat sekolah sama Ben, ya! "kata Bunda.

"Gak ahh Bun, Ay sama bang Ethan aja. "

"Gak bisa Ay, bang Ethan udah Bunda charter buat nganterin Bunda ke rumah Tante Hana." jelas Bunda.

"Ikut Bun, Ay mau ketemu sama Renata, Bun. Sudah lama nih gak ketemu." kata Ay.

"Gak boleh, Ay. Kamu harus fokus sekolah. Lah kan Ethan ikut juga karena dia libur, "

"Ya udah deh, Bun. Tapi Ay naik ojek aja, ya!" pinta Ay.

"Udah sama Ben aja, gratis. Gak boleh-boros, ah, "

Ay memasang wajah kecut. Ia tahu, itu hanya alasan bundanya untuk mempererat hubungannya dengan Ben.

"Sudah cepat, itu, habisin sarapannya!" seru Bunda.

"Sudah kenyang, Bun. Ay berangkat dulu, ya!" pamit Ay sembari mencium punggung tangan Bunda.

"Hati-hati. Belajar yang rajin, ya! "

"Iya, Bun. "

~oOo~

"Beeeennnnn, keluar lo! Cepetan, dong!" teriak Ay.

"Sabar napa?" Ben mengeluarkan sepeda motornya dari garasi.

"Naik!" perintah Ben. Ay segera menaiki motor matic kepunyaan Ben. Setelah dirasa aman, Ben melajukan motornya dengan kecepatan normal.

~oOo~

"Lo pulang bareng gue, 'kan?" tanya Ben sesampainya di sekolah.

Ay bingung, "Gak tau."

"Udah sama gue aja. Terus tadi, Tante Nia bilang lo makan di rumah gue. Udah masuk sana, entar telat. "

"Ya udah, bye! "

"Ay!" panggil Ben.

Duh. Kok dia manggil gue ya? Kok jadi keinget di sinetron sinetron gitu. Si cowok manggil si cewek terus bilang, "Gue suka sama lo" Aww sosweet. Ehh kok gue melow gini, ya? Terus kok gue geer banget, sih!? Hemm, gak papa, tapi gue gak bakalan mempan sama cowok kayak dia.

Ay berbalik, "Apa?" tanya Ay. Ia berusaha untuk tetap stay cool.

"Itu di rok lo merah-merah apaan, ya?" tanya Ben.

"Mana?" tanya Ay sembari melihat rok belakangnya.

Ay tiba-tiba teriak. "Huaaaaaa!!!" teriaknya kencang.

"Lo kenapa Ay? Aduh-aduh gimana, ya? Lo mimisan? Tapi mimisannya kok di bokong?" tanya Ben juga ikut heboh.

Ay geli sendiri tapi kesal juga. Ay tak tahu Ben itu polos atau sok polos. Di tengah gentingnya situasi sempat-sempatnya ia bertingkah konyol.

Ay malu. Ia tak tahu bahwa ia sedang datang bulan.

Kok gak kerasa ya? batin Ay.

Rain Of SadnessWhere stories live. Discover now