satu

539 15 0
                                    


Tok tok tok

"Iya, tunggu sebentar!" suara itu melengking yang menembus ke luar pintu kontrakanya berhasil menghentikan ketukan yang sedari tadi tak berhenti.

Seorang cewek berumur 17 tahun keluar dari kamar mandi dengan kimono pink miliknya lengkap dengan handuk yang di pelintir dikepalanya, di buka nya pintu itu sedikit untuk kepalanya, terlihat seorang pria dengan pakaian kemeja kotak kotak berlengan pendek serta celana hitam gombor lengkap dengan peci di kepalanya.

"Selamat pagi Mikayla Azzira yang cantik," sapa pria itu lengkap dengan senyuman khasnya.

"Pagi! Ada apa ya pak?" tanya nya gadis itu heran.

"Biasa, mau nagih uang kontrakaan, ada kan?" tanya pria itu bersemangat
Terlihat cewek itu menggigit bibir bawah nya kemudian beralih ke ujung jari telunjuk nya sambil memutari bola matanya. Sedangkan, pria itu bingung melihat tingkah Mikayla malah menggaruk pelipisnya lalu beralih ke belakang leher yang diyakini tak gatal.

"Bagaimana, La?" tanya pria itu guna tuk memastikan.

"Anu-pak, duit nya belom ada. Hehe!" jawab Mikayla lengkap dengan cengengesan garing miliknya, sungguh ia memang belum mempunyai uang untuk membayar sebab ia belum mempunyai pekerjaan.

"Belom ada lagi?" si bapak menghela nafas berat sebab mikayla belum bisa membayar kontrakaan nya selama 4 bulan itu.

"Mau sampai kapan kamu gak bayar uang kontrakaan? Udah 4 bulan kamu nunggak, bapak gak mau nanti di bilang ada apa-apa kalau bapak terus-terusan ngasih waktu ke kamu," jelas pria itu dengan rasa gak enak, ia benar benar bingung harus bagaimana, disisi lain ia merasa risih dengan tetangga yang membicarakan nya sebab ia terus terusan memberi waktu pada mikayla yang notabenya gadis dan pak Burhan duda.

"Iya pak, saya tau. Tapi, mau gimana lagi? Saya emang bener-bener belum punya uang karna saya udah cari kerja kemana-mana tapi gak ada yang mau nerima saya karna saya masih anak sekolahan dan dibawah umur," mendengar itu si bapak menghela nafas berat lagi, ia benar-benar frustasi sekarang.

"Oke, kamu saya kasih sampai minggu depan, kalau kamu gak bisa bayar? Terpaksa kamu cari kontrakaan lain. Maaf ya! Saya cuma bisa ngelakuin itu,permisi!" putusnya, lalu meninggalkan Mikayla yang terdiam di posisinya,meluncurlah sebuah cairan bening di pipi mulusnya tanpa jerawat sedikitpun.

"Pa, kenapa papa pergi ninggalin aku?" tangis nya semakin pecah mengenang ayah nya yang meninggal beberapa tahun yang lalu.

--ooo--

Mikayla pov

Di kelas yang kosong tak berpenghuni menyisakan aku sendiri didalamnya,beginilah kalau sudah jam istirahat pasti tak ada satupun yang betah di dalam kelas tapi tidak bagiku,aku lebih memilih didalam sendirian daripada bergabung dengan mereka di kantin untuk memikirkan masalah ku yang kemarin
,aku tak tau lagi harus mencari kemana uang untuk membayar kontrakaan ku yang sekian juta,aku tlah bertekad tidak akan menemui atau mengganggu mama lagi,TAK AKAN PERNAH!

Setelah memijat pangkal hidung ku,aku beralih menyembunyikan kepalaku diantara kedua lipatan tanganku diatas meja

"Kayla-Kayla, bangun Kayla, Kayla!" perlahan suara berat itu membuat ku sedikit tersadar namun masih berat untuk sadar sepenuhnya.

Mikayla[Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang