2

9.3K 631 7
                                    

Xiang Fei bersama para dayang yang mengikuti dibelakang berniat menuju kediaman embun milik Ibu suri.

Tadi pagi mereka mendapat pesan dari kepala kasim kalau Ibu suri mengundang nya untuk datang berkunjung. Sampai disana Xiang fei bersimpuh menumpukan kening nya pada lantai kayu, bersikap hormat.

"Salam hormat Ibu suri Wei Sha, Putri Xiang Fei datang menghadap."

Sopan santun Xiang fei membuat Ibu suri Wei tersenyum bangga, dilihatnya sang cucu kesayangan begitu kurus nan ringkih semenjak kematian menantunya.

"Kemari, orangtua ini sangat merindukanmu." ucap Ibu suri menarik tubuh Xiang Fei kedalam pelukannya. "Kenapa kau begitu kurus nak? Apa dayang An tidak mengurus mu dengan baik?" tatapan Ibu suri langsung beralih pada dayang An yang langsung menunduk takut.

Melihat itu Xiang Fei menggeleng tegas, tatapan nya diliputi dengan kelembutan meski masih terlihat jejak kepedihan disana. "Tidak yang mulia, dayang An mengurusku dengan sangat baik. Tolong jangan menghukumnya." pinta Xiang Fei menggenggam tangan Ibu suri.

Mendengar itu Ibu suri, mengangkat tangan nya tanda agar dayang An bangkit. "Gadis nakal, berapa kali orangtua ini memberitahumu untuk  memanggilku nenek?" ujar Ibu suri membelai pipi tirus Xiang Fei yang pucat.

"Xiang Fei tidak berani." sahut nya, memang benar Ibu suri Wei Sha hanya meminta Xiang Fei untuk memanggilnya nenek, hingga menimbulkan sifat iri untuk cucu yang lain.

Ibu suri menarik tangan Xiang fei kearah pekarangan istana embun, tempat paling indah yang sangat senang Xiang Fei kunjungi karena terdapat danau buatan yang berisi banyak ikan koi yang gemuk.

Sampai disana Xiang Fei bersama Ibu suri merajut dengan merendam kaki mereka di dalam air. "Pola yang indah, akan kau berikan kepada siapa sapu tangan itu cucuku?" Tanya Ibu suri saat melihat pola rajutan Xiang Fei yang meniru bunga krisan.

"Aku akan memberikannya pada ayahanda." Tapi apakah beliau berada dikediamannya saat ini? Lagi pula Xiang Fei ragu jika sang ayah mau bertemu dengan nya sejak kematian permaisuri, wajah Xiang Fei yang begitu mirip dengan Permaisuri membuat Ayahnya selalu menatapnya dengan tatapan terluka dan sedih.

Seolah dapat membaca pikiran Xiang Fei, Ibu suri meletakan peralatan sulam nya dan mengusap pipi Xiang Fei lembut. "Ayahmu sedang berlatih sekarang, kau bisa menemuinya di kediaman nya. Dia akan sangat senang jika putri kesayangan nya datang mengunjunginya."

Wajah Xiang Fei berubah cerah, "benarkah nek?"

"Sekarang kau baru memanggilku nenek." ucap Ibu suri merajuk, membuat Xiang Fei tertawa dan memeluknya erat.

"Nenek aku akan mengunjungimu lagi nanti." pamit Xiang Fei melipat tangan nya lalu membungkuk hormat setelah itu buru-buru pergi meninggalkan dayang An yang mengejarnya panik karena junjungan nya lupa mengenakan sepatu.

"Putri tunggu... Sepatu anda." Panggil dayang An panik, namun seolah tidak mendengar Xiang fei masuk ke istana naga dimana kaisar Baozai sedang berlatih pedang bersama Jendral nya.

"Ayah Xiang fei datang berkunjung." ucap Xiang Fei dengan nafas memburu dan kedua pipi yang memerah karena habis berlari.

Yang mulia Kaisar Baozai yang melihat kedatangan putrinya langsung menyelesaikan latihan nya. Dirinya merasa senang melihat putrinya mau kembali mengunjunginya setelah sekian lama. "Kemana sepatumu putriku?" tanya Kaisar Baozai saat melihat Xiang Fei yang bertelanjang kaki dan kotor dengan tanah.

Dayang An yang akhirnya bisa menyusul Xiang Fei terdiam takut saat kaisar Baozai menatap nya. Menyadari itu Xiang Fei cepat-cepat berlutut dibawah kaki sang Ayah. "Ayah maafkan aku, tadi Xiang Fei buru-buru datang kemari untuk menemuimu hingga lupa mengenakan sepatu." ucap Xiang Fei takut sang ayah akan memarahi dayang An yang gemetar karena takut.

Empress Xiang FeiWhere stories live. Discover now