7

4.7K 434 21
                                    

Pertunangan ini akhirnya dilaksanakan, kerajaan seolah disesaki oleh tamu-tamu dari kalangan bangsawan dan penjabat. Cincin giok berwarna hijau telah tersemat di jari Xiang fei.

Nyanyian dan tarian menambah semarak acara itu hingga tengah malam, kerajaan begitu hidup dengan orang-orang yang berbahagia. Begitu pula dengan Xiang Fei yang berdiri bersisihan bersama dengan Jenderal Guan Yu, diatas jembatan memperhatikan langit malam yang dihiasi dengan kembang api dan lampion.

"Soal pertunangan ini, apa aku membebanimu?" tanya Xiang Fei ragu-ragu. Meski Jenderal Guan Yu selalu bersikap sopan dan baik padanya, Xiang Fei tidak pernah bisa membaca apa yang dirasakan oleh pria itu. Marahkah? Atau bencikah dia pada Xiang Fei.

Jendral Guan Yu tersentak, sebelum mengukir senyum paling tulus yang ditampakkannya. "Kenapa anda bisa berpikiran seperti itu putri?" tanya balik membuat Xiang Fei menjadi salah tingkah.

"Entahlah, aku takut menjadi beban untuk orang lain. Aku hanya tahu banyak membenciku tanpa aku tahu alasan nya, jadi aku takut kau juga begitu."

"Saya sama sekali tidak keberatan putri."

"Tapi-."

Jenderal Guan Yu menepuk kepala Xiang Fei sesuatu yang sama sekali tidak pernah dilakukan oleh siapapun sebelumnya. "Jangan berpikir jika anda hanya sendirian di dunia ini putri, kau memiliki kaisar, pelayan yang memujamu. Dan kini anda memiliki saya."

Xiang Fei mendongak tersenyum atas kehangatan yang diberikan oleh jenderal Guan Yu padanya. "Terimakasih."

"B-boleh aku menggenggam tanganmu?" tanya Xiang Fei dengan suara yang sangat kecil hingga nyaris tak terdengar.

Terkekeh, jendral Guan yu merasa lucu melihat pipi Xiang Fei yang memerah hanya karena ingin menggenggam tangan nya. "Seperti ini?" Jendral Guan Yu lebih dulu mengaitkan tangan nya pada Xiang Fei.

Sedangkan dari kejauhan pangeran Guangxi melihat kemesraan pasangan itu dengan wajah datar, entah apa yang di pikirkan nya saat Kaisar memberitahukan jika lamaran nya ditolak oleh sang Putri.

Pelan-pelan ia menegak arak masih memperhatikan pasangan itu, perlahan tapi pasti gelas itu perlahan retak dalam genggaman nya.

....

Xiang fei menumpukan pipi nya pada pagar pembatas memperhatikan tunangan nya yang tengah sibuk melatih beberapa prajurit baru. Hampir sebulan setelah pertunangan mereka Xiang Fei merasa nyaman berada disekitar jendral Guan Yu, semula ia kira akan terasa kaku mengingat sikap dingin dan kaku dari pria itu namun saat setelah mengenalnya Xiang fei baru menyadari sikap asli jendral Guan Yu yang lembut dan hangat.

Kaki Xiang Fei menggantung diantara kayu, terlihat sangat lucu ketika kedua pipi nya menggembung bosan.

"Putri ingin jalan-jalan keluar istana?" tanya Jendral Guan Yu yang entah sejak kapan menghampiri Xiang Fei.

Xiang Fei hampir terpekik saat terkejut melihat wajah jendral Guan Yu yang begitu dekat dengan nya. "A-apa?!" suara Xiang Fei tergagap.

"Putri ingin jalan-jalan keluar istana?" ulang jendral Guan Yu, tersenyum tipis melihat kegugupan Xiang fei padanya.

Ditatap seperti itu Xiang Fei makin memerah. Para prajurit yang tengah berlatih diam-diam mencuri-curi pandang.

"Apa kau tidak sibuk?" tanya Xiang Fei. Tapi mengingat tunangan nya ini memiliki pekerjaan bukan hanya meladeni nya Xiang Fei menolak gagasan untuk jalan-jalan keluar. "Ehm, aku hanya ingin memperhatikanmu dari sini saja, apa kau terganggu?"

Jendral Guan Yu melirik kearah barisan prajurit baru itu dan berkata. "Tidak apa-apa jika putri ingin keluar istana, selain kerajaan ini anda juga merupakan prioritas saya."

Setelah Jendral Guan Yu mengatakan itu akhirnya Xiang Fei mau berjalan-jalan keluar istana. Para prajurit yang melihat itu merasa iri karena Jendral Guan Yu yang begitu disegani oleh mereka mendapatkan tuan Putri kesayangan Kaisar yang terkenal berbudi luhur.

"Aku merasa iri dengan Jendral yang mendapatkan gadis sebaik putri Xiang Fei." celetuk salah satu dari mereka saat kepala prajurit memerintahkan bahwa latihan telah selesai.

"Kupikir juga begitu, mereka terlihat serasi." sahut yang lain.

"Kukira putri Xiang Fei adalah cinta pertama Jendral, mengingat ia tidak pernah bersikap hangat ataupun menurut pada gadis lain."

"Sayang sekali sebentar lagi Jendral akan dikirim ke wilayah Sura untuk memimpin perang."

"Siapa yang mengatakan itu padamu?"

"Kau tidak tahu? Seminggu sebelum pertunangan Jendral dan tuan Putri kita akan dikirim ke wilayah sura oleh Kaisar."

Kembali pada pasangan yang menunggangi kuda kearah danau wuhu. Pohon persik yang tengah bermekaran dengan lebat nya seperti tengah memamerkan keindahan nya pada siapapun yang singgah. Kelopak bunga persik yang berguguran jatuh diatas danau menutupi permukaan nya dengan warna maroon lembut.

Xiang Fei yang terlihat terpana mengulurkan tangan nya, menangkup klopak persik yang berguguran. Dibelakang nya Jendral Guan Yu memperhatikan itu dengan seksama, senyum Xiang Fei yang begitu lepas, diingatnya setiap moment itu agar tidak hilang dan tetap berbekas.

Jendral Guan Yu turun dari kuda, menarik tali kekang kuda nya lalu mengikat nya pada sebatang pohon sakura.

Mengulurkan tangan nya meminta izin Xiang Fei untuk membantunya turun, ketika Xiang fei mengangguk Jendral Guan Yu melingkarkan tangan nya disekitar pinggang Xiang Fei.

"Untukmu." kata Xiang Fei saat kaki nya belum menyentuh tanah. Posisi ini seperti Jendral Guan Yu tengah menggendong Xiang Fei.

Xiang Fei tidak sadar bahwa tindakan nya membuat Jendral Guan Yu membeku sampai lupa menurunkan Xiang Fei.

Xiang Fei yang sendiri nya memang keterlaluan polos malah menyematkan satu bunga persik di telinga Jendral Guan Yu. "Cantik." kata Xiang Fei menyadarkan Jendral Guan Yu yang menurunkan tubuh Xiang Fei hati-hati.

"Bagaimana menurutmu?" tanya Xiang Fei mengulurkan tangan nya tanpa melihat kearah Jendral Guan Yu yang tengah menatapnya.

"Indah." jawab Jendral Guan Yu.

Xiang Fei mendongak menatap Jendral Guan Yu lekat, ia tidak pernah tahu apa yang dirasakan oleh Jendral Guan Yu tapi menilik dari ekspresi nya kini Xiang Fei yakin ada yang tidak beres.

"Ada apa?" tanya Xiang Fei khawatir.

Jendral Guan Yu tersenyum. "Tidak ada."

"Jangan bohong aku tahu ada yang mengganggumu."

"Dua hari lagi aku akan pergi ke wilayah Sura bersama prajurit yang lain." jelas Jendral Guan Yu.

"Untuk apa?" Xiang Fei menggigit bibir nya takut apa yang dipikirkan nya benar.

"Perang."

Genggaman Xiang Fei pada bunga-bunga ditangannya meluruh sehingga bunga itu jatuh ke tanah begitu saja. "Berapa lama?" suara Xiang Fei terdengar serak.

"Mungkin akan memakan waktu setahun atau lebih dari itu tergantung situasi di wilayah Sura."

Xiang Fei mengatup bibirnya kuat, menatap mata Jendral Guan Yu nanar. "Mengapa baru mengatakan nya sekarang?"

Jendral Guan Yu mengangkat tangan nya, untuk pertama kali menyentuh pipi tunangan nya walau sedikit gemetar. "Maaf." katanya. "Sampai saat itu tetaplah tersenyum hingga aku kembali dan menghadiahkan kemenangan ku sebagai hadiah pernikahan."

Empress Xiang FeiWhere stories live. Discover now