22

3.4K 329 6
                                    

Mereka disambut oleh kepala desa yang menerima mereka dengan tangan terbuka, awalanya mereka menganggap bahwa Xiang Fei merupakan putri dari pedagang, dan Ayah nya merupakan Jendral Bei.

Diam-diam Xiang Fei dan beberapa tentara lain menertawai Jendral Bei karena orang-orang disini menganggap nya telah cocok menjadi Ayah. Setelah dijelaskan bahwa Xiang Fei merupakan Maharani kerajaan Hanzi mereka langsung berlutut, tapi Xiang Fei buru-buru menahan kening kepala desa dan wanita hamil yang ternyata putri nya tidak menyentuh tanah.

"Tolong jangan bersikap seperti ini." Xiang Fei melirik kearah para tentara nya. "Kenapa diam saja bantu aku!" Kata Xiang Fei panik.

"Sebagai Maharani kau harus terbiasa Xiang Fei."

"Tapi gadis ini sedang hamil!" Bantah Xiang fei saat wanita hamil ini masih menunduk padanya, sampai akhirnya mereka semua terdiam saat mendengar rintihan dari wanita itu. Wajah Xiang Fei langsung pucat seluruh nya.

"Seperti nya Putri kepala desa akan segera melahirkan!" Kata seseorang membuat Xiang Fei lemas.

"Tolong..." panggil Xiang Fei.

Semua orang disana langsung kalang kabut, pelayan yang mengikuti Xiang Fei bergegas menuntun wanita itu kedalam rumah sedangkan Jendral Bei menahan tubuh Xiang Fei agar tidak oleng.

"Aku tidak akan membiarkan seseorang bersujud dihadapanku lagi, tidak akan." gumam Xiang Fei terdengar oleh Jenderal Bei.

"Itu tidak mungkin karena takdir seorang Kaisarina adalah dihormati." Goda Jendral Bei pada rona pucat diwajah Xiang Fei. Sudah pasti ini akan menjadi pengalaman berkesan untuknya.

Xiang Fei memberikan tatapan tajam, "aku tidak tertarik, enyah!'

"Nona sepertinya ibu dan bayi nya tidak akan selamat! Ibunya hampir pingsan setelah tidak bisa menahan kontraksi!" Kata pelayan Xiang Fei.

"Apa?!" Xiang Fei bergegas masuk kedalam rumah menuju kamar dimana sang ibu memang benar-benar akan pingsan.

"Cari handuk dan baskom dengan air hangat! Ingat hangat untuk bayi!" Perintah Xiang Fei dituruti oleh pelayan nya. Xiang Fei memeriksa pembukaan nya, "sudah lengkap."

Xiang Fei mengatur kaki sang ibu agar tidak menjepit kepala anak nya saat mengedan, "buka matamu! Dan jangan memejamkan mata saat mengejan."

"Dengarkan aku, jika kau merasakan dorongan untuk mengejan, teruskanlah." Instruksi Xiang Fei didengarkan oleh wanita itu.

....

Xiang Fei duduk disudut rumah, mental nya terkuras setelah membantu kelahiran seorang bayi ke dunia.

"Kita belum berperang tapi ekspresi mu seolah menunjukan kita baru melalui perang yang sulit." canda Jendral Bei duduk disebelah Xiang Fei seperti nya pria ini telah melupakan jarak diantara mereka.

"Desa ini bahkan tidak memiliki tabib, jika kau diposisiku tadi kau pasti akan pingsan." sahut Xiang Fei kesal.

"Ayolah kau baru membantu melahirkan sebuah nyawa, mengapa terlihat sangat kesal?"

"Mengapa?" Ulang Xiang Fei, ia membuang muka dan berkata dengan pandangan melamun. 'Mungkin karena aku merasa bersalah."

"Bersalah?"

"Ya aku membantunya lahir ke dunia yang kejam seperti ini, di masa depan pasti dia akan merasa lebih baik tidak dilahirkan sama sekali ke dunia."

Tuk..

Jenderal Bei mengetuk pelipis Xiang Fei pelan. "Bagaimana pun kau memang hanya seorang gadis ya."

"Maksudmu?"

"Sebijaksana apapun, kau tetap seorang gadis biasa yang memiliki banyak kekecewaan dalam hidup." Terang Jendral Bei. "Memang benar tidak ada satupun orang di dunia ini yang minta dilahirkan, tapi semua itu adalah takdir, kita hidup untuk menciptakan kenangan bagi orang lain, entah itu senang, sedih ataupun bahagia jejak kenangan itu tetap lah berharga."

"Untuk sebagian orang kehadiranmu itu sangat berharga, kau membantu banyak orang tanpa melihat latar belakang mereka. Kau bahkan tidak lupa jika kau masih seorang manusia dibalik tahta berkilau itu."

Xiang Fei menumpukan dagu pada lutut, tatapan nya menerawang jauh. "aku memanusiakan mereka karena mereka berhak untuk diperlakukan seperti itu. Mereka tidak bisa memilih dari mana mereka terlahir, seorang Ratu, Putri, atau bahkan rakyat biasa."

"Aku juga tidak tahu dosa apa yang kulakukan dikehidupan sebelumnya, tetapi aku menganggap semua kemalangan yang terjadi adalah bayaran dari semua kesalahan yang kulakukan dimasa lalu."

"Yang mulia jika tidak keberatan ibu bayi itu ingin bertemu." kata Dayang Xiang Fei dengan mata berbinar senang.

Xiang Fei berdiri, "lain kali kita bicara lagi." kata Xiang Fei sebelum masuk kedalam kamar.

Wanita yang menggendong bayi itu terlihat sumringah melihat kedatangan nya, "yang mulia saya sangat berterimakasih, seumur hidup saya tidak akan bisa membalas kebaikan yang mulia."

Para pelayan yang mendengar berbicara dari hati ke hati. 'bagaimana tidak? Persalinan putra nya dibantu oleh seorang Maharani langsung, entah kebaikan apa yang telah dilakukan oleh wanita ini atau memang ratu mereka yang terlalu baik?'

'aku sangat iri dengan dengan nya meski Maharani sangat baik pada kita.'

'lupakan, Maharani kita memang bergelar kebaikan surgawi sudah pasti dia seperti dewi.'

Lupakan para pelayan yang iri itu, dan kembali pada Xiang Fei yang tengah menggendong bayi dipelukannya.

"Siapa namanya?"

"Anda ingin menamainya?" Tanya wanita itu balik.

"Apa boleh?"

"Saya sangat bersyukur yang mulia."

Xiang Fei menyentuh pipi kemerahan itu dengan telunjuk nya. "Karena dia laki-laki, namanya adalah Han Xin."

Empress Xiang FeiWhere stories live. Discover now