Paris the city of love - 02

836 114 4
                                    

Katanya Paris itu kota cinta. Semoga saja dengan tawaran kencan buta ini mereka bisa saling dipertemukan.

"Sial, katanya mau nemenin ke bandara. Tapi malah berkencan sendiri!" Umpat Jennie saat dia pergi ke bandara sendirian. Tadinya sih Rose yang nemenin, tapi dia malah memesan taksi buat Jennie dan dia berkencan sama pacarnya.

"LUCAS! AWAS KAU!" Mendengar teriakan Jennie langsung tersontak, ingin misuh-misuh dan mengumpat ke orang yang teriak yang kebetulan berlali melewati dia.

'plek'

Sebuah paspor jatuh dihadapan Jennie. Jennie melihat itu langsung mengambil dan terdiam sejenak sambil celingak-celinguk, siapa tau ada yang kehilangan.

"Orang itu!" Celetuk Jennie mengingat orang yang teriak tadi.

Jennie langsung bergegas lari, untuk mencari orang itu. Untung aja Jennie udah ngelupain Rose yang tadi nggak jadi nemenin dia ke bandara, kalau nggak pasti mulut Jennie udah penuh sama dosa, mengingat kalau Jennie marah dia nggak segan buat misuh-misuh dengan membangun kebun binatang.

"Demi ayam madu! Kemana lagi arahnya tu orang." Umpat Jennie, iya kan mulai.

"Kim Jongin?" Jennie nggak sengaja melihat biodata di paspor itu

"Permisi?"

"Ah, ini" Dengan cepat Jennie mengembalikan paspor yang tadi dia temukan jatuh kepada pemiliknya.

"Terima kasih," Sambil mengucapkan terima kasih pria itu membungkuk ke pada Jennie.

"Ngomong-ngomong kamu mau kemana?" Tanya pria itu ㅡKim Jongin yang seolah Jennie dan dia sudah kenal lama.

"KAK CEPETAN!"

"Duluan ya, sekali lagi terima kasih" Jongin kembali membukukan badannya kepada Jennie, dan Jennie membalasnya dengan anggukan dan senyuman.

Ah, manis sekali. Batin Jennie.

Sepertinya dia mulai muncul perasaan di bandara bukan di Paris.

♡♡♡

"Sepertinya aku tadi udah jatuh cinta di bandara" Adu Jennie kepada Rose, di via telpon itu.

Jennie sekarang sudah di Paris kota yang penuh dengan cinta ini. Dia sampai 2 jam lalu. Kini dia dalam perjalanan untuk menuju ke apartement nya.

"Maksudmu apa? Emangnya kamu udah tau siapa yang akan berkencan denganmu nanti?"

"Enggak, aku jatuh cinta sama si manis. Kim Jongin, iya Kim Jongin!" Jelad Jennie, dengan antusias.

"Oh come on Jennie, bahkan kamu nggak tau siapa dia. Mendingan kamu pikirin aja kencan mu besok, setelah ini istirahatlah"

pip

Jennie menghela napas nya pasrah. Pendirian Rose sangat keukeuh, maka dari itu dia harus meng-iya kan semua kalimat yang diucapnya.

"Thank you"

Setelah turun dari taksi Jennie bergegas untuk langsung memasuki pekarangan apartement nya. Sangat luas, Rose memang nggak main-main kepadanya.

Berniat untuk menelepon Ayahnya, tapi,

"Nggak ada sinyal? Huh, kupikir kota ini jaringannya akan melebihi di Korea. Ternyata tidak!" Gerutu Jennie yang ternyata ekspektasinya salah terhadap kota cinta ini.

"LUCAS KAMU NGAMBIL EARPHONE KAKAK?" Kerusuhan antara kakak beradik dimulai lagi, mereka sudah sampai di Paris 2 jam lalu. Dan kini mereka sudah di apartement nya.

Sebenarnya Jongin tidak ingin mengajak Lucas, alih-alih menenangkan pikirannya dengan berlibur tetapi Lucas merengek untuk diperbolehkan ikut, dengan alasan

"Kan aku yang ngerekomendasiin kakak buat kencan buta,"

"You're a good brother kan? Hitung-hitung adikmu ini juga dapat menenangkan otak setelah berkutat dengan rumus-rumus yang hanya membuatku pusing"

Ya begitulah rengekannya, namun Jongin hanya membalas. Halah drama doang kamu!.

"Kan tadi kakak sendiri yang ngasih ke aku pas di pesawat. Gimana sih, pantesan aja kak Krystal ninggalin kaka. Orang kakak aja modelannya kaya begini" Celoteh Lucas, yang membuat mata Jongin mendelik. Bisa-bisanya dia membahas Krystal ㅡmantan pacarnya, saat mau bertemu calon penggantinya.

Tidak menghiraukan kata-kata Lucas, Jongin langsung merebahkan badannya ke kasur dengan kasar. Membayangkan perempuan yang ia temui di bandara tadi. Bagaimana bisa dia lupa menanyakan namanya, ini semua gara-gara Lucas!. Itulah yang terus terngiang dipikirannya.

"Dasar kau adik bedebah!" Secara langsung dia mengumpati Lucas yang baru saja menyeruput kopi panas yang baru saja ia buat.

"Apa?" Tanya Lucas kebingungan. Jongin itu adalah kakak yang baik, jadi jarang-jarang dia mengumpati Lucas. Kecuali dia udah berlebihan.

"Tadi, yang nemuin paspor ku itu perempuan. Dia sangat cerah, senyumannya sangat indah. Aku mengaguminya, Lucas. Tapi kau merusak momennya dasar adik bedebah!" Jelas Jongin dengan sedikit kesal.

"Terus, kakak tanya namanya siapa enggak?" Lucas sedikit tidak menghiraukan penjelasan Jongin, karena ia sudah mengetahui apa yang akan jadi jawaban Jongin.

"Enggak,"

"Karena kau merusaknya bodoh!"

"Kau itu yang bodoh!" Umpat Lucas kepada Jongin dengan lirih, tetapi masih bisa Jongin dengar. Rasanya kali ini Jongin benar-benar ingin meninju bibir tebalnya itu.

♡♡♡

Sudah aku bilangkan ini bahasanya campur aduk kayak bubur ayam!

Hargai penulis dengan meninggalkan jejak, terima kasih^^...

TBC.

BEAUTIFUL PARIS Where stories live. Discover now