ㅡ29. Hatredㅡ

1.8K 433 77
                                    

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

...

Chanyeol sudah kembali, tapi sayang lelaki itu belum juga siuman. Hana sudah sangat amat menanti Chanyeol, menunggu penjelasan dari mulut lelaki Park itu.

Bahkan polisi sendiri sudah datang ke rumah sakit, menunggu Chanyeol sadar untuk menyelidiki lebih lanjut mengenai kehilangannya selama beberapa bulan ini.

Seharusnya Hana sedikit bersabar, Chanyeol baru sekitar beberapa jam lalu keluar dari ruang operasi. Harusnya Hana bisa bersabar barang sedikit saja.

Namun, situasi ini, keadaan ini. Jelas membuat Hana enggan untuk sekedar bertahan di balik kata sabar. Selama ini Hana selalu bersabar, tanpa lelah, tanpa mengenal waktu. Meski keadaan sudah menjadi tidak terkendali, meski semuanya semakin menjadi menyedihkan.

Dengan penuh harap, kedua tangan Hana mengusap pelan punggung tangan besar Chanyeol yang terlihat begitu kurus, berbeda dengan terakhir kali ia menggenggam tangan hangat itu.

Tapi rasanya, tangan yang sebelumnya selalu terasa hangat, menenangkan di setiap Hana gelisah, di setiap Hana berduka. Sekarang terasa berbeda, entah karena Chanyeol yang baru saja selesai di operasi. Atau mungkin, karena di dalam sana sudah tidak seperti dulu lagi.

Keadaan tidak sesederhana dulu lagi. Semuanya sudah berubah.

Kendati demikian, Hana tetap enggan melepaskan tangannya. Hati besarnya masih mengharapkan, Chanyeol segera kembali, membuka kedua matanya.

Di saat Hana sibuk memandangi wajah Chanyeol yang terlelap dengan damai, pintu kamar VVIP tiba-tiba terbuka kasar.

Hana menoleh ke arah pintu, di mana seorang lelaki yang mengenakan kaos putih di lapisi jaket navy yang senada dengan celananya, juga satu ransel yang menggantung di bahu kanannya berdiri di sana dengan napas memburu.

Omong-omong soal Hanse, remaja itu baik-baik saja. Setelah mengetahui siapa yang ternyata terbaring tidak sadarkan diri di ranjang pasien, Hana segera menghubungi Hanse yang untungnya di jawab dalam dering ke dua.

Awalnya Hanse kebingungan ketika Hana menghubunginya dan bertanya apakah dirinya baik-baik saja. Tantu saja baik, bahkan saat itu Hanse sudah sampai di Busan. Beberapa menit lagi bahkan sampai di rumah.

Tetapi, beberapa setelah menjelaskan keadaannya. Rungu Hanse mendengar suara Hana berubah pelan tak lama setelah itu terisak, dan mengatakan hal yang mengejutkan.

'Hanse, ayahmu... dia sudah kembali.'

Penuturan Hana sontak membuat Hanse dengan segera mengubah tujuannya, rumah sakit.

Kini, Hanse melihatnya sendiri. Bagaimana Hana dengan sorot mata sendu, dan seseorang yang selama beberapa bulan terakhir di harapkan kedatangannya tengah terbaring tak sadarkan diri.

Mendadak Hanse lupa bagaimana euphoria yang masih tersisa dari liburannya selama di Seoul, tidak ia pedulikan lagi ranselnya yang teronggok di lantai. Kedua kakinya berderap mendekat pada sang ibu, membawa perempuan yang begitu ia sayangi ke dalam rengkuhannya. Bersama kelegaan yang memenuhi dadanya.

Semua akan baik-baik saja, Chanyeol sudah kembali. Itu lebih dari cukup.

...

Dalam perjalanan kembali dari rumah sakit, Sehun yang sibuk dengan kemudi. Mendadak benaknya mengingat pertemuan singkatnya dengan Hanse di koridor rumah sakit, setelah Hana akhirnya berbicara padanya. Berterima kasih padanya karena telah Hana repotkan, dan meminta Sehun agar pulang dan beristirahat.

Sehun menurut, dan di koridor juga ia berpapasan dengan Hanse. Lelaki remaja itu tampaknya tengah terburu-buru, berlari tanpa melihat sekitar.

Ah, dia pasti sudah mengetahui jika ayahnya kembali. Sampai-sampai tidak menyadari Sehun yang berpapasan dengannya.

Masih dengan ingatan tentang Hana, Sehun memarkirkan mobilnya di basement gedung apartemennya.

Seraut wajah ramah yang selalu Sehun perlihatkan pada Hana, berubah kaku dab datar. Senyum sinis terpatri di bibirnya ketika benaknya teringat dengan kejadian di rumah sakit, saat maniknya tidak sengaja melihat sosok Chanyeol yang terbaring lemah di ranjang pasien.

Pintu apartemen terbuka lalu tertutup kembali, kedua kaki panjang Sehun melangkah santai ke arah kamarnya. Keadaan apartemen yang gelap gulita tidak menjadi masalah.

Tek

Setelah memasuki kamarnya, Sehun menyalakan lampu. Sontak, kamar yang di cat berwarna putih tersebut menampakkan dirinya.

Mengerikan, Sehun sendiri mengakuinya. Kamarnya berantakan, bukan karena pakaian kotor yang bertebaran dimana-mana, ataupun botol bekas minuman keras.

Melainkan karena berbagai gambar yang berserakan dimana-mana, di dinding, ranjang, nakas.

Sehun melepas dasi yang terasa mencekik lehernya, melemparnya ke atas ranjang, berikut jas berwarna putih yang sebelumnya melekat erat di tubuhnya. Menyisakan kemeja biru yang mencetak tubuh tegapnya.

Satu tangan Sehun melepaskan satu per satu kancing kemeja tersebut, menyisakan tubuhnya yang hanya mengenakan celana kain putih. Memperlihatkan tubuh berototnya.

Sehun mendekat pada nakas sisi ranjangnya, meraih satu foto hasil tangkapannya minggu lalu. Di mana seorang wanita tengah menuntun dua orang anak di setiap sisinya.

Sudut bibirnya menyeringai tipis, "Bagaimana ini Kim Hana, sepertinya rencanaku berubah. " bisiknya mengalun di antara kesunyian kamar itu. Maniknya bergerak menuju berbagai foto yang ia panjang maupun yang berserakan di lantai.

Foto yang di ambil di berbagai tempat, rumah, jalanan, sekolah, cafe, dan kantor. Namun dari semua itu, hanya ada satu orang yang sama di setiap fotonya. Kim Hana.

Sehun melempar asal foto yang ia ambil di cafe satu minggu yang lalu itu, berjalan ke arah kamar mandi.

Sehun mengusap tengkuknya yang terasa kaku, "Si sialan Park Chanyeol sudah kembali. " gumam Sehun mendesis kesal, sebelum sosoknya hilang di balik pintu kamar mandi.














tbc.

Maaf yorobun baru bisa up lagi :'))

Nah gimana, udah bisa bobok dengan tenang 'kan sekarang? Hanse gapapa tuh 😊

Ada salam dari bapak Oh :'))

Ada salam dari bapak Oh :'))

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Hatred [ three PCY ] Where stories live. Discover now