76

4K 468 70
                                    

Love Affair
.

.

Jimim menuntun Seulgi menuruni Bus. Pria itu tersenyum ketika melihat tawa malaikat wanitanya. Jimin mengelus lembut rambut Seulgi sebelum meraih tangan wanita itu dan menggenggamnya.

Pria itu membawa Seulgi berjalan beriringan, menyusuri trotoar jalan. Hidup bahagia berlimang harta membuat Jimin tidak menyadari bahwa bepergian dengan angkutan umum sangat menyenangkan.

"kau gugup?"

Jimin menoleh ke arah Seulgi yang sedang bergelayut di lengannya. Gadis itu memegang lengan kiri Jimin yang menggenggam tangannya, membantu Jimin sadar dari lamunan.

Pria itu menggeleng sebagai jawaban. Seulgi tersenyum, sedikit berjinjit untuk mengecup pipi Jimin.

"we can face it together..  Aren't we?" tanya Seulgi sambil menatap kedepan. Dengan senyuman.

Langkah Jimin melambat.. Hingga terhenti. Hal itu jelas membuat Seulgi ikut berhenti. Yang bisa wanita itu lihat hanya Jimin yang tersenyum. Pria itu melepaskan tangannya dan menarik mantel yang Seulgi kenakan agar lebih sempurna menutupi tubuhnya. Jimin tidak ingin Seulgi dan bayi nya kedinginan.

"mau kugendong? Aku takut kamu kelelahan." ujar Pria Park.

Seulgi terkekeh dan menggeleng. Wanita itu menarik lengan Jimin, melingkarkan tangannya disana. Mereka kembali berjalan, kini Seulgi yang memimpin.

Wanita itu bersenandung kecil, menyanyikan lagu - lagu yang waktu remaja sering ia nyanyikan ketika Jimin memintanya.

"kita akan.." ucap Jimin tiba - tiba.

Seulgi mendongak, dan tepat saat itu Jimin mengecup keningnya. Lembut dan dalam. Bermakna.







"kita akan menghadapi apapun itu bersama."




La


Sepasang insan itu kini sudah tiba di hadapan ketakutan terbesar mereka selama beberapa waktu.

Seulgi menunduk, terlalu takut menatap pria penuh kuasa yang ada di hadapannya. Wanita itu terlalu bingung harus bersikap sebagai apa. Apakah Seulgi si anak tiri,  atau Seulgi si menantu tanpa restu. Posisi nya benar - benar tidak tepat, tidak ada satupun yang menguntungkan untuknya.

Sementara itu di samping pria itu, lewat ujung matanya Seulgi mampu melihat bahwa ada ibu kandung nya disana. Dia bisa merasakan bahwa ibunya kini memandangnya penuh kerinduan, tapi mereka berdua sama - sama tidak bisa bersuara. Mereka berdua tidak bisa menolong kondisi yang mulai terasa mematikan.

Jimin dan pria yang merupakan ayahnya itu saling tatap. Meski kini Jimin tidak bisa melayangkan tatapan kebencian, dalam hati pria itu jelas mengumpat.

"kukira kalian tidak akan pernah muncul lagi. Kukira kalian sudah mati, mungkin."

"....." tangan Jimin mengepal. Inilah sifat yang tidak dia sukai. Sifat yang kini justru menurun padanya. Ayahnya dan dirinya sendiri jelas tau, bahwa menekan orang lain dengan lisan adalah keahlian mereka.



Love Affair - SEULMIN [COMPLETE] [M]Where stories live. Discover now