CHAPTER 3 | NOT A GIRL AS A STEEL

1.9K 68 9
                                    

NOW PLAYING : Logic ft Alessia Cara & Khalid - 1 800 273 8255

NOW PLAYING : Logic ft Alessia Cara & Khalid - 1 800 273 8255

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.

SELAMAT MEMBACA CERITA THE PERFECT FUTURE SOULMATE

•o00o•

CHAPTER 3 | NOT A GIRL AS A STEEL

Rasanya lelah bila terus berpura-pura kuat dengan semua kenyataan ini. Nyatanya masih sama, berada di titik paling lemah dan rapuh. Aku bukanlah wanita sekuat baja, yang mampu terus bertahan.

•o00o•

Matahari dari ufuk timur, telah muncul di pagi hari ini. Dengan cuaca cerah, sepertinya mampu membuat seorang gadis yang masih meringkuk di ranjang rumah sakit, menjadi lebih bersemangat. Ditambah lagi dengan hari Senin yang sepertinya para orang-orang akan mulai sibuk, beraktifitas di luaran sana. Sudah di pastikan, kota Jakarta akan semakin macet disaat hari-hari seperti ini.

Mega yang baru saja tadi malam sadar dari tidur panjangnya, sekarang sudah bisa mulai menampilkan senyuman indah dari bibirnya. Hatinya mungkin masih belum membaik, masih banyak luka yang membekas. Pikiran nya masih kalang kabut dengan rasa trauma nya yang dia alami. Menampilkan raut kebahagiaan, hanyalah kepura-puraan semata. Dia hanya tidak ingin, Freya yang notabene ibunya merasa khawatir.

Bibirnya tersungging senang, kala Farzan datang memasuki ruangannya. Dia tampak membawa sebuah kursi roda. Entahlah untuk apa. Farzan pun menghampiri Mega, dan mengusap rambut adiknya yang lembut. "Good morning sunshine. Are you okay? " Tanya Farzan, kala dia sudah duduk di kursi samping ranjang Mega.

"Good morning too. I'm okay brother," jawab Mega seraya mengangguk dan menampilkan deretan giginya yang rapi. Sedangkan Farzan, dengan gemasnya dia langsung mengacak-acak rambut Mega dengan sayang.

"Kalau kamu baik-baik saja, Kakak akan mengajak kamu ke taman rumah sakit. Bagaimana, mau tidak?" Tanya Farzan dengan senyuman yang tak pernah luntur dari bibir indahnya. Mega seketika mengalihkan pandangannya dari Farzan.

Bahkan, perubahan raut wajah Mega menjadi murung dan terlihat sedih. Pikiran Mega beralih pada malam tadi ketika, Nathan dan Freya bilang kalau dia mengalami kelumpuhan sementara. Itu di sebabkan, karena tidak adanya gerak tubuh bagian kaki saat dia kritis. Dan menyebabkan kaki terasa kaku, serta menyebabkan kelumpuhan sementara. Kebanyakan orang juga seringkali mengalami hal itu.

Raut perubahan sikap Mega dapat diketahui oleh Farzan. Terlihat dari gerak-gerik nya, yang kini tidak ingin melihat Farzan sama sekali. Dia menjadi merasa bersalah sudah berbicara seperti itu kepada adiknya. Mega sepertinya memang sangat sensitif jika berbicara yang bersangkutan dengan kaki nya. Mungkin Mega merasa, dia tidak bisa berjalan. Dan dia takut akan memalukan Farzan. Atau mungkin malah akan menjadi beban untuk Farzan.

The Perfect Future Soulmate [#Series1 TPFS]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora