30

4.2K 466 18
                                    

Kedatangan Iqbaal juga Alfi menjadi sorotan staff wanita, mereka menatap kagum dua laki-laki berwajah datar itu, Alfi dan Iqbaal memang selalu memasang wajah datar juga dingin jika bertemu orang baru.

Mereka seakan tidak memperdulikan perkerjaannya, matanya selalu menatap kedua laki-laki tampan itu, tidak lama pak Dimo, selaku manager training disini, mulai me-orientasi training baru, untuk mengenal dulu tempat kerjanya, baru mereka akan melakukan pekerjaannya.

Iqbaal, Alfi juga pak Dimo mulai mengenalkan beberapa tempat di perusahaan ini, mereka berkeliling, hingga Iqbaal bertemu kembali dengan wanita ular itu, Mika. Alfi yang melihat wanita bule itu mengingat kembali perkataan adiknya, mungkin dia wanita yang adiknya maksud.

"Iqbaal akhirnyaa kamu disini jugaa."

Mika yang melihat Iqbaal langsung menghampiri Iqbaal dan menggandeng Iqbaal begitu saja, tidak peduli disini ada pak Dimo, selaku managernya.

"Tolong lepaskan tangan kotor anda, ini kantor, jaga sikap anda."

Mika terkejut saat mendengar perkataan Iqbaal di tambah nada dingin dan wajah datar Iqbaal itu, wajahnya memerah menahan kesal, lihat saja nanti, pikirnya.

Alfi yang melihat itu semua kini mengerti akan ketakutan sang adik, wanita ini liar akan menjadi masalah besar bagi adiknya.

"Kami memang hanya magang disini, tapi tolong bisa jaga sikap anda nyonya Mika terhormat." Sahut Alfi tak kalah dingin.

"Siapa kamu? Tidak perlu ikut campur urusanku."

"Dia kakak ipar saya."

Mika semakin kesal apalagi setelah mendengar perkataan Iqbaal itu, ia tersenyum miring memikirkan perihal itu, perihal dimana Iqbaal akan menjadi miliknya kembali.

"Hei sudah ini kantor, urusan pribadi jangan di bawa kesini, mengerti?"

"Mengerti pak Dimo, maafkan saya dan Iqbaal pak."

"Baik, mari kita ke lantai atas, keruangan kalian."

Sampai di atas, ternyata ruangan mereka bekerja bersebelahan, Alfi dan Iqbaal mengangguk mengerti saat pak Dimo menjelaskan job desk nya.

"Baik terima kasih pak."

"Selamat bekerja Iqbaal dan Alfi."

Iqbaal dan Alfi mulai bekerja dengan baik, mereka mulai mengerti dan mulai terbiasa di perusahaan ini, terlebih Iqbaal, walaupun ia tidak jadi pilot sesuai keinginanya, tetapi ia juga ingin meneruskan usaha sang ayah.

"Baal."

"Ngapa bro?"

"Masih banyak kerjaan?"

"Udah ga terlalu fi, kenapa?"

"Itu cewek tadi mantan lo?"

"iya, kok lo bisa tahu namanya?"

"(namakamu) gue yang ngasih tahu."

Iqbaal mengangguk mengerti, tidak lama Iqbaal membuka ponselnya, bermaksud untuk menghubungi kekasihnya.

"Halo baal, ada apa? Gimana disana sama abang juga?"

"Allhamdulilah aku sama abang kamu baik-baik aja disini, aku rindu kamu sayang."

"Baru satu hari."

"Berat tahu yang."

"Dih."

"Tapi kamu disana baik-baik aja kan?"

"Aku baik-baik aja Iqbaal."

"Syukurlah, yaudah aku tutup, aku masih ada kerjaan yang."

"Semangat kerjanya sayang, ingat aku menunggumu di Jakarta."

POSESIF [2]Onde histórias criam vida. Descubra agora