35

5.1K 561 40
                                    

Sudah hampir selesai Iqbaal dan Alfi melakukan kegiatan praktik kerja lapangan, tinggal satu minggu lagi mereka akan selesai melakukan kegiatan ini.

"Baal."

Iqbaal yang tengah fokus itu tiba-tiba terhenti saat ada yang memanggil namanya, ternyata yang memanggil adalah Mika, masa lalu nya.

"Kenapa?"

"Satu minggu lagi kamu disini dan aku juga satu minggu lagi harus pulang ke Amerika, aku akan pergi dan engga akan ganggu kamu lagi, tapi tolong, satu minggu aja kita bikin kenangan kaya dulu, sebelum aku pergi, aku mohon baal."

"Harus banget?"

"Dan aku juga mau minta maaf sama kamu, aku sadar semua yang aku lakuin salah."

"Satu minggu?"

"Hanya satu minggu."

"Oke, setelah itu jangan ganggu hubungan aku lagi."

"Iyaaa aku janji."

"Yaudah."

Sementara (namakamu) sudah berada di Bandung kembali, mumpung libur seminggu, ia memutuskan untuk ke Bandung, tidak ada yang tahu ia ke Bandung, dan ia juga tidak menginap di tempat Iqbaal, ia menyewa hotel untuk disini.

Siang ini ia berniat akan membawakan makanan untuk Iqbaal juga Alfi, saat ini ia sudah berada di lift menuju ruangan Iqbaal, sampai di depan, langsung saja ia membuka tanpa permisi, dan yang ia lihat selanjutnya cukup membuat hati kecilnya terluka.

Disana Iqbaal tengah makan bersama Mika, sambil tertawa tanpa memperdulikan siapapun, (namakamu) yang melihat lebih memilih pergi dan menemui Alfi.

"Bang."

"Dek kok ga bilang mau ke kantor?"

"Gapapa, jangan bilang Iqbaal gue di Bandung."

"Kenapa?"

"Gapapa, nih makan bang, gue cabut ya."

"Iyaaa."

Setelah itu (namakamu) memilih pergi ke caffe yang tidak jauh dari kantor Alfi, ia memilih menikmati coklat panas, sambil menenangkan pikirannya, seminggu terakhir Iqbaal jarang memberikan kabar, entah apa alasannya, ia tidak tahu.

Malamnya, (namakamu) berniat akan mengubungi Iqbaal, namun hasilnya nihil, tidak ada respon apapun, akhirnya ia memilih jalan-jalan malam sendiri di sekitar Bandung.

"Kamu kenapa sih baal?"

(namakamu) terus saja melangkah tanpa tahu kemana arah yang ia tuju, namun langkahnya terhenti saat melihat Iqbaal tengah bersama Mika kembali, tengah tertawa bersama menikmati wedang jahe, di taman itu.

(namakamu) hanya tersenyum tipis, ia ingin melihat apa yang mereka lakukan, tapi itu juga tidak baik untuk kesehatan hatinya.

"Makasih yaa baal, udah nurutin apa yang aku mau."

"Iyaa, tapi disana jangan kaya dulu lagi, berubah."

"Pasti, aku udah bosen kaya gini."

"Iyaaa, yaudah minum lagi."

Mika mengangguk kecil lalu kembali menyeruput wedang jahe itu, sementara (namakamu) masih melihat apa yang mereka lakukan.

"Aku sayang kamu baal."

"Iyaa aku tahu, aku jugaa."

Bagai di sambar petir malam-malam, (namakamu) terkejut bukan main, ia tidak pernah menyangka Iqbaal tega bermain di belakangnya, dan merusak kepercayaannya yang selama ini ia jaga. Akhirnya (namakamu) memilih pergi dengan hati yang terluka, tidak ada isakan hanya air mata yang mewakili semuanya.

POSESIF [2]Where stories live. Discover now