cukup, aku sudah terbiasa dengan sikapmu

7 1 0
                                    

   Tolong katakan, siapakah yang telah membuatmu tersenyum? Di sela sela kegelapan yang ku pejamkan. Siapakah yang sedang kamu impikan? Sehingga kamu lupa dengan semua derita yang aku rasakan. Sampai aku menjadi terasingkan dalam hiruk pikuknya kehidupan. Kamu menyakiti hati yang sesungguhnya tulus memberimu ruang. Aku tahu, berkali kali kamu menghindar. Pada hati lain yang lebih bisa menyandar. Secara perlahan kamu mulai undur pergi. Menabur bunga bunga penghianatan. Aku yang terkubur, kamu yang bersyukur. Seolah merayakan kematianku. Cukup, aku sudah terbiasa dengan sikapmu. Merengek rengek meminta perhatian. Agar kamu bisa segera di selamatkan. Tapi tidak, tidak untuk sekarang. Kamu terlalu buruk untuk aku perjuangkan.

    Kamu bukan lagi raga yang harus aku pandangi. Kamu bukan lagi hati yang ingin aku miliki. Kamu bukan lagi jalan yang ingin aku temui. Kamu adalah jurang yang sedang aku hindari. Kamu adalah badai yang telah menghempas ku dari hangatnya mentari pagi. Dan kamu adalah hutan belukar. Yang cukup lama tak terpijak, sulit untuk ku temui jalan untuk kembali. Menyesatkan memang, sampai akhirnya aku terkurung dalam semua hal tentangmu. Aku tak tahu lagi, apa yang harus aku buat. Jika pada akhirnya kita selalu tidak sependapat. Kita tidak pernah lagi sepakat menjalani hubungan. Rasanya, aku sudah cukup lelah. Aku ingin menyudahi saja.

    Kita sudah cukup rapuh untuk di perjuangkan. Kalau pun kita memaksa menjalani. Pasti kita hanya akan semakin banyak menyakiti. Sempat aku ingin bertanya? Namun, rasanya sesak di dada. Pada akhirnya, kita hanya berada di dalam kawasan rindu tanpa perantara. Dan jikalau Tuhan mengijinkan ku bertemu dengan mu sekali lagi. Walau hanya lima menit saja. Aku akan pergunakan waktu itu dengan sebaik mungkin. Agar tidak ada lagi rasa takut yang menyesalkan ku. Agar aku lebih tenang menjalani hidup tanpa dirimu. Bukan aku tidak lagi ingin menjalin cinta denganmu. Hanya saja aku sudah merasa cukup tahu dengan semua ini. Aku tidak ingin mengulangi lagi.

   Dan aku hanya ingin memperbaiki, apa yang pernah terasa pedih? Di dalam hatiku. Agar aku bisa cepat berlalu dari mu. Agar aku bisa menemui cinta yang baru. Cinta yang akan lebih bisa menerimaku apa adanya. Semoga dengan apa yang pernah kita lewati? Menjadikan diri kita lebih baik lagi. Menjadikan hati kita lebih kuat lagi. Menjadikan pikiran kita lebih dewasa lagi. Bersama orang lain, yang bukan seperti aku dan dirimu. Jika kita telah bisa melupakan semuanya. Yakinlah, kita tidak harus selalu membenci masalalu kita. Kenanglah aku sebagai orang yang pernah menyayangimu. Bukan orang yang telah menyakitimu. Dan aku pun akan sama sepertimu. Karena bagaimanapun, kita tetaplah masalalu yang tidak layak di persalahkan.

Barisan PenyesalanWhere stories live. Discover now