Kini sudah sebulan Dhea bertemu kembali dengan sahabat nya Khanza baginya itu adalah salah satu kebahagian tersendiri
Menurut Dhea definisi kebahagian itu sederhana selama kita menikmati dan mensyukuri nya
Dhea berangkat seperti biasanya diantar oleh abangnya
"Bang, gue lagi bingung sama Khanza" Dhea mulai berbicara saat mobil mereka keluar pekarangan rumah
"Lo lagi marahan sama dia?" Tanggap El
"Nggak, tapi dia itu kayaknya lebih tertutup aja sekarang" sanggahnya
"Dia yang tertutup atau lo yang terlalu kepo"
Mendengar itu Dhea langsung melemparkan delikan matanya "apaa sih lo bang, gue juga tau kali batas privasi orang"
"Kalo gitu lo nanya lah sama dia, mungkin dia emang lagi ada masalah" El mencoba memberikan Dhea solusi
"Masalahnya gue nggak tau mulai dari mana" Dhea mengacak rambutnya karena frustasi
"Lo sahabat nya apa bukan sih? Nanya gitu aja nggak tau mulai dari mana. Terus ngomong apa aja lo pas curhat curhatan?" El mendorong pelan kepala Dhea agar dia sedikit berfikir
"Ya udah deh nanti gue pikirin sendiri, nggak beri pencerahan banget kalo curhat sama lo bang" katanya dengan mencebik bibirnya
"Emang gue pikirin? Turun sana udah sampek tuh" usir El
Dhea lansung turun dengan membanting pintu mobil dengan keras
"Eh bisa rusak tuh mobil gue" teriak El dari dalam mobil
"Abang kampret" guman Dhea pelan
Dhea lansung berjalan menuju kelasnya, tapi langkahnya langsung mundur saat ada orang yang menarik tasnya dari belakang
"Ih apaan sih Rey" Dhea langsung berontak agar Rey melepaskan tasnya
"Kita jalan berengan" dengan tampang tak berdosa Rey langsung melangkah kan kakinya
Dhea menghentakkan kakinya di lantai karena kesal dan tak habis pikir akan kelakuannya sahabat nya itu
"Besok lo ke rumah gue" Rey berkata lagi saat melihat Dhea sudah ada disamping nya
Dhea malah mengernyit bingung, itu permintaan yang lebih mirip perintah "ngapain?" Akhirnya dia memutuskan untuk bertanya
"Momy yang nyuruh" ucapnya lagi dan memperhatikan Dhea yang hanya ber-oh ria
Dhea dan Rey tak sadar kalo sedari tadi ada orang dibelakang yang memperhatikan gerak gerik mereka sedang bercanda ria dikoridor kelas, terbesit rasa sakit dihatinya tapi dia tidak tau mau mendeskripsikannya bagaimana
🍁🍁🍁🍁🍁
Dhea masih belum juga bertanya kepada tentang hal yang dia rasakan itu, dia takut nanti Khanza akan tersinggung
Setahun tak bertemu bukan hal yang tidak mungkin kalo orang bisa berubah apalagi dengan sekelebat masalah yang Khanza hadapi dikeluarkannya
Drrrtt.. Drrrtt...
Saat ponselnya bergetar Dhea langsung bangun dari tidurnya karena sedari tadi dia memang sedang tidur di atas sofa dan menonton tv
Nama Khanza terpampang jelas di layar dan membuat Dhea mengernyit bingung pasalnya ini udah jam 6 sore
Tak mungkin kan Khanza merindukan Dhea karena mereka bukan sepasang kesasih yang lagi LDR-an
Tak menunggu waktu lama dia langsung mengangkat
![](https://img.wattpad.com/cover/173308544-288-k229333.jpg)
YOU ARE READING
SINCERE [TAMAT]
Teen Fictionbagi dhea kebahagiaan orang disayanginya adalah prioritas nya, sehingga membuat dia mengorbankan kepentingan nya dengan tulus hati sama hal nya dengan rey yang mementingkan kebahagiaan sahabat kecilnya dhea sampai mereka terjebak dalam sebuah rasa y...