I

37.8K 2.8K 190
                                    

Donghyuck merebahkan kepalanya di meja sembari menghela nafas pelan karena lelah. Hari ini benar benar-berat. Bayangkan saja, terlambat di hari pertama sekolah, kemudian harus lari berkeliling lapangan sebanyak 10 kali. Tak apa jika lapangannya tak berukuran besar. Lapangan disekolah ini bahkan cukup untuk menampung 2000 orang. Ya tuhan. Kaki Donghyuck terasa begitu pegal, sungguh!

Sejujurnya, dalam lubuk hati Donghyuck yang terdalam, terbesit rasa kesal saat melihat tampang (sok) tampan milik seorang kakak kelas yang tadi menghukumnya. Orang itu melipat tangannya di atas dada saat menyuruhnya untuk berlari mengelilingi lapangan sebanyak 10X putaran! Mark Jung namanya. Kakak kelas yang menjabat sebagai Ketua Osis yang (kebetulan) sangat digilai oleh para gadis atau Uke di sekolah ini.

" Aku gak ngerti. Dari sisi mana sih seorang Mark Jung itu dibilang tampan ? Apalagi dengan ekspresi wajah menyebalkannya yang bossy itu. Aku benar benar tak tahan untuk mencakarnya. " ~ Donghyuck yang kelelahan. 

Okay, lupakan! Itu hanya sekelumit pemikiran dari Seorang Donghyuck. Jelas saja Mark digilai semua gadis dan Uke disekolah ini. Dia tampan, cerdas, dan seseorang dari kalangan berada. Yah, walaupun nilai minus dari dirinya adalah sifat temperamental dan wajah dinginnya. Tapi, semua itu seolah tertutupi dengan 1001 pesona yang dimiliki oleh seorang Mark Jung. 

Ceesss

Sesuatu yang dingin membuat Doghyuck terlonjak. Laki laki berparas manis itu menatap ke sekeliling dan mendapati seorang laki laki tengah membawa dua kaleng soda sembari menopangkan wajahnya di meja tempat Donghyuck membaringkan kepala. Itu Jeno. Sahabatnya semenjak SMP.

" Itu tidak lucu, Jen." ucap Donghyuck kesal sedetik setelah melihat Jeno mulai terkekeh melihat ekspresinya . Bagaimana tidak? Donghyuck tengah mem-pout kan bibir berbentuk hatinya lucu. 

"Telat lagi, Hyuck? Aku tidak mengerti. Mengapa kebiasaan terlambatmu itu tidak pernah sembuh." katanya dengan nada yang terdengar sangat menyebalkan di telinga Donghyuck. Donghyuck memutar bola matanya kesal. Dasar Lee Jeno menyebalkan!

"Kemarikan kakimu." ia menarik sebuah kursi diantara mereka dan meluruskan kaki Donghyuck diatas kursi itu. 

"Aku yakin, kakimu pasti terasa sangat pegal kan? biar aku pijat." Jeno melepaskan sepatu dan kaus kaki yang Donghyuck kenakan untuksetelahnya memijat kaki Donghyuck yang terasa sangat pegal.

Yang tidak Jeno sadari adalah, semburat merah tengah mewarnai kedua pipi laki laki berkulit tan tersebut. Tidak bisa dipungkiri,  semua seolah sudah menjadi sebuah rahasia umum. Donghyuck menyukai sahabatnya, Jeno. Bahkan, sedari tadi jantung Donghyuck sudah sangat berisik karena berdegup begitu kencangnya. Donghyuck mati-matian menahan diri agar wajahnya tidak terlalu kentara saat merona. 

"Bagaimana?" tanyanya membuyarkan lamunan Donghyuck. Jeno tersenyum lagi. Satu lagi kelemahan Donghyuck yang tidak ia sadari. 

"Uh...eh sudah terasa lebih baik kok, Jen ." kata Donghyuck sembari menurunkan kakinya dari kursi . "Thanks"

"Never mind." Jeno mengulurkan sekaleng soda yang tadi ia bawa untuk Donghyuck.

Jeno menatap lembut sosok berkulit tan dihadapannya. Beberapa bulir keringat bahkan tak bisa menghilangkan pesona yang menguar dari wajah manis sahabatnya ini. Jeno akui, ia menyukai Donghyuck. Siapa sih yang tidak tergila-gila atau terpesona pada seorang Donghyuck? Wajahnya yang manis, pipi tembam, Uh.......OH! jangan lupakan bibir berbentuk hati sewarna Cherry yang tampak Kissable itu. Membuat Jeno masuk dan tenggelam dalam pesona Donghyucknya.

"Kau habis melakukan apa sih? Kau minum soda seolah-olah baru saja meminum air setelah setahun tidak minum, tau ?" Kekeh Jeno. Yang ia ajak bicara merespon dengan decakan sebal.

"Lari keliling lapangan 10X ." jawab Donghyuck sebal saat mengingat kembali bagaimana saat seorang Mark menghukumnya untuk lari keliling lapangan. 10 kali! Memang tidak sendirian. Tapi tetap saja, ITU MEMALUKAN. " Aku heran. Mengapa banyak sekali perempuan atau Uke di sekolah ini yang tergila gila dengan Mark. Mereka berkeliaran kesana-kemari hanya untuk membicarakan betapa tampannya dia, ini lah, itu lah. Eewwhh..." sambungnya sebal .

"Sssttt! Jangan membicarakan orang keras-keras seperti itu. Bagaimana jika ia mendengarnya?" Jeno terkekeh pelan mendengar ocehan Donghyuck. Namja berkulit tan itu sudah 11/12 seperti anak kecil yang marah-marah karena dilarang membeli mainan oleh orang tuanya.

" Aku juga heran denganmu, Hyuck. Selalu saja terlambat. Mungkin Mark merasa bosan karena ia selalu menghukummu." sambung Jeno sembari tertawa keras. Ia menyesap sodanya dengan cengiran jahil diwajah tampannya. Donghyuck memutar bola matanya sebal. Rasanya ia sangat ingin mencakar wajah tampan seorang Lee jeno ini.

" Kau sepertinya senang melihatku dihukum Jen." Cibir Donghyuck pura-pura kesal. Ia menggembungkan pipinya lucu. Benar-benar sangat menggemaskan.

"Astaga, Donghyuck ! Apa kau sedang merajuk?" Jeno makin menggoda Donghyuck yang sudah memanyunkan bibirnya. Seolah-olah laki-laki berparas manis itu tengah kesal dengan ucapan Jeno. "Yatuhan , kau benar benar menggemaskan saat merajuk. Seperti seorang anak gadis yang lucu." Jeno tak tahan untuk tidak mencubit gemas dua pipi tembam milik Donghyuck. Donghyuck versi ini benar benar menggemaskan dimatanya.

"Ish ! Aku ini laki - laki tau ! ." Donghyuck mempoutkan bibirnya yang disambut dengan gelak tawa Jeno . "Kau benar-benar sangat menggemaskan." begitu katanya .

"Kapan seorang Seo Donghyuck tidak menggemaskan?" Donghyuck akan selalu menjawab seperti itu dengan nada (pura-pura ) juteknya yang sudah khas. Selanjutnya,  Jeno akan mengacak acak poni Donghyuck dengan gemas . Selalu seperti itu .

Donghyuck menampilkan wajah kesal karena Jeno membuat tatanan rambutnya menjadi rusak. Sebut saja itu alibi seorang Donghyuck. Padahal, rasanya laki-laki berparas manis itu sudah tak tahan untuk ber-blushing ria. Jantungnya rasanya mau copot saja setiap kali menatap senyum atau tawa Jeno. Ia benar-benar sudah memperbaiki moodnya yang nyaris hancur untuk seminggu ini karena kejadian tadi.

"Donghyuck." panggil Jeno pelan. Donghuck menatap lekat manik mata cokelat Jeno yang indah dan sanggup mengobrak-abrik jantungnya.

"Bagaimana menurutmu dengan jalan-jalan di akhir minggu ini?"

Donghyuck hanya diam saat kalimat tersebut meluncur dari mulut Jeno. Degup jantungnya semakin bertalu-talu . Ia mengembangkan senyuman termanisnya. "Tentu , Jeno ."

Tbc....

Hai! Hubby bakal aku revisi karena ide aslinya udah melenceng jauh banget :" jadi mungkin alurnya jadi bakal lebih pendek, hehe.

Kritik dan saran boleh banget :)

Terimakasih sudah membaca . Semoga suka yaa.....

Married!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang