V

15.9K 1.8K 97
                                    

    Sosok laki laki dengan wajah dingin itu mencari ke sekelilingnya . Tak jarang ia menghela nafas kesal sembari mencari dua orang yang tadi memaksanya untuk datang . Beberapa pasang mata tampak terkesima dengan visual yang dimiliki sosok dingin ini . Tapi terlalu takut untuk menghampiri atau untuk sekedar berbasa -basi menyapa "hai" padanya . Laki laki ini terus saja melempar pandangan dingin pada tiap orang yang menatapnya .
 
  Jujur saja , ia sangat terpaksa untuk datang ke pesta pertunangan salah seorang sepupu jauhnya ini.  Ada banyak hal yang bisa ia lakukan saat ini . Mengerjakan tumpukan kertas dan dokumen yang ada di meja kerjanya misalnya ? Ia lebih suka bergelut dengan tumpukan pekerjaan dan dokumen dihadapannya ketimbang harus berbasa - basi dengan sekumpulan manusia "tak penting" disini .

  "Ah , itu dia . Akhirnya putramu yang menyebalkan itu datang juga, Jung ." ujar seorang pria dengan wajah cantik nya yang tampak lebih muda dari usianya .
 
  Laki - laki dengan wajah dingin itu memeluk mommynya setelah akhirnya menemukan dua orang yang mati-matian memaksanya kemari . Orang tuanya .

  "Sudah kubilang kan , dia pasti akan datang." kata si pria yang bertubuh lebih kecil itu . Sang suami hanya mengangguk pasrah mengiyakan ucapan istrinya .

  Tentu saja putra mereka ini akan datang jika istrinya yang meminta . Bayangkan saja , siapa sih yang sanggup menolak permintaan istrinya itu ? Belum lagi tatapan memohonnya. Mata bulat menggemaskan milik istrinya yang seperti seekor kucing -ralat bahkan kucing kalah menggemaskan dari pada istrinya .

   "nah , kau tidak ingin mengucapkan selamat atas pertunangan sepupumu ?" Ayah dari laki laki tersebut menepuk pundak putranya . Ia menggunakan dagunya untuk menunjuk kepada sepasang manusia yang tengah berbahagia setelah acara tukar cincin pertunangan mereka .

  Laki laki tersebut menatap tidak suka pada sepasang manusia dihadapannya . Ia mengepalkan tangannya kuat . Sebisa mungkin untuk mengontrol emosinya yang mulai memuncak .  Kemudian menghela nafasnya pelan . 

" Aku kemari hanya sebentar , Dad. Hanya untuk memenuhi kemauan mommy ." jawab laki laki tersebut tegas . Sang ayah hanya mengendikkan bahunya sebagai respon dari ucapan putranya . Ia tahu betul jika putranya menolak untuk mengucapkan selamat pada pasangan yang berbahagia di depan sana .

*

"Darl , bukankah itu tetangga kita di Kanada  dulu ?" Ten memberi gestur dengan dagunya untuk menunjuk seseorang . Suaminya yang tengah berbincang dengan keluarga Lee-penyelenggara acara menolehkan kepalanya ke arah yang ditunjuk oleh istri kecilnya . "Mereka seperti Jaehyun dan Taeyong." Johnny mengamini ucapan istrinya .
 


"Taeyong ?"

"Ten !" lelaki mungil yang tadi disebut namanya melebarkan matanya tak percaya . "Astaga ! aku tak mengira akan bertemu denganmu disini ." Ia merentangkan tangannya untuk memeluk pria manis dihadapannya . Sedangkan dua lelaki berstatus Suami dari dua pria manis tadi hanya menggelengkan kepalanya pasrah . Baiklah mereka akan terabaikan setelah ini karena acara 'temu kangen' dua sahabat itu .  "Bagaimana kabarmu ?"

 "Seperti yang kau lihat . Bagaimana denganmu ?" 

 "Seperti yang kau lihat juga . Wah , aku tak menyangka jika kau masih sama cantiknya seperti dulu , Ten ." 

 "Kau selalu saja. Aku bahkan masih iri dengan wajahmu yang masih tampak menggemaskan sejak dulu hingga sekarang." Taeyong  hanya terkekeh mendengar ucapan sahabatnya yang merupakan istri kolega bisnis suaminya  itu . Terakhir pertemuan mereka adalah di kanada . Sebuah kebetulan yang manis karena mereka bertetangga  .  "Ah tunggu , apakah itu putramu , Tae?"

Married!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang