Chapter. 19

13.3K 1K 20
                                    

"Anak itu membuat ulah lagi?"

Seorang pria yang terlihat sudah berumur menatap tajam pemuda berambut merah yang duduk dengan tenang di hadapannya. Pria berbalut jas mewah yang sedang duduk di kursi kebesarannya itu menopang dagun dengan kedua tangannya. "Sepertinya anak bodoh itu sudah mulai membangkang ya?"

"Dia hanya membalaskan dendamnya."

Brak!

"Tetap saja!" Pria itu menggebrak mejanya keras membuat papan nama berukir emas yang bertuliskan Haruno Kizashi bergoyang dan jatuh dari meja. "Anak bodoh itu telah membuatku malu!" Ekspresinya terlihat sangay marah. "Bukankah aku sudah menyuruh kau menjaga adikmu agar dia tidak berbuat ulah lagi?!"

Pria berambut merah yang diketahui adalah Gaara itu balas menatap tajam ayahnya. "Aku hanya akan menjaganya dari bahaya."

Kizashi meremas pulpennya keras. "Sepertinya kau juga sudah mulai tidak menurutiku, eh?"

Gaara menghela napas. Ia memejamkan mata dan membuka mulutnya. "Aku hanya akan menuruti seorang ayah yang menganggap anaknya adalah anaknya. Bukan seorang ayah yang menganggap anaknya sebagai pembuat masalah dan pion untuk menjaga perusahaannya." Ia berujar dengan tenang.

Gaara lalu menaruh sebuah dokumen di atas meja ayahnya. "Ini laporan peningkatan perusahaan yang Sakura tangani." Ia berdiri dari kursinya dan menatap orang di depannya dengan datar.

"Anak bodoh yang kau katakan telah membuat nama Haruno menjadi semakin besar," ucap Gaara, lalu membukukan badannya dan pergi meninggalkan ruangan itu.

"Aku pergi, Outo-sama."

"Anak kurang ajar itu." Kizashi mengepalkan tangannya. Mata tajam yang dihiasi kerutan di masing-masing ujungnya itu terlihat marah saat mendengar ucapan putranya.

Ia meraih kasar dokumen yang tadi diletakan Gaara. Matanya terlihat terkejut setelah membaca apa yang tertulis di dokumen itu. Ia menaruh kembali dokumennya, dan dengan cepat dia menekan tombol di mejanya untuk memanggil sekertarisnya.

Sekertaris yang dipanggil tadi langsung masuk dan membungkukan badannya hormat pada Kizashi.

"Anda memanggil saya, Tuan?"

"Hn, siapkan mobilku dan batalkan semua jadwal hari ini!"

"Maaf, tapi anda mau ke mana?"

Kizashi berdiri. Ia mengambil dokumen tadi dan melangkahkan kakinya keluar ruangan diikuti oleh sekertarisnya.

"Aku akan menemui anak itu."

.
.
.
.
.
.
.

Sasuke menatap tajam pria berambut merah di depannya. "Siapa kau?" tanyanya datar. Ia tidak mengerti dengan pria yang mengatakan sudah lama tidak bertemu dengannya itu. Pasalnya, dia merasa tidak pernah bertemu dengan orang ini. Ia hanya mengetahui kalau orang ini adalah patner model Sakura yang pernah membuatnya marah saat melihat foto mereka.

Akashi menyeringai. Ia sudah menduga kalau pria Uchiha ini tidak akan mengingatnya. "Maaf, salah orang," ujarnya dengan santai membuat Sasuke semakin menatapnya tajam.

Apa orang ini mempermainkannya?

"Sakura, kau di sini? Aku baru saja akan mengunjungi rumahmu." Akashi menatap Sakura yang duduk di sebelah Sasuke. Ia lalu mendudukan dirinya di depan Sakura, tidak memperdulikan tatapan tajam Sasuke padanya.

"Kenapa ingin ke rumahku?" tanya Sakura sambil memiringkan kepalanya.

Akashi tersenyum. "Tentu saja, karena aku merindukanmu."

Let Me Be Your Man | SasuSaku ✔Where stories live. Discover now