Lomba Rindu

91 9 0
                                    

Semalaman ini hatiku masih saja resah dengan pernyataan kepergian ibu, dirinya yang terbawa kisah seperti fantasy.

Ternyata di balik dramanya cinta yang ku alami, ada drama lain yang tercipta terlebih dahulu.

Entah bagaimana sekarang ? Aku telah jatuh cinta walaupun aku tahu cinta akan membawaku kepada kematian.

' yang tulus saja yang akan bertahan '

Benarkah kata itu? Aku tidak yakin akan mendapatkan seseorang yang tulus cinta denganku. Ini perasaan pertama ... fakta bahwa cinta pertama selalu berakhir memilukan.

Aku harus mencari seseorang yang tulus mencintaiku, ku pikir dia yang tak akan membiat sakit hatiku seperti sebelumnya.

---

Setelah berkecamuk dengan batin dan pikiranku sendiri, kuputuskan menjalankan mobil menuju tempat kuliah.

' Semoga saja makhluk aneh itu tidak muncul hari ini '

Satu harapanku ini harus terwujud, aku benar-benar tidak ingin bermain peran di drama berkepanjangan untuk saat ini, hari ini saja. Rasanya begitu lelah dengan mempermainkan hati sebagai pusat utama peran ini.

Ku hentikan mobilku di tempat biasa benda itu berdiam sejenak dari lelahnya perjalanan.

" RIA ! "

Teriakan yang sudah tidak asing lagi di telingaku, suaranya cukup membuat debaranku kembali bekerja dengan cepat layaknya sedang berlari.

Ku balikkan pandanganku dan memberanikan diri menatap matanya, entah mau ku anggap apa manusia ini lagi. Yang sosoknya tiba-tiba datang dan pergi sesuka hati.

Dia yang dengan tiap metode dan prinsipnya mengganti pacar sebulan sekali (?)

Manusia aneh ini bahkan masih saja berani memanggil namaku setelah sekian lama dia menghilang, hadirnya pun seperti tak pernah memiliki kesalahan kepadaku.

" Apaan sih? Loh kayak pesawat deh, " ucapku sambil berkacak pinggang.

" lho, kok bisa? Aneh deh kamu," sahutnya polos sambil ketawa pecicilan.

" pesawatkan datang dan pergi, dan itu juga termasuk hobi loh. " tindasku.

kaki arga melangkah dengan perlahan mendekati diriku yang masih berdiri di area parkir, matanya tak henti melihat mataku. Seolah dirinya ingin membekapku.

" kamu nggak rindu apa sama aku? Setelah sebulan ini kita nggak ketemu, " ujarnya dan kemudian merangkulku.

Sedetik ketika tangannya lolos merangkulku, ku hempaskan saat itu juga. Rasanya sangat aneh jika ini kembali terjadi, apakah dia tidak sadar dengan sakit hatiku selama ini?

" ngapain gue rindu? Loh juga sibuk gonta-ganti pacar. Nggak ada pentingnya mikirin orang aneh kayak loh. " maki ku kepadanya.

Arga cuman memperlihatkan tawa sedangnya kepadaku dan menarik tanganku untuk berjalan bersamanya.

Tangannya kembali berhasil merangkulku, kaki kami sejalan beriringan menyusuri koridor yang tampak sepi. Rasanya damai sekali, setelah hampir tiga bulan aku tidak berbicara dengannya.

' aku rindu kita yang dulu '

kalimat yang tak mampu ku ucapkan, hanya batinku yang meronta ingin mengatakannya. Debaran ini kembali, dan hanya bersamanya aku merasa damai.

" Ayo kita lomba rindu," ucapnya di tengah perjalanan kami.

" maksud loh apaan sih?"

" Kita akan mencoba menjaga jarak selama sebulan, dan ... Siapa yang rindu duluan dia harus mendapatkan satu hukuman, " terangnya lebih lanjut.

Kakiku sejenak berhenti melangkah, menatap dirinya yang tidak juga berubah. Bahkan kurasa tampannya berubah menjadi manis saat ini.

" Gue nggak bakalan rindu sama loh, ngapain pakai acara gituh? "

" Yakin? "

" ya-yakinlah," ucapku agak terbata.

" ya udah, kita terima tantangan ini. Buktikan kamu bisa tanpa aku. " putusnya.

Setelah akhir dari perbincangan, kita kembali berjalan seperti seorang yang sangat dekat. Aku tidak tahu pasti apa rencananya, yang ku tahu sekarang dia masih bermain perasaan dengan banyak orang.

' Jika saja cinta itu bisa kita pilih, aku tidak akan memilihmu. Tetapi kita sendiri tahu, yang memilih adalah hati, Bukan kita. Kita hanyalah penggerak dari hati yang bersorak '
Gandaria lucia.

Arga tidak pernah tahu bahwa selama ini aku juga rindu, bahkan sebelum kita bertarung untuk lomba konyol ini aku telah lebih dulu merindu. Dia berjalan denganku dan sesekali menyapa manusia lain lewat.

" Hai mantan! " serunya kepada Laras yang di putuskannya sebulan lalu dimana hanya ada kami bertiga. Keadaan yang sengaja di ciptakan Arga.

Laras sama sekali tidak menjawab hanya melirik rangkulan tangan Arga di pundakku dan menatapku benci. Bisa saja aku mendapat masalah dengan ribuan mantannya yang di sapa saat kami menelusuri koridor ini.

Tapi masa bodoh dengan itu, aku rindu dengan pecicilannya dan humor recehnya yang selalu dia sajikan. Ku mohon untuk sekali saja jangan pergi. Penuturan hatiku kembali lagi, aku menatapnya lekat dengan jarak yang begitu dekat.

Aku tidak tahu dengan perasaannya, dia hanya bercerita tentang rasanya kepadaku saat itu. Bukan rasanya untuk orang lain, mengetahui aktivitasnya saja aku enggan bertanya kepada Bibi sahabat karibnya. Tidak seperti ini, lebih aku diam sebelum Arga makin menjadi dalam membuatku patah hati dan kembali terbang.





♡♡♡

Aku kembali gaesss, lagi pada berlatih dari lomba rindu. Kira-kira apa yang bakal mereka pertunjukin dari kisah mereka?

-coming soon

~RantyChann

KEMBALI HIDUP ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang