[☀️] 15 - Sinar Dari Bintang Lain

1.6K 252 17
                                    

aku melihat pantulan sinar
dari bintang lain
di matamu.
cerah
terang
jelas
hingga tak ada ruang
untuk sinar dariku.

☀️

Surya menyadari rasa senang terpancar dari mata Ghea hari ini. Ada sesuatu terjadi di acara Klub Jurnal, dan Surya bertekad mencari tahu.

Kemarin, setelah menyelesaikan lasagna yang lezat, dia dan Ibu malah menonton film cheesy entah apa yang Ibu temukan di televisi. Menontonnya membuat Surya mengernyit sepanjang cerita, tapi Ibu sangat menikmatinya. Surya terlalu menikmati waktu berdua bersama Ibu hingga lupa menghubungi Ghea.

Toh, Ghea tampaknya terlalu sibuk berkhayal hingga nggak menghubungi Surya kemarin. Surya berani bertaruh, Ghea sudah merancang sebuah cerita baru sebagai bentuk ke-bucin-annya.

"Diem-diem bae, Ghe." Surya mencolek lengan Ghea. "Senyum-senyum sendiri, lagi. Kalau lo jadi gila, gue larang ikutan Klub Jurnal Mayapada lho."

"Ih, apaan sih," gerutu Ghea, tapi senyumnya masih bertahan. "Kemarin seru banget. Gue jadi nggak nyesel ikutan klub."

"Emang kemarin ada cerita apa soal Bintang?"

Ghea memelototi Surya. "Nanyanya kok langsung dia, sih?"

"Siapa lagi yang bisa bikin lo senyum-senyum sendiri kalau bukan dia?"

"Ada, gue ketemu temen baru namanya Thalia. Tapi, emang sih," Ghea tersenyum jahil, "gue kemarin dianter pulang sama Bintang."

"KOK BISAA?" seru Surya. Dia nggak menyangka suaranya bakal keras banget, tapi dia lebih kaget mendengar kabar dari Ghea.

Ghea memukul tangan Surya. "Bisa, pokoknya bisa. Asyik, kan?"

"Terus, lo ngomongin apa aja?"

"Nggak ngomongin apa-apa, sih. Tapi tetep aja, gue seneng banget."

Surya memperhatikan Ghea. Memang sih, Orion bukan orang yang suka ber-SKSD dengan orang lain. Uluran tangan Surya saja nggak disambut. Jika memang Orion itu sebuah bintang, harusnya dia hangat.

Mungkin, kehangatan dari Orion masih nun jauh di sana, jadi sekarang, Ghea belum merasakannya. Tapi, cahaya yang dipancarkan Orion sudah cukup untuk membutakan Ghea, membuatnya lupa ada Matahari yang bersinar hangat.

Surya menepis pemikiran itu. Biar bagaimanapun, mereka bukan benda semesta. Dianalogikan seperti apa pun, kasusnya nggak akan pernah sama.

Ghea sepertinya menyadari kalau Surya merenungkan sesuatu. Dia menonjok bahu Surya main-main. "Gue tetep Bumi lo, Sur. Tenang aja."

Surya menyeringai, lagi-lagi harus menyembunyikan rasa cemburunya. "Gue tahu, kok."

Surya seharusnya nggak perlu meragukannya.

Sajak SemestaWhere stories live. Discover now