[🌏] 16 - Tugas Pertama

1.6K 225 36
                                    

Pertama kali selalu
membuatku ragu;
namun jika bersamamu,
semua raguku lenyap.

🌏

Sebagai pemagang, Ghea belum diberi tugas sendiri. Dia masih mengikuti anggota klub yang lain meliput berbagai berita dan belajar dari sana dulu, sebelum nanti diterima jadi anggota tetap pada akhir tahun.

Pada penugasan pertama, Ghea harus ikut meliput salah satu siswa Mayapada berprestasi yang memenangkan banyak perlombaan. Mentornya bernama Nadira, dari divisi cetak, yang akan mengajari Ghea apa saja yang dia harus ketahui tentang mewawancara narasumber dan merangkumnya dalam sebuah artikel pendek.

Saat meliput, hanya butuh dua orang: satu dari divisi cetak dan satu dari divisi media. Ghea merasa lega saat pemagang divisi media yang bertugas bersamanya adalah Thalia. Tapi, jantungnya segera berpacu saat dia tahu siapa mentor Thalia. Orion.

"Sumpah lo? Nggak bohong?" tanya Ghea, seketika panik.

"Ya elah, ngapain juga gue bohong?" balas Thalia seraya mengerlingkan matanya. "Gimana kemarin, pas lo dianter pulang?"

"Nggak ada apa-apa." Wajah Ghea memerah.

Thalia menyipitkan matanya.

"Serius! Lo kan tau dia nggak banyak bicara."

"Iya, sih." Thalia mengedikkan bahu. "Omong-omong, itu dua mentor kita. Ayo wawancara."

Mereka segera menyusul Nadira dan Orion. Nadira langsung menarik Ghea mendekat untuk membicarakan soal daftar pertanyaan dan segala macamnya. Ghea nggak punya waktu untuk memikirkan soal hatinya.

Mereka segera mewawancarai siswa berprestasi tersebut. Ghea terkagum-kagum mendengar cerita Bara, anak kelas sebelas yang jadi andalan SMA Mayapada dalam OSN Fisika. Kalau Ghea nggak semalas itu, kira-kira dia bisa memenangkan lomba apa ya?

Selagi Nadira dan Ghea mewawancara, Orion dan Thalia memotret mereka beberapa kali. Sesekali lirikan Ghea tertuju pada Orion. Astaga, cowok itu keren banget saat mengambil gambar.

Setelah wawancara berakhir, mereka membahas tentang artikel yang akan diterbitkan. Ghea yang akan menulis artikel dan Thalia yang akan mendesainnya.

Seusai membahas, Ghea menunggu Surya di depan sekolah. Cowok itu ada pertemuan Klub Sains Astronomi hari ini, dan setelah selesai mereka bakal pulang bareng. Masalahnya, Surya bilang bakal selesai jam lima. Sekarang sudah setengah enam dan Surya belum datang juga.

Ghea akhirnya menelepon Surya. Lama sekali baru Surya bisa membalas.

"Ghe, maaf---"

"Lo ke mana aja sih? Gue udah nungguin sampai lumutan nih! Lo niat nungguin gue, nggak?"

Surya menghela napas. "Ghea, gue baru mau ngomong. Gue harus cepet-cepet pulang karena ada yang harus gue urus. Gue panik, jadinya lupa ngabarin."

Ghea pengin marah, tapi dia nggak mungkin memaksa Surya menunggunya saat ada hal penting yang harus segera diurus.

"Terus sekarang lo mau dijemput atau balik sendiri?" tanya Surya.

"Pulang sendiri aja, Sur. Lo urusin aja urusan lo. Lo kan, jarang panik, jadinya ini pasti penting banget buat lo."

Surya terdiam lama. "Oke, hati-hati, Ghe."

Ghea mengunci ponselnya. Setelah menimbang-nimbang, sepertinya lebih enak pulang naik ojek online. Dia sedang mengambil ponselnya saat Orion lewat di sebelahnya.

"Sedari tadi, lo belum pulang?"

Ghea terkejut saat melihat Orion di sebelahnya. Wajahnya langsung memerah. Semoga gelapnya suasana nggak membuat fakta itu jelas.

"Iya, Kak," balas Ghea seraya tersenyum. "Tadi ada temen mau jemput, cuma batal."

Orion mengangguk. Ghea buru-buru mengalihkan perhatiannya pada ponsel. Dia segera membuka aplikasi ojek online. Sumpah serapah langsung keluar dari mulutnya saat menyadari kalau saldo uang di aplikasi itu nggak mencukupi buat pulang.

Ghea melirik Orion yang masih di sebelahnya. Mesin motornya dimatikan, dan cowok itu tampak sedang memainkan ponselnya.

"Lo... nggak balik, Kak?" tanya Ghea ragu.

"Bentar lagi," balas Orion tanpa menoleh dari ponselnya.

"Oh, ya udah, gue balik duluan."

"Udah dijemput?" Orion mendongak, menatap jalan.

"Gue naik bus."

"Bareng aja."

Tawaran Orion membuat Ghea menoleh cepat. Apakah kupingnya eror? Dia pasti salah dengar.

"Lo bawa helm, kan?" tanya Orion sambil memasang helmnya. "Cepet. Keburu malem."

Perubahan sikap Orion membuat Ghea ragu-ragu. Tapi dia nggak punya waktu untuk itu. Orion sudah menyalakan motornya lagi dan Ghea nggak mungkin menolak tawaran baik itu.

"Oke, Kak."

Ghea naik dengan hati berdebar dan kebingungan yang belum terjawab.

_____

FYI, Bara itu ada di VDMU meski perannya juga cuma figuran hihi silakan beli ya kalau udah di toko :D
//shameless promotion//

Sajak SemestaWhere stories live. Discover now