40. Berangkat Pagi

754 116 31
                                    

Saat jam makan malam keluarga kecil Kim berkumpul di ruang makan untuk dinner bersama. Semuanya berkumpul di tempat ini kecuali Yang Taeseon yang memang tidak pernah mau bertatap muka dengan keluarganya. Awalnya Jibeom merasa tak enak hati karena berpikir bahwa Taeseon menolak makan bareng karena kepindahannya tapi Hyeseong menjelaskan Taeseon memang begitu sehingga rasa berat hati Jibeom pun sedikit menghilang-walau sesekali dia ingin bercakap dengan adik tirinya yang sangar itu.

"Jibeom kenapa kamu diam aja??" Tegur ibu Hyeseong.

Sejak tadi Jibeom memang melamun karena masih terbayang percakapan di antara ayahnya dan Hyeseong. Ia tak bersemangat makan walau perutnya keroncong karena beraktifitas seharian.

"Masakannya gak enak? Mau pesan makan aja?" Tanyanya lagi.

Jibeom langsung menggelengkan kepalanya karena keberatan bila harus memesan makanan dari luar. Ibu tirinya sudah capek memasak makanan bagaimana bisa Jibeom mengabaikannya begitu saja?

"Makanannya enak kok, te.." jawab Jibeom.

Omong-omong, hingga detik ini Jibeom masih memanggil ibu tirinya dengan embel-embel 'tante'. Dia masih keberatan untuk memanggil wanita lain dengan sebutan 'ibu' karena baginya ibu hanya satu yaitu bundanya.

"Besok mau makan apa biar ibu buatin buat Jibeom?"

"Apapun Jibeom makan kok, te.." jawab pemuda itu.

Bram yang dari tadi mengamati anaknya hanya bisa tersenyum. Walaupun Jibeom masih canggung hidup bersama keluarga barunya tapi dia bisa menyesuaikan tingkah lakunya. Jibeom tidak pernah merepotkan siapapun, yang ada dia membantu orang-orang di rumah. Bram sangat yakin bahwa mantan istrinya betul-betul mendidik Jibeom dengan benar sehingga Jibeom tumbuh menjadi anak yang baik seperti Jibeom yang sekarang.

"Oh ya kak!" Celetuk Bram yang ingat kalau dia harus membicarakan sesuatu kepada anak perempuannya, Hyeseong. "Besok ayah pergi ke kantornya jam 6 jadi gak bisa antar kamu ke kampus. Naik ojek gapapa?" Tanya Bram.

Hyeseong yang dari tadi diam menyantap makan malamnya cuma bisa pasrah. Sebenarnya dia gak mempermasalahkan pergi sendiri ke kampus di pagi hari. Tapi kalau bisa menghemat uang di antar ayahnya kan lebih bagus. Walaupun Jaehyun sering ngajak ke kampus bareng tapi karena jarak rumah mereka berjauhan, Hyeseong gak mau ngerepotin pacarnya.

"Gapapa yah besok kakak naik grab aja," kata Hyeseong.

"Bareng gue aja," celetuk Jibeom.

.

Ucapan Jibeom barusan membuat Hyeseong dan Bram menoleh ke dia. Mereka tak menyangka Jibeom yang biasanya pergi kuliah seorang diri dengan motor pribadinya yang dibelikan bunda mau pergi bareng bersama saudara tirinya. Bahkan biasanya bila waktu mereka pergi ke kampus bersamaan, Jibeom langsung pergi tanpa menawarkan tumpangan agar sekalian saja Hyeseong ke kampus bersamanya.

"Benaran?" Tanya Hyeseong memastikan.

"Iya," jawab Jibeom.

"Makasih, Beom.." ucap Hyeseong tulus.

Jibeom menganggukkan kepalanya. Sesekali bantu pacar sahabatnya sendiri gapapa kan? Toh sekarang mereka keluarga jadi wajar bila keluarga saling membantu satu sama lain.

.

Seperti yang telah direncanakan kemarin, Hyeseong berangkat kuliah dengan Jibeom. Sepanjang jalan keduanya cuma diam di atas motor. Walaupun hubungan keduanya lebih baik daripada sebelumnya tapi ada saat di mana Jibeom bingung harus membuka pembicaraan. Masih ada rasa canggung di antaranya dan Hyeseong. Palingan satu-satunya hal yang tidak canggung dibicarakan keduanya adalah topik mengenai Bong Jaehyun.

Googoo Child Squad | FRESHMANМесто, где живут истории. Откройте их для себя