comment dong aku mau tau pendapat kalian
Hari ini cukup aneh, kantin fakultas sepi dan kamu malah makan berdua dengan Jeongin, salah satu adik tingkat kamu. Paham sih, daripada dia makan sendiri sedangkan meja lain kosong, lebih baik bersama kamu orang yang dia kenal kan?
"Lo gak kelas?" kamu membuka percakapan setelah sepuluh menit hening. Pandanganmu beralih dari laptop yang baru saja kamu matikan. Menatap jam dipergelangan tangan, jam dua lewat lima puluh tiga menit
"Ngga, nanti jam empat" ucapnya.
"Makan siang?" tanya kamu dan Jeongin mengangguk. Lanjut memakan sotonya dengan lahap yang tersisa sedikit. Kamu bahkan tertawa melihat sikapnya yang entah kenapa lucu dimata kamu.
"Bentar gue naro ini dulu" ucapnya sambil bangkit, menaruh piringnya pada tempat piring kotor. Kamu mengangguk dan menutup laptop kamu.
"Lo gak kelas?" dia balik bertanya.
"Sama gue kelas jam empat"
"Tadi?"
"Tadi selesai jam setengah satu, kalo lo?"
"Selesai setengah tiga" jelasnya. Kamu mengangguk, tidak tahu harus menjawab apa.
"Sebenernya gue mau tanya sih. Lo lagi suka sama orang gak?" tanyanya dan kamu menggeleng.
"Yah padahal gue mau nanya" ucapnya dan kamu tertawa.
"Tanya aja. Emangnya kenapa?"
"Masalah melupakan seseorang"
"Ck kalo dilupakan sampe lo mati juga gak bakal lupa Jeongin, yang ada itu direlakan. Maka kalo lo ketemu dia lagi lo bisa menerima semuanya dengan ikhlas dan lo akan baik baik saja" ucap kamu. Jeongin memperbaiki duduknya, mulai tertarik dengan arah pembicaraan.
"Maksud lo?"
"Mudahnya ya gue sering mengklasifikasikannya, bukan bukan dalam konteks yang buruk. Contoh gue suka sama hm ka Jaehyun. Dia memang orang yang tepat, dengan segala yang dia punya gue pun menyadari itu. Tapi waktunya gak tepat in. Gue harus berusaha lebih banyak lagi agar gue sebaik dia karena setiap manusia yang baik akan mendapatkan pasangan yang baik pula. Makanya gue lebih memilih untuk melepaskan, juga karena gue harus mencari kebahagian gue sendiri yang sifatnya lebih konkrit dari sekedar bersama orang lain" kamu jeda sebentar, menarik nafas setelah menjelaskan begitu panjang.
"Hm gue paham. Lantas gimana kalo lo ketemu orang yang tidak tepat, waktunya tapi tepat kak?"
"Menurut lo in? Yang tepat aja dilepas apalagi yang gak tepat?"
"Tapi kalo menurut dia lo orang yang tepat diwaktu yang tepat tetep dilepas?"
"Iya. Karena keduanya harus merasa seperti itu gak bisa cuma sepihak. Juga kalo dia orangnya suka mabuk mabukkan, ngebentak gue harus menggantungkan kebahagiaan gue kedia? Gak kan? Mudahnya gitu aja" jelas kamu.
"Hm, tapi kenapa terdengar egois dan ngga disaat yang bersamaan ya?"
"Memang hidup kayak gitu kan in? Bagi beberapa orang itu gak egois, tapi bagi beberapa lainnya itu egois, itu hidup. Tapi emang hidup kita mau dikontrol oleh orang lain? Orang lain boleh berkomentar, kita boleh mendengarkan atau tidak, kita pertimbangkan, tapi akhirnya tetap kita yang memilih"
"Itulah kenapa lo menyuruh kita untuk melepaskan? Tapi bukannya kadang harus diperjuangkan ya kak? Maksud gue cinta memang bekerja seperti itu, harus diperjuangkan. Apagunanya bilang sayang atau cinta kalo akhirnya gak diperjuangkan? Cinta itu bakal jadi omong kosong kan?"
"Lalu saat lo gak siap sedikitpun lo tetep memperjuangkan in? Kalo gue sih ngga. Sia sia. Akhirnya akan merasa hubungan kalian gak tepat aja karena keraguan kalian. Akhirnya? Melepaskan juga kan? Lebih baik memperbaiki diri dan mencari yang kita butuhkan. Kalau dia memang benar benar buat lo akhirnya dia tetap akan kembali pada lo kok" jelas kamu. Jeongin tertawa.
"Pantes aja ya lo jomblo menahun gini" ucapnya dan kamu menatapnya datar.
"Jadi kurang ajar ya lo? Emang lo lagi suka sama siapa dah sampe galau gini?" tanya kamu. Jeongin menatap kamu dan meminum air mineralnya. Kamu mendadak gugup. Kenapa Jeongin menatap kamu seintens itu?
"Lo. Tapi kayaknya waktunya gak tepat kayak yang lo omongin tadi walau lo orang yang tepat. Lo sedang mencari kebahagiaan lo sendiri bukan dari hubungan dengan orang lain, juga lo lagi merelakan bang Jaehyun. Dan dari situ gue tau gue harus berusaha lebih banyak agar gue bisa sebaik lo, atau malah bang Jaehyun" jelasnya, lalu tersenyum teduh. Kamu mendadak terdiam.
"Gue gak nyakitin lokan?" tanya kamu, menyadari semua itu pasti menyakiti hatinya. Apalagi diawal kamu mengakui kalau kamu menyukai Jaehyun.
"Ngga kok. Lo malah membuka pehamanan gue tentang lo. Makasih banyak. Nanti saat gue sudah menjadi lebih baik, dan lo gue liat udah menemukan kebahagiaan lo sendiri gue akan ngejar lo oke?" tanyanya tenang dan entah kenapa kamu mengangguk.
Sumpah gue nulis ini lama banget hmm.... gak selesai selesai karena gue bingung. Semoga klian suka sama ini wkwk jarang jarang gue menjadi bijak soalanya
16.02.2019
gue maap banget ya ternyata tugasnya banyak banget hm...