24

1K 162 32
                                    

Jam menunjukkan pukul setengah tiga sore. Namun [Y/N] masih melamun sendiri di perpustakaan.

"Kau daritadi disini?" Suara Shouto mengalihkan atensi gadis itu.

[Y/N] sama sekali tidak bersuara, namun ekspresi wajahnya menunjukkan kegelisahan yang tak terduga.

"Kau kenapa? Sakit?"

Suara Shouto terasa sangat menggema. Perpustakaan kala itu memang sudah sepi, terlebih karena sudah waktunya pulang. Gadis itu tak menjawab sama sekali.

"Mbaknya hamil ya?" Celetuk seorang satpam yang tempo hari juga mengganggu mereka.

Shouto menajamkan penglihatan, "Oikawa-san."

"Hehe." Kata Oikawa, seraya berjalan perlahan.

Seperginya laki-laki busug itu, Shouto baru ingat tujuannya menyambangi [Y/N] di perpustakaan.

"Soal tugas dari Aizawa-sensei, maukah kau satu kelompok bersama-"

"Mau!"

Tatapan [Y/N] sedikit berbinar, raut gelisah tak hilang sedikitpun dari wajahnya.

"Oke." Shouto hanya berkedip seraya mengangguk.

"Shou-"

"Kenapa?"

Sebulir keringat menetes dari dahi [Y/N], helaan nafas kembali terdengar.

"Aku ingin buang energi negatif, maksudnya-"

"Kentut?" Shouto menaikkan kedua alisnya.

[Y/N] yang dari awal disuruh nggak jaim sama bebeb soto ini hanya tersenyum tipis, lalu menempelkan keningnya di bahu Shouto. Bersembunyi. Seraya memegang lengan laki-laki itu agak keras.

Tak lama kemudian pegangannya melemas. "Sudah keluar?"

[Y/N] menegakkan punggungnya. "Masuk lagi."

Shouto terkekeh. Di keheningan, yang membuat [Y/N] sangat terkesima.

Suaranya mulus banget borrr.

•|

"Gini aja," Shouto menatap [Y/N] lekat-lekat.

"Aku mewawancarai ibu, dan kau mewawancarai ayah."

[Y/N] berkedip, "Keduanya orang tuamu?"

"Iya."

Gadis itu tampak menimang-nimang, "Memangnya boleh?"

"Aizawa-sensei orangnya tidak mau ambil pusing."

[Y/N] tersenyum tipis seraya mengangguk. "Baiklah."

Shouto ikut-ikutan tersenyum.

"Orang tuaku akan menjadi orang tuamu juga bukan?"

[Y/N] menunduk malu.

•|

malmingan sma syp nich?????

blank space. | shoutoWhere stories live. Discover now