1

8 4 1
                                    

Dibalik selimut tebal terbungkus seorang gadis yang sedang menyelami mimpi indah nya. Sekarang matahari sudah agak tinggi. Untung masih hari libur, kalau tidak. Sudah dipastikan gadis tersebut bakalan kalang kabut pergi sekolah.

Walaupun suasana kamarnya sudah terang, tidak menganggu tidurnya sedikitpun.

Dia adalah Rana khairan, seorang gadis imut, dingin, tak tersentuh, dan cantik.

Di lihat dari ciri-ciri tersebut seperti orang yang sombong. But dont judge book from its a cover. Itulah Rana, dari luar tampak seperti orang sombong,cuek tapi siapa sangka dia memiliki hati yang baik. Menolong orang yang kesusahan itu pasti.

Dia memiliki seorang kakak dan seorang adik. Namanya Stevan dan Stevi.

Stevan sekarang sudah kelas 3 SMA seorang most wanted disekolah,
Adiknya stefi kelas 3 SMP, dia pintar sekaligus manja.
Sedangkan Rana kelas 2 SMA. Siswi tidak populer seperti kakaknya. Tidak banyak yang tahu kalau mereka kakak beradik. Itu karena permintaan rana sendiri, sebab dia tak mau menjadi pusat perhatian. Itu sangat menyebalkan.

Sedangkan sang kakak, walaupun dia populer itu hanya karna memiliki paras diatas rata rata dan juga pintar. Walaupun banyak yang memgidolakannya, stevan tak menghiraukan itu, diluar dia sosok yang dingin. Tak pernah perduli pada sekitar. Seperti memiliki dunia sendiri.

Sedangkan sang adik stevi, orangnya cuek.

---
"sayaaang, rana bangun ya" suara lembut sang mama tak dihiraukan Rana.

"Rana, ayo bangun sekarang sudah siang" kembali suara mama rana mengalun lembut di telinga rana yang masih bergelut dengan dunia mimpinya.
Sedikit terusik karena goncangan yang diberikan sang mama kepadanya.

"hmm, hmm bentar lagi ma" dengan mata masih terpejam Rana tetap membalas ucapan  mamanya, takutnya nanti dibilang anak durhaka karena mengabaikan orang tua.

Kesabaran mama rana mungkin sedikit terkikis karena tak dihiraukan Rana, dia masih tidak bergerak sedikitpun meski sudah di bangunkan berkali-kali oleh mamanya.

"yaudah kalau ngak mau bangun, nanti jangan salahkan mama kalau ikan bakarnya habis nya keduluan sama abang dan adikmu itu" kata mama Rana sambil melangkah keluar dari kamar.

Mendengar kata IKAN BAKAR sontak telinga Rana langsung berdiri. Seakan akan ada sensor khusus untuk kata ikan bakar yang mengharuskan Rana memakannya sebelum keduluan oleh orang lain.
Apalagi dirumahnya ada saingan terberatnya dalam hal ikan bakar. Yaitu sang kakak nya.

"ikan bakar, ikan bakar, ikan bakar, ngak boleh terjadi gue harus turun nanti ikan nya habis sama abang, huaa"
Dengan mata yang masih terpejam rana berlari ke kamar mandi.

Duk

"aduuh,pintu sialan"

--------

Rani (mama Rana) menuruni tangga menuju ke ruang makan. Disana sudah ada semua anggota keluarga kecuali Rana.

"Rana mana ma? " tanya stevan kepada mama nya.

"biasa lah van,kayak ngak tau gimana adikmu aja" jawab rani

"yaudah kita duluan aja makan, nanti Rana nyusul "

Mereka makan dengan tenang.
Restu(papa Rana) duduk di bagian ujung meja makan sebagai kepala keluarga, disebelah kanan ada mama dan stevi sedangkan di sebalah kiri untuk Stevan dan Rana.

Baru saja stevan memasukkan makanan kemulutnya tibatiba berenti karena teriakan seseorang.

"Abaaaang,, eeiits tunggu dulu, hap" Rana berlari sambil teriak ke stevan yang akan menyuapi makanan kemulutnya.
Diambil tangan stevan yang mengantung langsung memasukkan makanan yang ada di tangan stevan kedalam mulutnya.

RANAndREI Where stories live. Discover now