Resmi?

989 104 0
                                    

Enjoy reading


Kala Sehun beristirahat di ruangannya, betapa terkejutnya ia mendapatkan sebuah kotak makanan di meja kerjanya dan ketika membukanya ada sebuah pancake dengan madu di dalam kotak makanan tersebut. Mengingatkannya terhadap Lalisa ketika pertemuan terakhirnya di coffee shop.

Sehun tidak berniat memakan pancake tersebut, ia pun bergegas kembali ke ruangan persidangan.

--

"Terdakwa, kita akan menyelesaikan pertimbangan atas kasus mu ini jika ada yang ingin anda katakan silahkan berdiri" tutur sang hakim.

"Aku hanya begitu khawatir dengan bayi ku. Memang benar bahwa saya telah melakukan pencurian saat masih muda. Tetapi Sejak saya menjadi seorang ayah, Saya bekerja dengan sangat keras. Sangat sulit bagi saya untuk bekerja sebagai tukang kurir, tapi saya tetap bekerja keras untuk anak saya. Mengingat lagi tentang masa kecil saya, saya cuma tak mau anak saya kelaparan seperti saya dulu. Saya tak punya orang tua dari kecil, dan itu adalah masa-masa sulit saya. Saya tak mau anak saya mengalami kejadian yang sama, saya bukanlah seorang ayah yang bisa memberi banyak hal untuk anaknya, paling tidak saya cuma tak ingin anak saya kelaparan saja. Bahkan saat ini pun, saya lebih khawatir pada anak saya dibandingkan diri saya sendiri. Saya sangat menyesal. Saya memang Ayah yang buruk" terdakwa berbicara hingga menangis menyesali perbuatannya, dengan kakinya yang digips karena patah tulang saat bekerja.

"Inilah akhir dari kasus 460 tahun 2019 di pengadilan Timur distrik Jakarta. Kami akan mengakhiri persidangan pencurian kasus terdakwa Surya Cipto. Anggota dewan juri yang terhormat, anda telah memeriksa bukti yang telah diajukan dan anda telah mendengar Jaksa dan laporan terakhir pengacara tersebut. Tolong buat keputusan akhirnya" Hakim memutuskan.

Setelah beberapa saat kemudian Hakim kembali bersuara. "Kasus 460 tahun 2019 di pengadilan Timur district Jakarta, saya akan mengungkapkan keputusan akhir dari kasus ini. Perwakilan dari dewan juri, mohon kirimkan Keputusan anda" setelah mengatakan itu Hakim membacakan laporan keputusan dari dewan juri.

"Saya akan mengumkan hasil akhir. Terdakwa telah pergi ke ruangan penyimpanan sebuah toko kelontong pada tanggal 20 Januari 2019. Dia telah mengaku bahwa ia masuk ke ruangan penyimpanan dan mencuri satu paket popok dan 2 kaleng susu bayi. Mengingat bukti yang diajukan, Anda bersalah dalam aspek ini. Namun semua anggota dewan juri telah memutuskan bahwa terdakwa bukanlah kebiasaannya melakukan kejahatan tersebut. Menimbang bahwa terdakwa menyesali kesalahannya, jumlah kerusakan yang tidak terlalu besar, dan sesuai dengan situasinya, lalu pertimbangan semua kondisi atas kasus ini dan juga menghormati keputusan dewan juri, saya akan memutuskan bahwa terdakwa dijatuhi hukuman 6 bulan di penjara, dengan masa eksekusi selama 2 tahun. Anda dibebaskan sekarang karena anda telah dijatuhi hukuman eksekusi. Kedua belah pihak bisa mengajukan banding dalam kurun waktu seminggu" tutur Sehun sebagai Hakim.

"Pepatah Afrika menyatakan bahwa 'dibutuhkan sebuah desa untuk membesarkan seorang anak' Kita semua harus membantu untuk membesarkan seorang anak. Saya mengizinkan anda untuk membesarkan anak, dengan membesarkan secara baik. Saya dan para dewan juri akan membantu, saat anda membutuhkan bantuan" tuntas keputusan sang hakim.

Selesai persidangan Sehun keluar dari ruangan persidangan, Betapa terkejutnya ada Lalisa yang sedang menatap dirinya. "Jadi kamu itu Hakim?" Tanya Lalisa dan Sehun hanya terdiam menganggukkan kepalanya.

"Kenapa pancake nya ga dimakan?" Tanya wanita cantik yang dirindukan Sehun.

Sehun jelas terkejut Bagaimana Lalisa bisa tahu?

"Percuma kalau ngomong sama kamu,  aku pergi" Lalisa berbalik berniat meninggalkan Sehun, namun pria itu lebih dulu menarik pergelangan tangan milik Lalisa dan membawa wanita cantik itu kedekapannya.

"Aku nggak bisa berhenti mikirin kamu. Aku nggak pernah lupa apapun itu, bahkan saat pandangan kita bertemu di taman, aku masih ingat jelas bahwa kamu adalah cewek yang aku tunggu-tunggu. Cewek yang memenuhi fikiran aku. Aku percaya takdir bahwa kamu lah cewek yang diciptakan Tuhan untuk selalu disisi aku. Aku sayang sama kamu, Lalisa!"

Di dalam dekapannya, Lalisa yang tak kuasa mendengar itupun menitikkan air matanya dan berkata. 

"Aku sayang sama kamu melebihi apapun itu, Sehun!"

"Jadi?" Instrupsi Sehun. 

"Apanya?" Tanya Lalisa yang masih berada di dekapan Sehun.

"Maukah kamu menjadi pendamping hidupku?" Lalisa segera melepas pelukan itu lalu menatap Sehun. 

"Kamu ngajak nikah? Emang kamu udah siap?" Tanya Lalisa.

"Ya uhm--"

"Ayo kita nikah!" Lalisa mengajak Sehun berlari menelusuri kantor kejaksaan tersebut.

Mereka berdua bahagia, sangat bahagia. Memutuskan untuk menjalani kehidupannya bersama. Mereka berucap janji sehidup semati.

Dahulu keduanya melewati ujian-ujian takdir semasa mereka remaja dan terpisah, kemudian dipertemukan kembali oleh takdir itu sendiri dan kepercayaan yang sangat kuat dan tekad takdir yang dipercaya merekapun di pertemukan, mereka berdua bisa melewati itu semuanya dengan bersama.

Bersambung..

Tamat? Tentu tidak!

Satu part lagi deh..

Terus vote dan komentarnya ya

Aku sayang kalian para readers setia ku ❣️

Luv u🤗

Prince Of Laws [END]Where stories live. Discover now