Satu

3.6K 76 0
                                    

Hari ini adalah tepat satu minggu Quenn bersekolah di SMA Nusantara. Masa-masa MOS yang sangat menyebalkan sudah dilewatinya dengan bersusah payah. Semoga hari terbaiknya dimulai disini.

“Queeennnn!!”. Teriak seorang gadis berseragam SMU berlari menuju kelas dengan tergopoh-gopoh.

“heemm”. Lirik Quenn dengan tetap setia pada buku novelnya

“Queen .. Quenn dengerin gue” napasnya tersenggal-senggal, “gue pinjem buku matematik lo dong” sambil memegangi lengan Quenn berharap dia berbaik hati meminjamkan bukunya.

“On My bag. Ambil aja” jawab Quenn singkat. Sebenarnya Quenn sudah tau kebiasaan sahabatnya satu ini.

“lo kan sahabat gue yang paling baik” ucap Rachel nyengir. Quenn hanya menggeleng heran lalu melanjutkan membaca novelnya.

Hari Ini seperti biasa pelajaran matematika yang sangat ditakuti oleh murid-murid sekolah SMU Nusantara, Lebih tepatnya pada guru pengajar bukan pada pelajarannya. Bu Nisa adalah guru matematika tergalak sepanjang sejarah sekolah ini. Bahkan jika ada nominasi guru tergalak tahun ini pasti beliau sudah mendapatkan Piala penghargaan.

Kriiiiiingg... Jam pelajaran sudah habis waktu istirahat yang sangat dinanti-nanti oleh murid-murid.

“Quenn.. Rachel ke kantin yuk. Cacing-cacing diperut gue udah pada berontak” ajak vina dengan memegangi perut laparnya itu.

Karena sudah sangat lapar mereka memilih makanan yang cepat untuk dinikmati, yaitu siomay.

“uhuukk”

“pelan-pelan kali Vin. Tau gue lo lagi kelaparan” ucap Rachel sambil menyodorkan minuman yang sudah mereka pesan.

“Lo pada tau kan gue kalo lagi laper bisa ngamuk, makan orang kalo bisa” sanggah Lavina.

“Paan sih? Lebay lo”

“Eh Quenn lo kenapa diem aja?” Rachel menyenggol lengan Quenn yang sedang asik melamun.

“Eh enggak, Cuma lagi ini aja” jawab Quenn terkejut.

“Udah deh lo itu jangan diterus-terusin mikirin cowok-cowok lo yang ga pasti itu. Apalagi mantan lo yang kayak kriminal itu. Bikin emosi aja deh” Lavina mengomel panjang lebar. Sedang Quenn Cuma ternganga melihat sosok cowok yang sedang menuju kantin dengan kedua temannya.

“Cabut yuk. Males gue” Ucap Quenn meninggalkan dua sahabatnya.

***

Quenn merebahkan dirinya dikasur dan melempar tasnya asal. Dari awal bersekolah di SMU Nusantara Quenn memang masih kurang nyaman karna ada satu cowok yang bikin dia sangat menyesal sekolah disana. Yaa walaupun menyesal Quenn tetap sekolah dengan benar tidak asal-asalan. Meskipun dia siswi yang sangat pandai dia tidak pernah menyombongkan diri.

Drrtt

Quenn terkejut dari lamunannya dan segera mencari hpnya yang disimpan didalam tas sekolahnya. Ternyata ada pesan dari Bian.

Apa kabar My Quenn? Udah pulang? Gimana disekolah lo ? Asik?

Bola mata Quenn berputar jengah membaca pesan dari cowok yang sedang PDKT dengannya itu. Yang bikin Quenn malas adalah dia tak pernah ada tanda-tanda memberi kepastian hubungan mereka. Sudah sering jalan bareng, kemana-mana berdua. Tapi entahlah apa yang menjadi pikiran cowok itu.

“Paansih nih cowok? Ngapain hubungin gue lagi coba? Males ah”. Gumam Quenn sambil melempar ponselnya ke atas kasur empuknya.

Tok tok tok

“Sayaaang .. Ayo makan dulu, mama udah siapin makanan, yuk” Ucap wanita berambut pendek sebahu yang berumur sekitar tigapuluh tahun.

“Yess mam, aku ganti baju dulu” Jawab Quenn singkat

“Yauda mama tunggu dibawah ya sayang” Dilara berlalu

Quenn tidak akan berangkat makan jika tidak diingatkan dan dijemput oleh mamanya ke kamar tercintanya. Selera makan Quenn emang sangat rendah. Setelah mengganti baju Quenn berjalan santai menuju meja makan.

“Gimana sekolah kamu?” tanya Dilara

“Baik Ma” sambil menundukkan kepala fokus ke piringnya.

“Udah punya temen baru?”

“Udah Ma. Aku udah selesai makan, aku ke kamar dulu banyak tugas.” Dilara menggeleng pelan melihat punggung anak perempuannya yang mulai menghilang.

QUENNTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang