Lima Belas

336 11 1
                                    

Hari minggu kali ini Quenn hanya berguling-guling diatas kasur kesayangannya. Biasanya Dirga akan mengajak Quenn jalan-jalan pagi atau jogging. Tapi entah kenapa hari ini tidak ada satupun notifikasi dari lelaki yang menjabat sebagai bodyguardnya itu. Jadi setelah mandi pagi tadi Quenn tidak beranjak dari kasurnya sampai tengah hari menjelang.

"Kok udah bosen ya? Terus ngapain dong? Keluar sendiri ntar Dirga ngomel. Dirumah lagi sepi banget. Ugh Dirga kemana ya?" begitulah kalimat-kalimat yang keluar dari mulut Quenn sejak satu jam yang lalu. Rumah Quenn sedang sangat sepi karena kedua orang tuanya sedang keluar kota. Beberapa bulan belakangan kedua orang tuannya sedang sangat sibuk karena papanya membuka cabang perusahaan dikota lain. Jadi mau tidak mau Quenn harus siap ditinggal dirumah sendiri seperti sekarang ini. Yaa Quenn sih sebenarnya bisa saja keluar sendiri toh dia juga bisa bawa motor atau salah satu mobil papahnya. Tapi kalau Quenn nekat keluar tanpa sepengetahuan siapapun pasti semua orang akan mengomel panjang lebar. So annoying batin Queen.

Drrttt Drrttt Drrttt..

Merasa ponselnya bergetar Quenn menatap ponselnya yang menampilkan nama kakak kelas gantengnya Aldo Fabian. Quenn segera menggeser tombol hijau dan muncullah suara ganteng dari ponselnya.

"Haloo~
Quenn disiniiii" ucap Quenn mendayu-dayu.
"Haloo Aldo disinii" balas Aldo sambil terkekeh
"Ish kok ngikutin sih" dengus Quenn sebal.
"kkk.. Quenn lagi ngapain? Jalan yuk!"
"Quenn lagi guling-guling kak. Mau jalan kemana?" tanya Quenn penasaran.
"Cuaca cerah gini cuma guling-guling doang rugi dong."
"Yaa lagian gaada temen mau jalan." gerutu Quenn
"Yaudah 15 menit lagi gue jemput. Dandannya jangan cantik-cantik ntar dibawa orang jahat. Daahhh"
"Ish! Kakk.. Yah ditutup dong" Quenn beranjak dari kasurnya menuju Walk in closet untuk berganti baju. Memilih celana jeans, kaos putih dan jaket jeans lalu memoles sedikit wajahnya dengan bedak tipis dan lipbalm. Quenn tersenyum senang saat melihat penampilannya sudah rapi. "Ohh topi!" Quenn baru ingat cuaca sangat panas. Kalau tidak terlindungi kepalanya bisa berasap.

Tin.. Tinn

Terdengar suara klakson mobil didepan rumahnya Quenn bergegas turun dan mengunci rumahnya. Saat membuka gerbang Quenn terkejut karena Aldo berdiri tepat didepannya.

"Astaga Kak!" teriak Quenn sambil memegangi dadanya.
"Baru mau disamperin kok udah keluar duluan sih?" Aldo menggerutu karena dirinya juga terkejut saat Quenn tiba-tiba membuka gerbangnya. Aldo mengira Quenn masih berdandan. Yaaa kan tipikal cewek sekali dandan berlama-lama.
"Dirumah lagi kosong kak. Ayo langsung berangkat aja" Quenn berlalu berjalan masuk ke mobil Aldo. Pemilik mobil hanya melongo melihat Quenn dengan seenak jidat meninggalkannya didepan gerbang. "Dasar ya bocil! Ngeselin banget!" gerutu Aldo sambil masuk mobilnya.

"Bagus yaa.. Aku ditinggalin didepan gerbang" sindir Aldo pelan.
"Keburu panas kak hehe" jawab Quenn sambil cengar cengir.
"Okay lets goo!" seru Aldo antusias. Kemudian menginjak pedal gas menyusuri jalan. Jalanan sedikit padat hari ini. Mungkin karena hari libur jadi orang-orang memutuskan meramaikan jalanan dibanding duduk diam dirumah. Sepertinya mereka akan sedikit terlambat kali ini.

Memandangi jalanan yang nampak asing Quenn bingung sendiri kemana arah dan tujuan mereka sebenarnya. Sudah satu jam mereka berkendara dan masih belum sampai juga.
"Ini mau kemana sih kak?" tanya Quenn heran. Aldo menoleh lalu tersenyum "Pantai" jawab Aldo sekilas. Mendengar jawaban Aldo mata Quenn membola "Seriusan kak?" tanya Quenn tak percaya. "Duarius. Tuh pantainya udah keliatan" tunjuk Aldo dengan dagunya ke arah pantai didepannya.

Meliat arah pandang Aldo mata Quenn jadi berbinar-binar. Tersenyum antusias, karena sudah sangat lama Quenn tidak pergi ke pantai. "Woahh" ucap Quenn kagum. Aldo tersenyum geli melihat Quenn sangat antusias. Mata bulatnya semakin mempesona saat berbinar seperti itu.

Setelah memarkirkan mobilnya Aldo mengajak Quenn turun. Beruntung mereka sampai disaat masih siang jadi masih punya waktu bermain air. Membukakan pintu lalu menarik tangan Quenn untuk turun. Quenn tersipu dengan tingkah manis kakak kelasnya ini lalu menerima uluran tangan Aldo.

Berdiri dibibir pantai Quenn tak henti-hentinya mengagumi pantai. Matanya berbinar-binar menggemaskan. Aldo tak mau melewatkan kesempatan untuk menikmati pahatan sempurna disebelahnya. Hatinya terasa menghangat melihat Quenn ceria. "Tapi kak Quenn kan gabawa baju ganti. Quenn mau main air." bibirnya mengerucut lesu. Melihat Quenn seperti itu Aldo terkekeh lalu mengusak kepala Quenn yang berbalut topi itu. "Gampang. Yuk beli baju dulu!" ajak Aldo sambil menarik tangan Quenn.

Kini Quenn sudah berganti baju yang lebih santai untuk bermain air. Celana pendek dan kaos pantai menjadi pilihan mereka. Jangan lupakan kaos couple mereka berwarna pink. Quenn dengan segala tingkah menyebalkannya memaksa Aldo memakai kaos yang berwarna pink pula. Padahal disana banyak warna yang lebih manusiawi bisa dibeli. Tapi lagi-lagi kembali ke keceriaan Quenn dan demi apapum mata bulat yang sedang memohon itu sungguh tidak bisa ditolak. Akhirnya Aldo pasrah saja toh dirinya tetap tampan ini.

"Kak ayo dong semangat! Cupu ih! Masa kalah sama Quenn!" teriak Quenn sambil berlari meninggalkan Aldo dibibir pantai. "Awas ya kalo ketangkep!" balas Aldo berteriak lalu mengejar Quenn yang sedang mengejek menjulurkan lidahnya.

"Wleee! Tangkep kalo bisa!" Quenn berlari semakin jauh. Tenang mereka berlari dipinggir pantai jadi tidak khawatir tenggelam.

Happ

"Kan kena kan!" ucap Aldo memeluk Quenn dari belakang. Quenn diam terkesiap, jantungnya berdetak cepat saat lengan kekar itu melingkari tubuhnya. Oh ayolah jantung jangan ribut batin Quenn. Tak bertahan lama Aldo mengangkat tubuh Quenn dan dibawa ke air laut yang tidak terlalu dalam. "Kaaakk! Quenn basah ih!" Quenn berteriak dan meronta tapi tenaganya kalah kuat. "Tadi siapa sih yang bilang mau main air?" tanya Aldo menyindir. Quenn terdiam menundukkan kepala. Melihat itu Aldo melepaskan Quenn takut terjadi sesuatu. Membiarkan dirinya terkena ombak demi melindungi tubuh kecil Quenn.

"Quenn.. Are you okay?" tanya Aldo pelan. Beberapa menit kemudian Quenn berbalik dan mencipratkan air laut ke arah Aldo. "Okay banget kak!" tersenyum cerah karena telah mengelabuhi Aldo. "Ngeselin ya bocil! Sini aku lempar ya ke laut!" Aldo memegang pinggang Quenn menggelitiki sampai Quenn memohon ampun. Aldo tau Quenn itu sangat sensitif sekali. Dipegang sedikit saja sudah merasa geli.

"Ampun kak! Iyaiya! Quenn kalah! Ampunn" Quenn berteriak kegelian dan tertawa sangat lepas. Setelah Aldo berhenti Quenn sedikit limbung beruntung Aldo tanggap menggapai pinggang Quenn. Sejenak mereka beradu tatap saling menyelami netra masing-masing. Jantung mereka berlomba-lomba berdetak keras. Beberapa menit kemudian Aldo tersadar lalu mengangkat Quenn ala karung beras menuju pinggiran pantai. Mereka sudah sangat lama bermain air. Waktu juga sudah hampir menuju senja. Aldo mengajak Quenn untuk berganti baju terlebih dahulu.

QUENNNơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ