Part 3

711 14 0
                                    

"Mayang," jawab Mayang dengan senang hati. Pasti dong dikasih tahu. Ini kan Ariel.
"Gue Ariel." Ariel megulurkan tangannya yang kemudian disambut Mayang.
Mayang tersenyum menyejukkan. Baru saja dia ingin menanyakan nama cowok itu, walapun
ia sudah tahu namanya Ariel, Ariel sudah memberitahu duluan.
"Mayang!" tiba-tiba terdengar suara Rista di belakangnya. Mayang menoleh.
Ukh, Rista, batin Mayang. Ngeganggu aja. Lagi berduaan nih.
Rista membawa dua Taro dan sebungkus SilverQueen. "Eh, mana minuman lo?"
Mayang menggeram sambil menyikut lengan Rista. Matanya memberi isyarat agar Arista
melihat ke depan.
"Oh," Rista terkejut tahu ternyata di depan Mayang ada Ariel. "Maaf ganggu," katanya
merasa bersalah. "Gue duluan ya."
"Bagus. Sana deh," gumam Mayang pelaaan sekali hingga cukup Rista yang mendengarnya.
Rista segera berbalik untuk pergi.
"Eh, jangan," cegah Ariel sambil menyambar tangan Rista agar tidak pergi.

Mayang mengerutkan alisnya, heran beribu-ribu heran. Ihh, Ariel, udah bagus si Rista pergi,
kan?
Rista tidak jadi melangkah. "Emangnya kenapa?" Ariel tersenyum. "Nama lo siapa?"
Mayang tersentak. Rista juga ditanyain?? Akh, kirain tadi dia nanyain nama Mayang karena
tertarik sama Mayang. Nggak taunya Rista juga "digituin".
Duh, Ar, lo tertarik sama siapa sih?? Sama gue atau Rista????
"Rista," jawab Rista singkat.
"Kelas satu berapa?" tanya Ariel lagi.
"Satu dua."
"Seneng gue bisa ngobrol sama lo."
"Makasih."
Kuping Mayang makin panas mendengar percakapan itu. Kok jadi mereka berdua sih yang
ngobrol? Curang, Rista curang! Gue aja belom ditanyain kelas!
"Ah, udah deh, kita belom makan nih, Ta!" Mayang berusaha menghentikan obrolan sambil
memegang erat tangan Rista. Alisnya mengerut marah.
"Eh, Yang, gue juga seneng bisa ngobrol sama lo," dengan seperti terburu-buru Ariel
mengatakannya.
Intinya, Mayang sih seneng-seneng aja dipuji begitu. Tapi setelah Rista duluan yang dipuji
begitu akh, sama aja bikin sebel.

Mendengar ucapan Ariel itu, Mayang hanya tersenyum masam dan langsung menarik
tangan Rista untuk balik lagi ke atas.
"Yang, jangan cepet-cepet dong jalannya," protes Rista dengan muka polos, sambil meringis
kesakitan karena tangannya ditarik-tarik. Susah banget mengimbangi langkah Mayang yang berjalan begitu cepat.

Mendadak Mayang berhenti. Rista sampe kaget.
"Gue benci sama lo! Lo nyari kesempatan dalam kesempitan ya??" tanya Mayang ketus.
"Atau sengaja mau ngerusak salah satu hal terindah gue???"
"Enggak....," jawab Rista dengan tatapan sedih.
"Seribu alasan, lo!" bentak Mayang. Ia berjalan pergi meninggalkan Rista sambil terisak
pedih.
"Yang, Mayang!" Rista mengejar Mayang. Lalu dengan gesit diraihnya tangan kanan
Mayang. "Lo denger gue dulu dong, Yang. Lo jangan marah sama gue...."
"Apa yang perlu gue denger?" tanya Mayang galak sambil menghentikan langkahnya.
"Gue kan ngomong sama Ariel karena dia nanya . Lagian, kalo dia nggak negur gue, gue juga
nggak akan negur dia duluan." kalimat dan tatapan Rista dipenuhi keyakinan yang amat
tinggi.

Mayang terdiam. Matanya merah. "Oke, gue bisa percaya, tapi gue heran aja, kok Ariel
kayaknya lebih tertarik sama elo. Sampe nanyain kelas segala."
"Emangnya kalo nanyain kelas, udah pasti dia suka sama gue?" tanya Rista tenang. Mayang
diam lagi. Kepalanya menunduk. Tubuhnya terpaku. "Kan enggak, Yang?" kali ini Rista
mengeluarkan senyum termanisnya. Mayang menatap mata Rista, kemudian tersenyum
kecil. Rista merangkul pundaknya. " Udahlah, Mayang sayang, jangan cepet cemburuan gitu
dong. Gue nggak bermaksud bikin lo marah, lagi, Yang. Gue nggak bermaksud ngerusak
'acara' lo. Mungkin sebenernya Ariel mau nanyain kelas ke elo, tapi dia malu. Makanya dia
nanya ke gue, sebagai gantinya."
"Lah, kenapa dia mesti malu?" tanya Mayang kebingungan.
"karena dia suka sama lo!"
"Ah, Rista...." wajah Mayang merona lagi.

***

Pulang sekolah. Mayang dan Rista berjalan beriringan menuju gerbang sekolah. Hari ini
banyak kejadian yang dialami Mayang. Kejadian itu tak lain ada sangkut-pautnya dengan
Ariel. Dari mulai Apel, istirahat, dan seterusnya. Walaupun dari semua kejadian itu tak ada
satu pun bagi Mayang yang romantis, namun semua membuatnya tambah semangat
mencari tahu terus tentang Ariel.

BackstreetTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang