19

2K 276 19
                                    


 
    Earth terbangun dari tidurnya dan ia tidak mendapati Title berada di sisi tempat tidurnya, Earth meraih kemeja dan celana dalamnya dan kembali memakainya. Earth sayup-sayup mendengar percakapan Title dari arah balkon dengan seseorang di sebrang telfonnya.

       "Baiklah.. tunggu kabar dariku, jangan gegabah. Aku tidak ingin kejadian sebelumnya terjadi lagi."
Title sempat melirik kearah Earth berdiri dan tersenyum namun Earth tidak menyadari senyuman itu.

       "P, Title... Apa yang sedang phi lakukan disini?"
Earth memeluk Title dari belakang.

       "Phi sedang menerima telfon dari kantor. Phi tidak ingin membangunkan mu.. jadi phi pergi kesini.."
Title membalikkan badannya untuk memeluk Earth dan mengecup ujung kepalanya.
Earth hanya diam saja tanpa menjawab dan menikmati setiap apa yang Title lakukan padanya.
Ia tidak menyangka jika orang yang ia cintai itu akan berbuat hal sekejam itu.

      "Earth.. apapun yang terjadi nantinya, phi hanya ingin kau tau.. bahwa phi mencintaimu dengan tulus dan tidak ada maksud tertentu. Phi melakukan ini semua bukan karena phi ingin.. tapi phi terpaksa melakukannya."
Ujar Title tiba-tiba, Earth mendongak menatap wajah Title yang terlihat sendu.

      "Apa maksudmu phi..?"

      "Tidak ada, nah.. sebaiknya kau segera pergi mandi dan kita sarapan di cafe mu saja, bagaimana?"
Earth mengangguk kemudian ia segera masuk ke dalam kamar mandi.

Ponsel Earth berbunyi dan di layarnya terlihat foto Saint.
Title mengangkatnya.

       "Halo Saint.."

       "Emb.. P,Title? Di mana P,Eart?"
Jawab Saint dingin. Title tersenyum mendengar ucapan Saint.

      "Dia masih mandi.. sebentar lagi aku akan mengantarnya ke cafe."
Balas Title.

      "Emb. Trimakasih."
Saint segera memutuskan panggilannya tanpa menunggu jawaban dari Title.

Title kembali meletakkan ponsel Earth di tempatnya semula. Dan ia segera mengganti pakaiannya sendiri sebelum mengantar Earth ke cafe.






























      "Bagaimana Title? Apa yang akan kau lakukan sekarang?"

      "Tenang saja phi.. aku masih punya rencana lain untuk menjebak mereka. Tanpa harus mengotori tangan kita."

     "Kau tau.. aku sudah geram menunduk dan menuruti semua perintah tua Bangka itu. Dan aku harus mendapatkan apa yang seharusnya menjadi milikku."

      "Hahaha... P,Trump... Jangan gegabah, kau pasti mendapatkan apa yang seharusnya menjadi milikmu.. dan turuti saja dulu apa maunya. Dan lakukan peranmu dengan baik."

Title menepuk pundak pria bernama Trump itu kemudian tersenyum dan pergi untuk menemui ayah angkatnya yang sudah menunggunya dari tadi.

       "Kenapa kerjamu lambat sekali? Ini sudah hampir 2 Minggu tapi bocah itu masih baik-baik saja."
Tuan Methanand menggebrak meja yang ada di depannya.
Title hanya terdiam, ia menunduk seolah ia sedang takut akan kemarahan ayah angkatnya itu.

       "Pho... Title ingin menyampaikan sesuatu yang penting sebelum Title menjelaskan semuanya kenapa Title tidak segera melakukan apa yang Pho perintahkan."

       "Baiklah.. katakan."

       "Sebenarnya kekasih Mean dan juga Perth adalah seorang pembunuh bayaran yang selama ini Pho cari.. dan.. mungkin mereka sudah tau tentang rencana kita untuk menghabisi Perth."

Sweet Killer "Completed"  Where stories live. Discover now