28. Gone

11.8K 751 8
                                    

Talitha's POV

Suasana sedih dan duka menyelimuti Acara pemakaman Rachel. Ya, Rachel telah meninggal tepat di jam 2 pagi tadi. Ketika aku mendapatkan telpon dari seseorang dijam 2 pagi tadi, aku mendapat kabar bahwa Rachel sudah tidak ada.

Aku tidak boleh menangis, karna ku tau kalau aku menangis Rachel pasti akan sedih. Kami semua harus merelakan kepergiannya supaya Rachel tenang disana.

Tidak bisa dipercaya, semuanya begitu cepat. Aku baru beberapa bulan mengenalnya tetapi aku sudah menganggapnya sebagai sahabatku aku sudah mengetahui semua tentangnya.

Ibu Rachel mengelus pundak ku pelan, menyemangatiku, aku membalasnya dengan senyum simpati. sekilas, aku bisa melihat matanya yang merah dan sembab sehabis menangis.

Setelah semuanya selesai, Semua orang meninggalkan makam Rachel.

Hanya tersisa aku dan Alan ...

Tiba-tiba saja Alan jatuh terduduk "Alan!" Aku berteriak dan segera menghampirinya.

Alan menangis ....

Melihatnya membuat hatiku makin hancur, Aku juga menangis. Jujur aku merasa belum Rela kalau Rachel meninggalkan kita secepat ini.

"Maafin aku Hel, Maafin aku" Ucap Alan sambil meremas gundukan tanah yang masih baru itu. Air mataku terus keluar, aku tidak bisa menahannya lagi.

"Maafin aku gak bisa bales perasaan mu"

Mendengarnya membuat hatiku remuk. Rachel menyukai Alan?

Aku membantu Alan berdiri dan memeluknya untuk menenangkannya, dan juga menenangkanku. Pelukannya hangat dan membuatku nyaman.

Kata bunda memeluk seseorang bisa membuat perasaan lebih baik.

Suasanya sangat sepi, hanya terdengar Suara isakan tangis.

"Kita semua harus rela" Aku berbisik.

Biarkan momen ini untuk sementara.

Tapi,

Apa aku bisa melihat senyumannya lagi dihari kedepan?

Apa aku bisa berada disampingnya setiap kali dia membutuhkan ku?

Apa aku bisa bertemu dengannya lagi?

Aku mencintainya.

Author's POV

-Flash back on-

"Hei, Udah siap?" Tanya Alan sambil memamerkan cengirannya.

Rachel membenarkan tali sepatunya, padahal ia berusaha mati-Matian untuk menutupi pipinya yang merah.

"Udah lah Lan, kan udah latihan" Jawab Rachel.

Mereka berdua tertawa, dan masuk kedalam mobil Alan.

Didalam, Rachel sangat gugup. ia ingin menyatakan perasaan Nya kepada Alan.

Alan terlihat bingung .. Kenapa Rachel yang Biasanya tidak diam saja, menjadi diam dan gugup seperti ini?

"Kamu kenapa?" Tanya Alan

"eh? Enggak kok. Gak apa-apa" jawab Rachel dengan gugup.

"Pasti Ada sesuatu lah. Cerita dong" Alan tersenyum membujuk. sambil hati-hati menyetir mobil ..

Tepat di depan Mobil Alan Ada sebuah truk yang mengangkut besi beton. dan lebih parahnya besi beton itu menjorok keluar Dari truk ..

Jadi Alan harus hati-hati.

Rachel tampak berpikir "Ada sesuatu Lan"

"Aku ... aku suka sama Kamu. aku nyesel setiap kali aku inget Kalau aku lebih milih cowo brengsek itu Dari pada kamu. Aku nyesel udah nyia-nyiain Kamu Lan. dan sekarang aku sadar Kalau aku Cinta sama kamu"

Jawaban Rachel membuat Alan membeku.

Rachel memalingkan muka ke Arah jendela.

Ia sudah tau jawabanya

"Maaf Hel."

Air mata Rachel mulai menetes. ia buru-buru menghapusnya. "... Talitha kan?"

Alan terdiam. Mereka berdua terdiam.

Rachel mati-matian berusaha membendung air matanya. Alan merasa bersalah.

Kini, senyuman manis Talitha yang selalu Ada di pikirannya. bukan Rachel lagi.
Mobil berhenti. lampu merah di pinggir jalan menyala, butuh waktu 120 detik supaya lampu merah berganti menjadi lampu hijau.

"Rachel" Alan menggemgam tangan Rachel. ia hanya tak percaya, Rachel ternyata memendam perasaan kepadanya.

Brak!
Mobil Alan ditabrak dari belakang, Perasaan marah dan kesal mulai membanjiri Alan. ia keluar dari mobil "WOI!"

Braak!!
Untuk kedua kalinya mobil Alan ditabrak dari belakang, kali ini sangat kencang. Alan yang berada di luar mobil dengan satu kaki masih berada di dalam mobil pun terdorong dan terjatuh di aspal, kepalanya terantuk di aspal.

Mobil Alan yang terdorong kencang oleh mobil dibelakang, masih melaju.

Bunyi ngilu dan mengagetkan terdengar. Serpihan kaca-kaca berhamburan dimana-mana. Kaca mobil depan Alan hancur, Besi beton yang diangkut di truk depan mobil Alan menembus kaca.

"Alan!"

Rachel masih ada didalam.

-Flashback off-

*

Semuanya berubah. entah hanya Talitha yang merasakan atau memang berubah. Lembaran Foto Rachel tersenyum serta do'a-do'a dibawahnya tertempel di mading sekolah.
Alan semakin jarang terlihat di sekolah. Setiap Talitha menanyakan dimana Alan kepada teman sekelas Alan, hanya dijawab gelengan "Absen"

Talitha khawatir Alan masih menyalahkan dirinya sendiri dari peristiwa Rachel.

Ini susah baginya, bagi Talitha, dan bagi kita semua.

PerfectHikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin