INTERMEZZO - 32

40.8K 1.9K 24
                                    

Note: jangan lupa vote sebelum membaca😎 dan tinggalkan komentar bunny💅











•°•

Then what should I do? This is not my wish, really. The feeling comes suddenly, loves you for no reason. I also don't understand why, fall in love with a million of your charms. Even though I know who you are. What should I do then?
I also don't want to be trapped in the uncertainty that you created.

-INTERMEZZO-

•°•

"SUMPAH demi apa lo peluk pelukan sama si Raja buaya itu?"

"Astaga Al,, sweet banget lo sumpah."

"Itu pacarnya si Raja gak ngamuk ngeliat cowok nya peluk cewek lain."

"Jangan mau jadi yang kedua Al."

"Alika simpanannya Raja."

"Aroma-aroma pelakor nih."

Cewek dengan rambut di gerai itu mendengus mendengar ocehan-ocehan yang membuat telinganya panas, terlebih celutukan yang mengatainya 'pelakor'

Heh! Minta di karetin itu mulut si Susan. Bilang aja ngiri!

Dengan angkuh Alika berjalan seraya mengibaskan rambut panjangnya seperti iklan sampo lalu duduk manis di bangkunya, teman-temannya sudah datang duluan minus Raja yang masih di opname.

"Yang pulang duluan demi cinta nih." kata Claudia menyenggol lengan Silvia meminta dukungan untuk menggoda Alika.

"Apasih! Orang emang udah selesai acaranya." elak cewek itu setelah selesai menyampirkan tas nya ke sandaam kursi.

Sempat ia melirik Flora yang mengisi posisi bangku Raja yang kosong, cekikikan bersama fathur yang menatap Alika dengan senyum miring.

"Eleehhhh gayaan." cibir Silvia. Kemudian muncul Susan entah dari mana menatap Alika sinis. "Gue mencium aroma-aroma..."

Belum sempat cewek dengan tampilan menor yang sering kecentilan dengan Raja nya Alika itu, eh. Radit sudah nyosor duluan mengambil jalan di antara Susan berdiri dan meja Alika.

"Hadeeuuhh! Pagi-pagi udah ngegosip aje lo jelmaan Rai kimochi." cetus Radit.

Susan mendelik. "Eh, banci lampu merah! Gue gak ngomong sama lo ya!" hardiknya membuat Radit tertawa ringan.

"Banci? Lo mau liat keperkasaan gue?!" tantang Radit dengan gerakan ingin membuka sabuk nya.

"Woi Jangan gila lo!" panik Susan.

"Yeeee! Panik kan lo mak lambe."

Susan tak mengacuhkan kicauan Radit. "Eh, Alika! Bisa-bisanya ya lo berbuat kek gitu sama pacar orang. Gak punya malu?" cerca Susan memandang remeh Alika. Suaranya yang agak keras mengundang perhatian seluruh kelas untuk mengerubungi bagian sudut kelas tempat Alika duduk.

Alika yang tadinya tak tertarik dengan nyinyiran nenek sihir itu langsung menegakkan kepala. "Berbuat kek gitu gimana maksud lo?!"

INTERMEZZO (End)Where stories live. Discover now