Part 13

16.1K 2.3K 516
                                    

Is the love I gave him in the past, gonna be enough to last . If tomorrow never comes?

▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒

UNTUK yang pertama kalinya Jaehyun berbohong kepada Taeyong. Ia bilang jika ada rapat penting yang di adakan di pusat kota dan memakan waktu hingga lima jam ke depan. Namun pada kenyataan nya, disinilah ia; duduk di ruang tunggu rumah sakit.

Jaehyun sudah menjalani serangkaian pemeriksaan. Darah, maupun rontgen. Hasilnya akan keluar sebentar lagi, ia meminta agar semuanya di lakukan dengan cepat. Jaehyun rela membayar mahal untuk itu, karena ia sudah tidak bisa menunggu lama untuk hal ini. Ia sudar bahwa dirinya sakit keras, Jaehyun selalu merasakan itu tiga tahun belakangan ini.

Hanya saja ia ragu untuk memeriksakan. Jaehyun terlalu takut. Tahun pertama, mungkin hanya pusing biasa dan terkadang darah keluar dari hidung. Tapi tahun ketiga, semuanya semakin memburuk. Tubuh Jaehyun seolah di makan dari dalam, sebanyak apapun makanan yang ia habiskan, namun tetap saja berat tubuhnya tidak pernah bertambah! Malah semakin menurun di setiap minggu nya.

Jaehyun tidak ingin mengecewakan Taeyong. Mereka sudah kembali bersama, bahkan tadi malamㅡsemuanya terasa begitu indah. Jaehyun tidak sanggup jika ia harus meninggalkan Taeyong karena penyakitnya yang ternyata semakin bertambah parah.

"Mr. Jung Jaehyun.." suara intercom berhasil membuat Jaehyun bangkit dari duduk. Ia menghampiri laboratorium dan mengambil dua file yang berisi tentang riwayat kesehatannya.

Tanpa menunggu lama Jaehyun segera bergegas menuju ruangan dokter. Raut wajahnya terlihat gusar, tungkai kakinya terasa lemas. Namun Jaehyun memaksakan langkahnya hingga kini ia sudah berada di depan ruangan dokter; mengentuk pintu.

"Masuk.."

Menghela nafas, Jaehyun membuka pintu dan tersenyum kecil. Ia duduk di hadapan dokter lalu memberikan hasil pemeriksaan yang sudah keluar. Dokter mengangguk, lelaki paruh baya itu mengambil kaca mata sebelum mengeluarkan kertas dari dalam map berwarna cokelat.

Kening sang dokter berkerut, ia menatap Jaehyun dengan tatapan yang tak bisa di artikan. Lalu mengambil file yang satu lagi; hasil pemeriksaan darah. Membacanya secara saksama selama satu menit penuh.

"Im sorry for say this, Mr. Jung, it's cancer.." gumam dokter itu, ia memberikan hasil rontgen kepada Jaehyun, lalu menunjuk satu bagian. Lebih tepatnya pada kepala, "awalnya hanya ada di dalam otak, tapi ternyata sudah menyebar hingga ke jaantung, serta paru-paru. Kanker stadium akhir."

Jaehyun mengerjapkan mata beberapa kali sebelum akhirnya mengangguk. Ia sudah tahu bahwa hal ini pasti akan terjadi, seluruh tubuhnya kadang terasa sakit. Apalagi pada bagian kepala, oleh sebab itu akhir-akhir ini Jaehyun mengkonsumsi obat pereda rasa sakit.

"Aku ingin mengajukan sebuah operasi. Tapi sepertinya sudah tidak bisa, terlalu beresiko. Sel kanker sudah menyebar hampir ke seluruh tubuh dan tidak bisa di hilangkan begitu saja. Memang ada terobosan baru, yaitu sinar laser untuk menghilangkan sel kanker. Namun tidak semudah itu, karena sel sudah menyebarㅡjika memakai laser, maka hal tersebut akan menghancurkan seluruh syaraf di dalam tubuhmu. Itu juga bisa menyebabkan kematian."

"Lalu, apa yang harus aku lakukan?" gumam Jaehyun lirih. Tidak ada harapan baginya untuk hidup, begitu?

Dokter menghela nafas. "Tidak ada.. Perkiraanku, sisa hidupmu hanya terisa kurang lebih satu bulan. Seharusnya kau memeriksakan hal ini lebih awal Mr. Jung. Jika sudah stadium akhir dan menyebar seperti ini, maka tidak ada yang bisa di lakukan. Kemoterapi tidak banyak membantu, hal itu akan semakin membuatmu merasa sakit."

If Tomorrow Never Comes《Jaeyong》✔Where stories live. Discover now