"Pertemuan Kita"

3 1 0
                                    

"Semuanya Bersiaplah!!" Terdengar suara hentakan kakinya bercampur suara desis kelelawar.

"Semuanya kita mundur dulu! Batalkan posisi." Suaranya masih terdengar dari dalam gua. Tapi karna paniknya dia lupa suara itu hanya menarik perhatian para Goblin.

Penglihatan goblin sebenarnya hanya sangat buruk, dia tidak dapat melihat warna,benda lurus, artinya satu-satunya kemungkinan makhluk kecil itu dapat bertahan hidup ialah pendengaran yang sangat sangat tajam. Dia dapat mendengar suara getaran di tanah sekalipun.

Zen akhirnya berhasil keluar tapi anehnya dia tidak mendengar satupun respon dari rekan timnya. "Bukankah tadi kedua saudara itu bersembunyi di balik batu tepatnya di pinggir gua Kenapa sangat tenang?"

Dia tidak boleh memikirkan itu saat ini, dia harus kembali ke posisinya.

"Zen!"

Itu hanyalah tangan Vilcan dalam mode 'Ghost'

"Saat ini kita ke atas pohon terlebih dahulu."Dia menambahkan perkataanya dengan suara pelan,setidaknya dalam mode 'ghost' mereka tidak akan menghasilkan suara.

"Kelelawar itu mungkin salah satu jebakan mereka... Sialan aku tidak memikirkan itu semua..." Vilcan  menyesal dan menunduk sedikit. Padahal dia adalah mantan guild terbaik tetapi kenapa dia melakukan kesalahan bodoh? Pertanyaan itu sedikit terlontar di benaknya.

"Tapi anehnya kenapa para goblin itu tidak keluar dan memeriksa. Hei Zen Kau tidak melihat goblin-goblin itu kan?" tanya Myriad penuh penasaran.

"Tidak sama sekali, Mungkin saja mereka berada di bagian gua paling dalam  sehingga butuh waktu untuk sampai ke pintu masuk."

"Jadi, bagaimana menurutmu Vilcan? kita lanjut?" tanya Razor.

Dia menggelengkan kepalanya dan menunda dahulu. Setidaknya sampai mendapat informasi penting. "Kita akan kembali lagi besok pagi, aku sudah menyewa penginapan tidak jauh dari sini. Tidak apa-apa kan kalian menginap bersama kami?"

"Kenapa tidak? Kami tidak punya cukup uang lagi."

"Baiklah, kita bersiap-siap sekarang."

Zen dan Vilcan merupakan pelanggan tetap penginapan itu sehingga pemiliknya selalu memberikan harga khusus untuk mereka.

"T-Tidak apa-apa kan kami tidak membayar ini?" tanya Myriad, dia banyak terlilit utang jadi hal ini akan menghambat mereka berdua jika harus bayar.

"Santai saja." Zen menganggapinya dengan tenang.

"Oooh tumben sekali kau baik Zen." Vilcan mulai menggodanya, Pantas saja karna dia jarang melihat Zen ikut berinteraksi dengan orang asing.

"Benarkah?" tanya Myriad.

"Vilcan, tidak usah menambah masalahku lagi." ujarnya dengan kesal.

"Aku hanya berkata sejujurnya.. Ah iya apakah kalian ingin tahu rahasia kami berdua?"

Pernyataan itu sontak terdengar mengejutkan untuk Zen.

"Anak ngeselin ini?" tanya Razor yang ikut penasaran.

"Anak? ngeselin? Kau punya nyali juga ya." Zen semakin kesal padahal dia sendiri tahu Razor memiliki wajah agak dewasa. Ya dia sudah berusia 21 tahun. Selisih umur dia dan adiknya sekitar 2 tahun yang berarti dari member party ini dialah yang paling muda.

"Tentu saja, kau lupa aku adalah knight? Sudah pasti kan dalam urusan fisik aku akan menang?"

"Huh mendengar itu dari seorang knight gagal, sangat menjijikan!" Hinaan dibalas ejekan. Ya ini adalah hal biasa saat dua orang asing yang belum kenal sama sekali.

Eternal:ReminiscenceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang