"Eternal"

4 1 1
                                    

-Side Story-

Aku banyak bermain disana, setidaknya aku sudah belajar sedikit mengenai hutan ini selama 2 hari terakhir aku berada disini. Aku belajar banyak hal seperti saat malam hari, lembaran-lembaran berwarna itu kian lebih terang daripada siang hari karna adanya matahari yang sedikit menutupi cahaya aslinya. Aku tidak tahu pasti nama yang tepat untuk lembaran-lembaran itu, tapi berdasarkan cerita ibuku, sepertinya itu dinamakan 'Daun'. Lebih hebatnya lagi ada beberapa pohon yang menghasilkan buah. Buah itu terasa sangat manis dan lebih lezat dari makanan busuk yang biasa kumakan.

Kusadari juga setelah aku berjelajah sedikit, dunia ini terasa sama seperti duniaku. Maksudku, kukira tempat ini akan sangat berbeda mengingat tempat pertama kuberada hanyalah ruangan putih kosong tanpa kehidupan. Aku rasa bayangan itu telah membuatku ke masa lalu, dimana zaman kehancuran belum dimulai.

Walaupun begitu, aku merasa sedikit kesepian. Selama ini, aku ditemani beberapa binatang jinak seperti kelinci dan rusa. tidak ada tanda-tanda manusia dan hal-hal aneh lainnya. Atau, apa mungkin aku dibawa menuju masa dimana manusia belum ada? Apakah aku adalah manusia pertama disini?

Tidak.... Tidak... hal itu tidak mungkin terjadi.

"Tentu saja hal itu tidak mungkin terjadi." Sebuah suara muncul di kepalaku kala itu. Aku merasakan sakit yang luar biasa menusuk kepala dan telingaku.

"Siapa kau?!" Tanyaku berteriak.

"Aku? Kau tidak akan mengerti siapa aku. Aku telah berada disampingmu sejak kau berada di kandungan ibu manismu."

"Apa? Sejauh ini aku hanya memiliki ayah dan ibuku serta sahabatku."

"Sudah kubilang, kau tidak akan mengertiku. Untuk seorang gadis yang baru saja kehilangan keluarga terpentingnya, kau bersenang-senang disini. Padahal orang tuamu masih menderita disana. Seharusnya kau ikut membusuk disana."

Entah kenapa suara itu membuatku putus asa seakan-akan hidupku memang tidak berarti sama sekali.

"Sejak kecil, kau selalu menaruh beban pada orang tuamu, sejak kecil kau selalu mengeluh pada mereka, sejak kecil kau tidak pernah berterima kasih padanya. Bahkan disaat-saat terakhir orang yang sangat mencintaimu membutuhkan makanan darimu, kau tidak memberikannya dan biarkan mereka membusuk disana."

Mendengar itu membuatku menangis, kenapa aku menangis sekarang, apakah karna semua perkataannya memang benar. "Tidak, Tidak!! Aku memang berniat menyerahkan tubuhku saat itu. Tapi Wanita itu menyelamatkanku begitu saja. Ini bukan salahku kan...."

"Tolong berhenti merasuki pikiranku...." Aku tidak bisa berhenti memegang kepalaku, rasanya aku ingin segera menghancurkan kepalaku.

"Tentu saja aku akan keluar darimu." Suara itu memang menghilang, tapi tiba-tiba aku melihat seseorang yang selama ini kukagumi. Seseorang yang selalu menenangiku dan memelukku dikala situasi silih berganti. Dia adalah Lass.

Aku berlari kencang layaknya seekor anjing yang kegirangan. Ketika aku berlari dan memeluknya dengan erat, Dia mendorongku dengan kencang membuatku jatuh ke tanah. Dia tidak pernah seperti itu sebelumnya.

Apakah dia marah karna kejadian itu ataukah hal lain, aku pun coba bertanya padanya, "Apa kau ma..." Detik itupun aku tahu, aku tidak boleh bertanya saat menatap wajahnya. Wajah periang itu telah berubah penuh menjadi wajah keputusasaan. Mata cokelat karamelnya, berubah penuh menjadi tatapan kosong. Tatapan itu memberitahuku betapa putus asa dan menderitanya dia. bibirnya bergetar dan tangannya mencakar-cakar rambut hitamnya.

Aku berusaha meraih tangannya dan menenangkan dia, tapi itu semua percuma. Seluruh tubuhnya kaku dan sulit digerakkan seperti ada yang mengikat dan merasukinya, lalu dia pun mulai menjerit keras.

"Bagaimana, melihatnya kesakitan dan menderita akibat kesalahanmu? Dia ingin menolongmu namun ternyata dia mati sia-sia."

"Kenapa kau kembali lagi!!  Apa kau lakukan ini semua? Apa yang kau inginkan!"

"Aku ingin merasakan putus asamu lagi! Perasaan itu akan menghilangkan akal sehatmu dan harapanmu, bukankah itu indah sekali? Melihat manusia kehilangan tujuan hidup dan berakhir menyakiti dirinya sendiri."

Tidak ada cara lagi! Semua ini akan terulang kembali disini. Aku tidak bisa melarikan diri begitu saja. Aku merasa ingin berhenti, perasaanku semuanya hancur, apakah mati bisa menyelamatkanku dari ini semua?!

"Ya! Ya! Begitu!! Keputusasaan sudah mengalir didalammu. Kau akan merasakan kehampaan luar biasa sebentar lagi."

"Saat ini, Sahabatmu sedang dimakan utuh-utuh oleh keluargamu sendiri. Apa kau ingin melihatnya?"

Tidakk! Kenapa aku melihat ini semua!

"Rasakan suara itu! darah yang mengalir mengisi kelaparan keluargamu sendiri. Lihatlah wajahnya, air mata terus menetes mengharapkan sebuah keajaiban, merasakan seluruh kesakitan fisik dan mental. Bukankah keputusasaan sangat menyenangkan?!"

"Oh ya, hampir lupa kukatakan, aku adalah wanita yang menyelamatkanmu. Tentu saja dunia ini hanyalah imajinasi yang kubuat untuk menyiksamu lebih dalam lagi. Sebagai penutup aku adalah Anguish, Sumber keputusasaan berasal. Senang bisa bermain denganmu Lynea Boaner, Kau adalah putri kegelapan Eternal, 'The Eternal' di dunia penuh keputusasaan ini."

*******

Bạn đã đọc hết các phần đã được đăng tải.

⏰ Cập nhật Lần cuối: Apr 22, 2019 ⏰

Thêm truyện này vào Thư viện của bạn để nhận thông báo chương mới!

Eternal:ReminiscenceNơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ