Part 7❦︎ 𝐒𝐞𝐤𝐨𝐥𝐚𝐡 𝐥𝐚𝐠𝐢.

144 32 1
                                    


"Ceya hari ini kamu mau jalan-jalan gak?" tanya pria itu kepada istrinya yang sejak tadi terus cemberut sambil menggerutu.

mendengar ajakan itu, Ceya langsung terlihat ceria.

"Oh tentu, gak. Makasih." tolaknya setelah itu memasang ekspresi julid.

tersenyum tipis, Kei mendekati Ceya yang sedang rebahan diranjang. Gadis itu sedang menatap televisi yang sedang menyalah.

"Ceya, katanya mau sekolah kan?" tanya Kei tentang perihal keinginan istrinya yang ingin melanjutkan sekolah.

"Mau!" sahut Ceya tadinya senang sih, tapi karena gadis itu ingat tentang sekolah yang papanya itu bicarakan.

"Kalau home school gak mau," Ceya tidak suka.

menggeleng sekali. Kei yang terlihat rapi walau dengan setelan pakaian santai itu tidak membenarkannya.

"Gak home school kok," karena Kei ingin memasukan Ceya kembali ke sekolah bebas.

"Serius?!" pekik Ceya masih belum mempercayainya. Takutnya Kei unjung-ujungnya cuma php ini dirinya saja.

"Dua rius malah!" sahut Kei membenarkan.

"Tapi Kei, apa ada yang mau nerima murid yang udah nikah?" tanya Ceya karena faktanya gadis itu tidak pernah melihat ada sekolah yang mengizinkan murid yang sudah menikah tapi diperbolehkan untuk sekolah.

"Mau dong, kan sekolah punya saya!" seru Kei berbangga diri.

jelas mendengar itu manik Ceya membulat. Ia syok.

"Hah?"

"Sekolah punya saya," ulang Kei ketika Ceya melihatnya dengan tatapan tidak percaya.

"Kei bercanda kan?" tanya Ceya memastikan.

"Papa kamu gak bilang kalau saya punya sekolah swasta?" Kening Kei berkerut.

"Enggak tuh," Ceya menggelengkan kepalanya.

tentang Kei yang punya sekolah sendiri, papanya itu tidak pernah memberitahukannya.

"Mungkin karena mikir kamu bakal home school kali," pikir Kei yang disetujui Ceya.

bahkan Ceya sendiri membayangkan dirinya yang dipaksa sekolah dirumah oleh Kei.

"Mungkin lah,"

menyentuh kepala Ceya kemudian tersenyum.

Pria itu meminta agar istrinya itu bersiap-siap.

"Kalau gitu gih buruan siap-siap, kita langsung kesana!" ujar Kei dengan lemah lembut.

"Tapi ... emang omah sama orangtua kamu setuju Ceya sekolah?" tanya Ceya merasa ragu.

"Setuju dong, mereka juga gak mau punya menantu bodoh." ucap Kei ada benarnya, namun entah kenapa telinga Ceya terasa panas ketika mendengarnya.

"Kei ngatain Ceya bodoh ya?!" sergah Ceya dengan pipi mengembung kesal.

"Ya menurut kamu? Tinggal berkali-kali, apa itu artinya kamu pintar?"

tidak salah sih, bahkan Ceya sendiri menyadari seberapa bodohnya dirinya ini. Tapi tetap saja, mendengarnya sendiri dari mulut orang lain itulah yang Ceya tidak sukai.

"Ya enggak sih," alhasil Ceya tidak bisa menyalahkan Kei yang mengatainya.

"Udah buruan siap-siap, saya tunggu diparkiran," titahnya kepada Ceya.

"Siap!" jawab Ceya kemudian turun dari ranjang dan pergi ke kamar mandi untuk bersiap-siap.

melihat itu, Kei menarik napasnya dalam-dalam kemudian pergi terlebih dahulu.

M𝐚𝐫𝐫𝐲 𝐀 𝐒𝐭𝐮𝐩𝐢𝐝 𝐖𝐢𝐟𝐞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang