Part 16❦︎ 𝐇𝐚𝐫𝐢 𝐁𝐚𝐡𝐚𝐠𝐢𝐚𝐧𝐲𝐚 𝐂𝐞𝐲𝐚

34 5 1
                                    

"Pa, Assalamuallaikum!" ucap Ceya yang begitu sudah sampai didepan rumah bersama suaminya yang tengah menenteng dua bungkusan martabak.

Setelah ia mengucapkan salam. Seorang wanita paru baya datang. Nina namanya, asisten rumah tangga yang sudah lama bekerja dirumahnya. Datang kemudian menyambutnya.

"Waalaikumsallam," ucapnya dari dalam.

Dan begitu keluar lalu melihat siapa yang datang. Tentu saja, hampir sebulan wanita itu menjadi sangat senang. Terlihat jelas dari ekspresinya sekarang.

"Neng Ceya?" kagetnya saat melihat Ceya dan suaminya datang berkunjung.

"Bibik!" jerit Ceya lalu keduanya pun berpelukan erat.

"Apa kabar?" tanya Ceya lalu melepaskan peluknya.

Wanita setelah ibunya yang Ceya sayangi adalah Nina. Karena yang mengurusnya begitu mamanya koma adalah Nina. Jadi ya bisa dibayangkan sesayang apa ia sama asisten rumah tangganya itu.

"Baik neng," sahut Nina sambil tersenyum.

ikut senang, Ceya mengamati sekeliling kemudian masuk ke dalam untuk mencari sosok papanya yang tidak keluar bahkan setelah mendengar suaranya.

"Papa mana?" tanya Ceya begitu tidak mendapatkan sosok pria yang dicari.

"Baru aja pergi, tadi tuan ditelpon dari pihak rumah sakit. Gak lama setelah itu langsung pergi," jelas Nina kepada Ceya dan mendengar kata 'Rumah sakit' jelas gadis itu menjadi parno sendiri.

"Rumah sakit?" tanyanya dengan ekspresi rumit dan sekilas melirik suaminya yang masih didepan pintu rumah.

"Iya neng," sahut Nina mengiyahkannya.

setelah itu tiba-tiba ponselnya berdering. Ada panggilan telpon dan kebetulan itu dari papanya.

buru-buru Ceya pun langsung mengangkatnya.

"Pa?"

"Ceya kamu udah sampai dirumah?"

"Hm, Ceya lagi dirumah terus kata bik Nina papa pergi ke rumah sakit?"

"Cepetan kesini,"

"Kenapa pa? Mama baik-baik aja kan?"

kalah itu jantung Ceya terasa hampir copot ketika papanya memintanya untuk datang tanpa menjawab alasan kenapa dirinya harus datang.

"Ceya mama sudah bangun dari koma,"

dan tentu saja, mendengar berita tentang mamanya yang sekian lama koma lalu kini tersadar dari komanya. Bagaimana Ceya tidak senang.

"B-beneran?"

walau begitu ia masih belum percaya dan ingin memastikan.

"Iya!"

mendengar jika berita itu memang benar nyatanya. Ceya segera memutuskan telpon secara sepihak. Dan dengan airmata bahagia ia menghampiri suaminya.


"Kei, kita langsung pergi ke rumah sakit sekarang!" ajaknya antusias.

Dan Kei yang melihat Ceya yang menangis pun seketika dibuat panik.

"Ada apa Cey?" tanyanya khawatir.

"Mama ...,"

Ceya memeluk Kei kemudian tersenyum bahagia,"mama aku udah sadar!" lanjutnya berkata.

Mendengar itu Kei pun mengeratkan pelukannya. Ia ikut senang.

"Beneran neng?" sela Nina yang mendengar kabar kalau nyonya rumahnya sudah sadar.

M𝐚𝐫𝐫𝐲 𝐀 𝐒𝐭𝐮𝐩𝐢𝐝 𝐖𝐢𝐟𝐞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang