7 August

3K 326 6
                                    

[Author]

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

[Author]

"Jimin? Tumben kau datang kesiangan. Jim? Gwaenchanayo ? Eoh ? Mukamu kenapa?!"

"Jongin jebal ! Tutup mulutmu! Aku tak mau mendengar ocehanmu! ... M–Mianhae.. A–Aku sedang tidak enak saja dengan suasana.."

Jongin pun menghadap arah depan. Ia menyiapkan bukunya kemudian melemparnya ke mejanya. Suara lemparannya berhasil mengagetkan semua orang termasuk Jimin. Jongin pun memperlihatkan mimik kesalnya.

"Jongin, mianhae.. Jeongmal mianhae ! Aku tak bermaksud-"

"Susah sekali Jim menjadi temanmu, nde. Mung–"

Jimin pun langsung memegang kepalanya yang tiba-tiba terasa pening. ' Ada apa ini? Mengapa rasanya sakit ya? ' Ia pun bisa merasakan bahwa pandangannya sedikit mengabur.

"Jimin!"

Jimin pun langsung terkejut. Seketika rasa peningnya berkurang dan ia pun menatap Jongin yang khawatir. "Gwaenchana ?" Jimin mengangguk kemudian tersenyum. Tak lama dosen pun datang dan mereka semua langsung menyiapkan buku mereka.

.
.
.

Di tengah-tengah pelajaran, Jimin merasa sangat tidak nyaman dan pening di kepalanya nya juga muncul lagi. Seketika ia tersentak kemudian menutup mulutnya. "Seonsaengnim ! A–Aku izin ke toilet!" Jimin pun langsung lari setelah mendapat izin dari dosennya.

Setelah ia sampai ke arah tujuannya, ia pun langsung masuk dan mengunci pintu.

Hoekk!

Hoekk!

"Hahhh.. Ngh.. Astag– Hoek!!"

Jimin pun memuntahkan isi perutnya selama 2 menit. Setelah keluar semua, ia pun mencuci mukanya dan mulutnya. "Badanku tidak enak sekali.." Ia pun melihat dirinya melalui pantulan cermin di hadapannya. Wajahnya ada luka memar. Itu karena semalam terjadi sesuatu

Jimin minum! Ia minum alkohol!

Apa!? Kau ini!!!

Bugh

Dugh

N-Nyonya s-sakit!!!

Semakin lama rasa sakitnya semakin menjadi. Tak lama ia pun kehilangan kesadaran dan terjatuh di lantai dingin toilet tersebut.

Brukk



























"Ngh.. D–Dimana?"

"Jimin!? Kau sudah sadar! Gwaenchana !?"

"J–Jongin..? Nghh.. Eoh.. Hoseok-hyung ?"

Jimin pun membuka matanya. Ia melihat ada dua orang di sebelah kanan dan kirinya. Jongin dan Hoseok. Ia pun duduk dan dibantu oleh Hoseok.

"Nan gwaenchana. Berapa lama aku tertidur?"

"1 tahun! Bahkan aku sudah punya anak dan istri sekarang!" Ucap Jongin dengan ucapan bodohnya itu. "Jinjja !?"

"Aniya.. Kau ini mau saja di bohongi olehnya."

Jimin pun memukul Jongin pelan yang sedang terkikik itu. "Jongin-ssi.. Bisakah anda keluar sebentar? Aku ingin berbicara berdua saja dengan Jimin." Jongin pun mengerti dan mengangguk. Ia pun langsung keluar dari kamar Jimin.

Cklek

"Kau tau? Banyak sekali luka di tubuhmu. Luka memar, gores. Apakah kau kesakitan? Apakah itu sakit Jim?"

Jimin terdiam. Ia memalingkan wajahnya kemudian memainkan selimut yang menutup tubuhnya.

"Lebih sakit saat tak ada yang menganggapku ada di dunia ini, tak di inginkan, tak di sayangi dan banyak lagi."

Hoseok pun terdiam sejenak.

"Kau tau? Hyung tak suka melihatmu di pukuli. Setiap hari hyung hanya bisa mendengar suara jeritan kesakitanmu."

Jimin pun menatap dirinya sendiri. Tubuhnya.. penuh dengan perban dan plester. "Kau mengalami gegar otak ringan dan keracunan makanan. Pasti menyebab semua itu adalah eo- !"  Jimin pun langsung menutup mulut Hoseok.

"Menyalahkan eomma-mu itu salah besar hyung. Ia telah melahirkanmu di dunia. Jangan menganggapnya buruk tapi sayangi dia, hyung."

Hoseok pun tercekat dengan perkataan Jimin. Ia bisa merasakan sesak, perih, sakit yang ada di dadanya. Hoseok selalu menahan tangis setiap melihat wajah bahagianya yang sebenarnya sedang bersedih.

"J–Jim.. Jika kau butuh sesuatu.. Panggil hyung saja. Omong-omong kau boleh pulang nanti."

"Sekarang saja besok aku harus kuliah."

Hoseok pun tersenyum. "Aku akan mengantarmu. Maafkan hyung karena selalu diam dan telah menyalahkanmu."

"Gwaenchana hyung."

🌴 to be continued

Nyesek ya.

APAPUN YANG TERJADI, JANGAN MENYERAH! ADA KEJUTAN DIBALIK SEMUA INI DAN AMBIL SISI POSITIFNYA SAJA!

tell me you love me | park jiminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang