18 September

2K 189 29
                                    

[Author]

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

[Author]

"Gwaenchana ?"

Jimin terkekeh kemudian mengangguk. "Hyomi-ah, aku hanya terluka karena pecahan beling! Aku tidak berniat melakukan itu semua! Yang benar saja." Hyomi memutar bola matanya malas. Jimin pasti berbohong.

Teman-temannya masih tidak percaya apa yang Jimin lakukan kemarin. Melihatnya di kamar mandi dengan luka yang mengalir di tangannya justru memicu kepanikan teman-temannya.

Jimin masih berusaha menenangkan mereka yang masih sedikit panik kelihatannya. Sungwoon datang sambil membawa cangkir teh untuk semua teman-temannya.

"Minumlah. Ini adalah teh chamomile. Ini bisa merilekskan pikiranmu." Jimin tersenyum kemudian mengangguk. "Gomawo Sungwoonie."

"Aish.. kami ini sahabatmu Jimin. Tidak usah seperti itu. Omong-omong, kami masih akan menginap di sini. Kami akan menjagamu di sini. Uri aegy, hm?"

"Yak ! Apa maksud perkataanmu tadi!? Uri aegy !? Aku sudah besar! Tidak ada kata aegy - aegy lagi!"

Hyomi dan Sungwoon tertawa geli melihat reaksi Jimin. Keduanya mencubit pipi Jimin tapi Jimin malah menepisnya. Ia tidak suka di-bayi-kan. Ia sudah besar dan mandiri. Ia bisa semuanya sendiri.

"Arraseo, arraseo."

Sementara di dapur,

"Yak ! Shireo ! Brengsek jangan lakukan itu!"

"Brengsek katamu!? Aku memperindah makanan ini!"

"Bullshit, kau memperjeleknya!"

"Yak ! Hajima ! Kau brengsek!"

"Kau yang brengsek, idiot!"

"YAK ! HAJIMA !"

Teriakan Jimin kini menggema dan membuat kedua orang yabg tengah bertengkar itu terdiam. Mereka bisa lihat ekpresi Jimin yang nampak menyeramkan saat ini.

"Apa susahnya jika kalian melakukannya bersama dan berbagi!? Bukan bertengkar seperti anak umur 5 tahun!"

Jimin langsung pergi ke kamarnya dengan perasaan kesal. Sedangkan Sungwoon dan Hyomi mulai menyalahkan Taemin dan Jongin.

"Salahku katamu? Aku hanya memperindah makanan ini! Jongin yang membuatnya menjadi rusak!" Sahut Taemin kesal. Jongin tidak terima. Ia juga membuka suaranya untuk membela dirinya.

"Aniyo ! Tangan jelek Taemin yang memperburuknya!"

"YAK ! Sudah! Jimin sudah marah! Ia sudah kesal karena kalian!" Sahut Hyomi mencoba menenangkan keadaannya. Tapi ucapannya sepertinya malah memancing emosi mereka.

"Ia saja yang terlalu sensitif. Kami ini memang berisik bukannya?" Ucap Taemin.

"Yak ! Jimin sedang sakit! Kenapa kalian bersikap seperti ini!?"

Sementara di kamar, Jimin dapat mendengar apa yang mereka bicarakan. Ia merasa menjadi beban buat mereka. Apalagi hyung-nya. Memang pada dasarnya tidak akan pernah ada yang menyayanginya.

Semakin lama, suara itu semakin menjadi-menjadi seperti kemarahan mereka. Jimin sudah tidak tahan lagi..

BRAKK

"HENTIKAN!!!!!"

Mereka semua dapat mendengar suara teriakan Jimin dari arah kamar.

"PERGI DARI RUMAHKU! AKU INGIN ISTIRAHAT! JANGAN GANGGU AKU! KALAU AKU INI MEREPOTKAN MENGAPA KALIAN TETAP DI SINI, HAH!? KAU KIRA AKU HANYA BONEKA YANG DENGAN MUDAHNYA DIPERMAINKAN!? PERGI SEKARANG!!!"

Keempatnya terdiam dan la gsung pergi ke arah Jimin berada.

"Jimin-ah ma–"

"PERGI!!! Aku tau aku akan merepotkan kalian nantinya jadi, pergi sekarang. Aku ingin tidur. Kemasi barang-barang kalian."

Mereka semua terdiam lagi dan memilih untuk menurut saja. Jimin sudah marah besar. Mereka tidak ingin terjadi apa-apa nantinya.


































Suara aliran sungai di tengah malam seperti ini terdengar lebih damai. Jimin menyukainya. Angin malam yang berhembus menusuk kulitnya hingga membuatnya dingin.

Tangan mungilnya memegang kayu itu dengan kuat. Ia mulai memanjati pembatas tersebut. Sebelumnya, ia bernafas sejenak dulu sebelum melakukannya.

Ia mulai bergumam sebuah nada dan memejamkan matanya.

Ia siap untuk menjatuhkan dirinya.



















"YAK PABBOYA ! KAJIMA !"






















' Yoongi-hyung ? '

🌴 to be continued

APAPUN YANG TERJADI, JANGAN MENYERAH! ADA KEJUTAN DIBALIK SEMUA INI DAN AMBIL SISI POSITIFNYA SAJA!
TRUST ME!

tell me you love me | park jiminWhere stories live. Discover now