Chapter 5 (ver. novel)

269K 14.2K 586
                                    

Hari Sabtu, Fau dan Aksa jalan-jalan hingga lupa waktu. Tidak hanya ke mal, awalnya mereka hanya berniat singgah ke rumah orangtuanya Fau, tetapi akhirnya mereka malah dipaksa menginap di sana hingga pulang ke rumah saat Minggu malam. Setibanya di rumah, tidak butuh waktu lama hingga keduanya memilih untuk tidur. Pagi harinya Fau kewalahan karena benda paling penting miliknya saat ini tiba-tiba hilang.

"Aksa mana Aksa? Bi ... Aksa ke mana?!"

Fau celingak-celinguk mencari keberadaan Aksa. Pasalnya tugas kuliah yang harus diasistensi hilang. Dia sudah menyelesaikan koreksi tebal subbase course pada potongan melintang gambar rekayasa perkerasan jalan. Fau yakin asistensi kali ini langsung goal. Apalagi mata kuliah Menggambar Rekayasa sudah rolling ke Pak Jasin karena minggu ini khusus mempelajari bidang sumber daya air. Artinya batas waktu asistensi untuk bidang transportasi hanya sampai awal minggu ini. Fau ingat terakhir kali dia meletakkan tugas itu di dekat ranselnya, tetapi pagi ini sudah tidak ada. Aksa juga tidak ada di kamar. Fau curiga pria itu yang menyembunyikan tugas Fau.

"Tadi kayaknya lagi manasin mobil," kata Bi Supi.

Fau langsung berlarian keluar menemui Aksa. Benar saja, pria itu sudah berpakaian rapi dan siap untuk berangkat ke kampus.

"Tugas aku kamu sembunyiin?" tuduh Fau.

Aksa mengangkat bahu tak peduli dan segera masuk ke mobil. Fau memeriksa jok belakang, tetapi tugasnya tidak ada.

"Ih, Aksa ... tugas kuliahku di mana?" rengek Fau.

"Buruan naik nanti terlambat" kata Aksa.

"Tapi tugas kuliahku gimana?" Fau masuk ke dalam mobil, lalu duduk dengan gelisah.

Aksa tidak memedulikan kegelisahan Fau dan memilih menjalankan mobilnya dengan tenang sementara Fau terus mengoceh.

"Kamu sembunyiin, kan?" tanya Fau yang kesekian kalinya. "Tamat riwayat aku kalau nggak asistensi, loh! Kamu sembunyiin di mobil, kan? Aksa jawab, ih!"

Pertanyaan Fau tak kunjung dijawab oleh Aksa.

"Kamu yang sembunyiin? Kalau nggak jawab kita putus," tanya Fau penuh ancaman walaupun kata putus lebih mengarah kepada orang pacaran sementara mereka sudah menikah.

"Iya, aku yang sembunyiin," jawab Aksa cepat, lalu mengaku menyembunyikannya di bagasi, tepat di sebelah payung biru.

Setelah satu setengah jam mendekati kampus, dari kejauhan Aksa mulai menurunkan kecepatan mobil hingga akhirnya berhenti di tempat biasa. Fau turun dari mobil kemudian membuka bagasi belakang, lalu mengambil tugas kuliahnya yang dimasukkan di dalam drafting tube.

"Sayangku," kata Fau sambil memeluk tugas kuliahnya.

Aksa melihat gadis itu dari kaca spion sambil tersenyum ringan. Lucu.

"Nanti aku WhatsApp kalau udah mau dijemput, ya," kata Fau.

...

Hari ini adalah hari terakhir untuk asistensi gambar perkerasan jalan. Fau duduk manis di samping Nuri dan Syifa yang menunggu dosen mereka datang. Beberapa mahasiswa masih ada yang belum menyelesaikan tugasnya. Mereka sibuk dengan pensil mekanik rotring untuk membuat beberapa garis yang memiliki arti hingga membentuk suatu kesatuan bangunan. Untungnya Fau sudah menyelesaikan tugasnya untuk diasistensi, begitu juga Syifa dan Nuri.

"Beruntung banget aku bisa ngehubungin Pak Jasin. Si Bapak juga baik banget lagi di telepon," curhat Nuri yang waktu pembagian tugas baru Menggambar Rekayasa bangunan air tidak hadir. Untung saja Pak Jasin mau ditelepon dan memberi Nuri tugas tipe B.

Same Campus with WifeWhere stories live. Discover now