H ㅡ Hotel

18.6K 2.9K 134
                                    

Jeno menutup pintu apartemennya. Mendengar suara berisik serta wangi masakan dari arah dapur, membuatnya menarik nafas lalu menghembuskannya cepat.

"Kau bisa melakukannya, Jeno." Gumannya sebelum melepas sepatunya lalu berjalan kearah dapur.

Setelah seharian berputar-putar kota demi menenangkan pikiran serta meredakan amarahnya, akhirnya Jeno memutuskan pulang saat langit berubah gelap. Ia mencoba menjernikan pikirannya. Mencoba berfikir positif tentang kejadian di kafe tadi. Siapa tahu itu hanya teman istrinya. Ia tak boleh salah paham begitu mudah.

"Kukira kau akan pulang cepat karena merindukanku."

Jeno menghentikan langkahnya sebelum tersenyum kaku padanya istrinya yang sedang mengaduk sup.

"Ada operasi dadakan tadi, jadi aku tak bisa pulang lebih cepat." Bohong seratus persen.

Istrinya hanya tersenyum sebelum kembali fokus pada masakannya. Jeno mendekati istrinya, ikut berdiri di kontur dapur mengambil pisau lalu membantu istrinya memotong wortel yang masih utuh.

"Apa yang kau lakukan hari ini?"

"Tidak banyak, hanya membersihkan rumah dan berbelanja."

Lalu apa yang kau lakukan dengan laki-laki itu di cafe?!

"Kau benar-benar tak melakukan hal lain selain itu?"

Jaemin mendongak, menatap suaminya sedikit bingung.

"Iya."

Bohong! Aku melihatmu berpegangan tangan dengan laki-laki lain! Mengaku saja!

"Jen?"

"Ya?"

"Kenapa kau melihatku seperti itu?"

"Tidak, aku hanya takut kau kelelahan."

Jaemin mendekat, lalu mencium pipi Jeno sembari tersenyum lebar.

"Aw, suamiku sangat manis. Aku baik-baik saja, lagi pula aku sedang senang hari ini."

Hah! Tentu saja senang, kau bertemu selingkuhanmu dibelakangku!

Tanpa mengatakan apapun Jeno berjalan meninggalkan istrinya. Dadanya panas dan akan berbahaya jika ia lebih lama berada satu ruangan dengan Jaemin. Ia tak menjamin tak akan memukul Jaemin jika berada didekat pemuda itu lebih lama lagi.

"Mandi yang cepat, makan malam akan siap lima belas menit lagi."

Tapi tunggu dulu, Jeno tiba-tiba memiliki ide lain.

Ia bisa melampiaskan amarahnya dengan cara lain. Cara lain yang lebih dilegalkan menurut hukum. Cara lain untuk menghukum istri yang nakal. Dokter itu berbalik menatap istrinya.

"Sayang."

"Ya?"

"Bisakah aku mendapat desserts-ku terlebih dahulu?"

Dengan bingung Jaemin melihat suaminya saat mendengar permintaan itu. Melihat bagaimana suaminya itu mulai berjalan kearahnya. Melihat bagaimana tangan kuat itu perlahan mengendurkan dasinya dengan cara yang begitu mengundang.

Melihat seringaian penuh arti diwajah tampan itu. Dan detik berikutnya bibir tipis itu sudah mengklaim bibirnya.



Tbc~

Segini dulu ya guys. Maaf kalo kedepannya bakal slow update



[ piceboo & yayarara, 2019 ]

[✔️] The 4th Husband | NominTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang