ENAM

330 24 2
                                    

"AYAHH!!!" Teriak Rey dan Salsha yang kini menghambur ke pelukan Ayahnya.

"Ayah kapan sampe?" Tanya Rey, dia lebih dulu melepaskan pelukannya. Sedangkan Salsha masih memeluk Ayahnya. Salsha sepertinya rindu berat dengan Ayahnya ini. Pasalnya sudah sebulan mereka tidak bertemu. Ayahnya yang keluar negeri selama sebulan itu, mengharuskan mereka menahan rindu. Apalagi Salsha yang notabane nya lebih dekat dengan Ayahnya.

"Baru sejam yang lalu ayah mendarat diairport"

"Kok ayah ga bilang? Kan aku sama abang bisa jemput, kalo ayah bilang" Ucap Salsha seraya melepaskan pelukannya.

"Sengaja. Mau bikin surprise. Eh ternyata ayah yang dibuat surprise ngeliat kalian pelukan kaya tadi" Ucap Ayahnya, sambil mengusap kepala kedua anaknya ini. Ketiganya kini berjalan kesofa ruang tamu, dengan Salsha yang menggandeng tangan Ayahnya, dan Rey mengikuti dari belakang.

"Ngebahas apa sih tadi sampe pelukan kaya gitu? Biasanya berantem terus" Tanya Adrian, Ayahnya Salsha dan Rey.

"Bahas masalalu yah, hehe" Jawan Rey sambil nyengir.

"Ohh jadi ceritanya flashback gitu nih?"

"Emang ayah tau flashback apaan?" Tanya Salsha

"Ya taulah Salshaaa. Ayahkan udah sering keluar negri otomatis bisa bahasa inggris. Dan tau arti flashback" Malah Rey yang menjawab pertanyaan Salsha.

"Iya juga yaa" Salsha kini menggaruk tengkuknya yang tak gatal sama sekali.

"Eh bentar, Salsha mau telpon Bunda ah. Nyuruh Bunda pulang. Pasti Bunda kaget ngeliat Ayah udah pulang" Salsha kini mencari kontak Bundanya dihapenya.

"Ga usah. Bunda udah tau kok. Tadi katanya mau pulang juga" Ucap Adrian. Otomatis Salsha menghentikan jarinya yang sedang menscrall hapenya.

"Ih jadi Bunda udah tau? Kita doang yang ga dikasih tau sama Ayah?" Tanya Salsha cemberut, ngambek. Rey yang duduk disebelah kanan ayahnya hanya menatap ayahnya, menunggu penjelasan.

"Iyaa. Kan biar surprise hehe" Adrian terkekeh.

"Pak maman!!" Panggil Adrian kepada sopirnya yang kini sedang meletakkan beberapa koper bawaannya dari luar negri. Pak maman yang dipanggil kini berdiri dihadapan Adrian,

"Ya pak?"

"Tolong ambilkan koper yang warna item itu yaa. Bawa kesini"

Pak maman langsung saja mengambil koper yang dimaksud Adrian, dan menaruhnya didekat mereka. Setelah itu pak maman permisi pamit ke belakang.

"Buka gih, disana ada beberapa hadiah buat kalian berdua" Suruh Adrian kepada Salsha dan Rey. Salsha langsung menghampiri koper tersebut dan membukanya, sedangkan Rey hanya menunggu Salsha.

"Kamera?" Kening Salsha mengernyit, dan mengangkat kotak kamera tersebut.

"Rey waktu itu mau beli kamera tapi ga jadi kan?" Adrian bertanya pada Rey. Rey mengangguk. Dia lalu mengambil kamera tersebut dari tangan Salsha.

"Buat Rey yah?"

Adrian hanya mengangguk, lalu tersenyum dan membalas pelukan Rey yang sedang memeluknya.

"Makasih yahh. Rey udah cari-cari kamera kek gini dimana-mana ga ada. Udah habis katanya, gitu terus jawaban yang Rey dapet waktu mau beli kamera ini" Rey curhat kali ini.

Sementara itu, Salsha masih membuka bingkisan yang ia keluarkan dari koper tadi juga.

"Ini apa yah?" Tanya Salsha, masih ada satu pelastik hitam yang membungkus barang tersebut. Salsha menerka-nerka barang itu. Seperti kain, baju? Celana?, Salsha berfikir.

IS THIS LOVE : FRIENDZONE? (ALSHA STORY)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang