22. Terungkap 2

558 45 7
                                    

Allahumma shalli 'ala sayyidina Muhammad wa 'ala aali sayyidina Muhammad.

Bila cinta yang kau miliki, mampu mengantarmu pada satu kebaikan dalam meraih ridha Allah, maka jangan kau nodai kesuciannya. Sejatinya, cinta itu fitrah. Dan akan menjadi fitnah, jika kau tak mampu mengolahnya.

~Takdirku~

***

Semilir angin yang berembus pelan sama sekali tak mengusik pikiran Shila. Sudah terlalu lama, tapi ia masih enggan mengalihkan pandangan dari sosok yang berada dua meter dari tempatnya berdiri. Ingin berkata, tenggorokannya seperti tercekat.

"Dia siapa, Shil?" Lagi-lagi Elsa bertanya.

Seperti sebelumnya, Shila hanya bergeming tanpa menjawab tanya Elsa. Berkali-kali matanya mengerjap, memastikan kalau penglihatannya tidak salah mengenali orang.

"Teh, itu kok seperti...."

Diliriknya Reva yang berada di samping Husna. Shila menggeleng ketika raut bingung tercetak di wajah adik sepupunya. Ia juga tidak mengerti, kenapa orang itu bisa hadir di sini?

"Na? Kamu ... kenal sama ... lelaki yang sedang ikut menguburkan jenazah Nenek Khadijah?" Sebenarnya ragu, tapi Reva tetap bertanya demikian.

"Dia Bang Deri, anak dari Tante Vera, kakaknya Papa aku," jelas Husna dengan suara parau.

"Itu artinya ... dia, kakak sepupu kamu?"

Anggukan dari Husna telah mengunci seluruhnya setiap persendian Shila. Kenyataan yang baru ia ketahui membuatnya harus kehilangan kosa kata yang dimiliki. Sulit dipercaya, memang, tapi itulah kenyataannya.

Setelah ini kejutan apalagi ya?

Gak tau, tapi aku akan selalu menunggu.

Penggalan kalimat saat dirinya mengobrol dengan Fadhil kembali melintas. Ini kejutan. Ya, ternyata seseorang yang akan menjadi suaminya masih terikat darah dengan orang yang pernah ia kagumi.

Apa Fadhil tahu tentang ini? Sepertinya tidak, tentang pertunanganku saja dia tidak tahu.

"Kamu kenal sama orang yang ada di sana?"

Pertanyaan Elsa membawa pandangan Shila mengarah mpadanya. "Mmmm, dia itu ... ah, nanti deh aku ceritain sama kamu."

"Kenapa gak cerita sekarang aja?"

"Kita masih ada pemakaman, El. Gak baik kalau harus ngobrol."

Meski kesal, Elsa tetap menurut juga. Ia pun berusaha meredam rasa penasarannya, sampai proses memakamkan jenazah Nenek Khadijah selesai.

###

Selepas berdoa, seluruh pengantar mulai pergi meninggalkan gundukan tanah merah yang masih basah. Begitu pula dengan Husna, yang langsung berjalan menjauh dari area pemakaman dengan dipapah oleh Reva.

Sebelum mengikuti langkah Husna, terlebih dahulu Shila melirik Deri. Ingin menyapa, tapi malu. Tidak! Lebih tepatnya ia kesal. Sudah hampir satu bulan Deri menghilang tanpa kabar, dan sekarang, ia sudah ada di sini. Mengungkap segala rahasia yang ada di antara mereka.

Takdirku ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang