🐥Fase.20🐥

109 3 1
                                    


Kringg ...
Suara bel terdengar ketika Alana masuk ke dalam Cafe, tak mau membuang waktu, ia langsung mendekati ke perempuan yang berada di belakang komputer.

"Nay, minum yang kaya biasanya" Ucap Alana sambil memberikan beberapa uang pada wanita itu. Dalam waktu tiga menit satu cup minuman sudah ada di hadapannya.

"Makasih Na"

"Sama sama"

Alana langsung mengambil tempat di dekat jendela, itu tempat favoritnya karna ia bisa melihat orang orang yang berlalu lalang di depan Cafe.

"Eh? Ketemu lagi"

Alana menoleh saat mendengar suara Laki laki yang Familiar baginya, dan benar saja laki laki itu adalah orang yang sama yang ia tolong kemarin.

Laki laki yang belum di ketahui identitasnya itu duduk di kursi kosong sebelah Alana. "Karna waktu itu lo ngga mau gue traktir, hari ini gue traktir lo"

Alana tersenyum kecut, "Lo langganan di sini?" Tanya Alana,

"Iya"

Alana sedikit menyembunyikan tawanya saat mendengar jawaban laki laki di sampingnya.

Alana menaruh cup yang "Yakin lo langganan di sini? Apa selama lo berlangganan di sini lo selalu bayar belakangan? Bukannya di sin ..." Perkataan Alana terpotong,

"Iya gue tau di sini metodenya ada uang ada makanan. Maksud gue, kita bisa makan biar gue yang traktir. Lo baru minum kan? Belum makan? Jadi kita bisa pesen lagi"

Alana mengangguk saja, itung itung hemat uang sakunya hari ini. Yang penting ia tidak meminta,

Laki laki itu tersenyum penuh kemenangan, tak lama ia pergi, untuk memesan makanan.

Dddrrttt ...
Alana menoleh mendapati ponsel laki laki itu bergetar, layar ponsel menunjukan nama Lesya di sana.

'Aissshhh ... masa ia tuh cowo modus' Ucap Alana dalam Hatinya.

Baru Alana akan berteriak memanggil laki laki itu karena ponselnya berbunyi. Laki laki itu sudah datang, bersama dengan dua porsi makanan yang ia pesan.

"Hp lo bunyi" ucap Alana,

Laki laki itu menaikan alisnya, "tolong angkat bilang gue lagi makan di Cafe"

Sejenak Alana berpikir, tapi apa salahnya jika ia menuruti perintah laki laki di sampingnya ini.

Alana meraih ponsel berwarna silver yang berada di hadapannya, masih nama yang sama.

"Bang, lama amat angkatnya. Pegel nih tangan Lesya"

Alana tersenyum mendengar suara cempreng yang ternyata adik dari Laki laki di hadapannya.

"Ye... Abang, di ajak ngomong malah diem"

"Anu, si ..."

Alana menggantungkan kalimatnya, laki laki itu menyadarinya. Ia segera menunjukan Namanya dari tulisan yang ia buat.

"Oh iya, si Azka lagi makan di cafe"

"Bundaaaa.... bang Azka jadi cewe"

Alana terkekeh, ia makin penasaran dengan wajah sebenarnya dari Lesya. Wajah yang bisa di tebak penuh dengan keceriaan.

"Sini, biar gue ngomong. Lo makan dulu aja" Ucap laki laki bernama Azka, dengan senang hati Alana memberikan ponsel pada Azka.

Alana menatap semua makanan di hadapannya, alisnya bergelombang. Dalam benaknya mulai muncul pertanyaan pertanyaan aneh.

"Masa ia sarapan sebanyak ini, ini namanya makan siang" gumam Alana sambil menarik piringnya,

"Lho, kenapa belum di makan?"

Alana menoleh, memasang cengiran lebar yang bisa membuat orang lain tertawa.

"Azka, lo kalo sarapan sebanyak ini?" Tanya Alan,

Azka terkekeh mendengar pertanyaan Alana. Tak ingin membuat rumit, Azka langsung menunjukan jam yang ada di pergelangan tanganya.

Alana terdiam mendapati jam bukan lagi termasuk dalam kategori pagi melainkan siang. Alana pikir ia belum menghabiskan banyak waktu saat pergi keluar tadi pagi.

"Dah, ayo makan" perintah Azka,

___________________
to be continued

METAMORFOSAWhere stories live. Discover now