prolog

13 1 0
                                    

"udah? ayo."

"sekarang banget?"

renjun mengecek jam di pergelangan tangannya, "kita harus nyampe besok pagi, loh. acara pembukaan butiknya aja jam delapan pagi." kata nya, "bahkan sekarang udah jam sembilan. mau jam berapa lagi?"

"lo gak ngantuk emang?" tanya aran begitu menyadari kantung mata renjun yang terlihat samar, walaupun mempunyai maksud lain untuk mengalihkan niat renjun.

"sans elah,"

"kalo ngangguk tidur dulu aja."

renjun memutar bola matanya, "terus gue kebablasan tidur sampe besok dan kita gajadi berangkat, gitu kan maksud lo?"

"suuzon banget niat gue baik padahal!" protes aran tidak terima.

"niat baik apa. gue tau lo mager, ran. gue juga." keluh renjun, mengerti maksud aran.

"yaudah gue mager, lo mager. kita gausah aja ya?" rayu aran, sembari senyum penuh arti dan sangat terlihat menyebalkan di mata renjun.

"mulut ibu gue lebih sadis dari suara knalpot racing bopung yang suka lewat depan komplek, ran, gue gak nafsu dengerinnya." jelas renjun, menolak mentah mentah usul aran secara tersirat, "kita harus pergi."

"capek, jun," aran manyun.

"apasih, jangan alay."

aran masih tidak bergeming. berdiri di pinggir tangga seraya menenteng tas besar. ia terlalu malas untuk melangkah.

"gue hitung sampe lima." ancam renjun, "satu,"

"apaan sih lo kira gue balon diitung sampe lima?"

"dua,"

renjun mulai keluar dari rumah aran, tau begitu, aran pun jadi ikut panik. ia buru buru mengecek dapurㅡbarangkali kompor masih menyala, lalu mematikan lampu ruang tamu, ruang keluarga, dan ruang tv.

"tiga,"

"WOY SABAR KOK MAKIN CEPET SIH?!" pekik aran sembari tangannya mengunci pintu utama.

"empat,"

renjun menekan tombol unlock dari kunci mobilnya. lampu mobil renjun yang terparkir di depan rumah aran itupun berkedip dua kali.

"lima," hitung renjun final, "bagus."

aran hanya berdecih sambil berjalan menuju mobil renjun, membuka bagasi nya untuk menaruh barang-barang yang cukup untuk 2 hari ke depan.

renjun berada di belakang aran, setelah itu ia masuk ke mobil dan duduk di kursi pengemudi untuk menyalakan mesin dan memanaskan nya sebentar.

setelah selesai menaruh barang, aran menutup pintu bagasi lalu masuk ke dalam mobil renjun.

mereka berdua sudah siap, dengan seat bealt yang terpasang membentangi dada mereka masing-masing.

"udah? ada yang kelupaan gak?"

"ya mana gue tau, kan lupa?"

renjun mendengus, "susah ya ngomong sama ampas tahu."

lalu mobil pun mulai berjalan meninggalkan komplek rumah mereka perlahan.










imprévisible +hrjWhere stories live. Discover now